Dra. Wina Erwina, MA., Terpilih Sebagai Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia

[unpad.ac.id., 17/09/2012] Perkembangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi di perguruan tinggi dewasa ini terus berkembang. Namun, perkembangan tersebut melahirkan beberapa sudut pandang yang berbeda dari tiap-tiap perguruan tinggi negeri maupun swasta. Misalnya, penamaan program studi, jurusan atau departemen, fakultas yang menaungi, gelar lulusan, maupun kurikulum yang diberlakukannya. Perlu upaya untuk menyamakan visi dan misi dari tiap-tiap pendidikan tinggi dengan membentuk asosiasi bagi program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Wakil Rektor III Unpad, Dr. dr. med. Setiawan, saat membuka Seminar dan Kongres Aspika, Senin (17/09).* (Foto: Tedi Yusup)

Menurut Wakil Rektor I Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Dr. H. Engkus Kuswarno, M.S., pembentukan wadah atau asosisasi tersebut sangat berperan penting bagi perkembangan suatu program studi. Selama ini, Ilmu Perpustakaan khususnya dianggap sebagai ‘program studi yang cukup sampai diploma saja’.

“Justru dengan membentuk asosiasi, kita bisa meyakinkan bahwa kita punya akar kelimuan yang bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Prof. Engkus saat menjadi pembicara di Seminar dan Kongres Nasional “Pembentukan Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (Aspika)”, Senin (17/09), dan bertempat di Ruang Sidang Promosi Doktor, Lantai 3 Gedung Pascasarjana Kampus Unpad Bandung.

Prof. Engkus mengambil contoh, beberapa program studi lain pun mengalami nasib yang sama sebelum membentuk sebuah wadah atau asosiasi. Ilmu Komunikasi misalnya, sebelum membentuk Aspikom (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi), program studi tersebut sempat ‘terpinggirkan’ dalam artian tidak mendapat pengakuan yang optimal. Melalui pembentukan Aspikom, Ilmu Komunikasi setidaknya mendapat pengakuan resmi dari Dikti secara optimal.

“Apabila Asosiasi Ilmu Perpustakaan dan Informasi tersebut selesai dideklarasikan, tahap berikutnya ialah penyusunan, pembahasan, dan kesepakatan mengenai naskah akademik, lalu melaporkannya ke Dikti,” jelas Prof. Engkus.

Selain Prof. Engkus, seminar yang bertema “Library and Information Science: Development and Challenge” juga menghadirkan dua pembicara lain, yakni Prof. Sulistyo Basuki, Ph.D., dari Universitas Indonesia dengan judul makalah “Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Perkembangan dan Tantangannya di Indonesia”, serta Imas Maesaroh, Dra., M.Lib., dari IAIN Sunan Ampel yang mempresentasikan makalah Prof. Paul Genoni Ph.D., (Curtin University of Technology, Australia) dengan judul “Library and Information Science (LIS) Education in Australia”.

Prof. Sulistyo memaparkan, Ilmu Perpustakaan telah berkembang sejak 60 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya , banyak tantangan dan kendala yang harus dihadapi, salah satunya ialah kurikulum tiap-tiap lembaga. Sejak 2001 lalu, kurikulum di perguruan tinggi dituntut untuk mengubab sistem kurikulumnya dengan mengacu pada azas kemandirian. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menyusun program kurikulum bersama yang bersifat ‘nasional’.

“Perlu ada upaya penyusunan kurikulum ‘nasional’ khusus untuk program sarjana. Diharapkan dengan membentuk Aspika ini kurikulum tersebut dapat disusun dan dijadikan pedoman bagi perguruan tinggi,” ujar Prof. Sulistyo.

Seminar dan Kongres Nasional Aspika ini digelar oleh Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad untuk memperingati Dies Natalis ke-28 Program Studi Ilmu Perpustakaan serta bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-52 Fikom. Dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang PPM, Kerja Sama, dan Sumber Daya Manusia, Dr. dr. med. Setiawan, seminar dan kongres ini diikuti oleh delegasi dari Program Studi Ilmu Perpustakaan (D2, D3, S1, dan S2) serta lembaga perpustakaan di Indonesia.

Dalam Kongres tersebut akan dibahas beberapa pembahasan mengenai pembentukan Aspika, yakni pembahasan dan penetapan Anggaran Dasar Asosiasi, Deklarasi dan Penandatanganan Akta Pendirian Asosiasi, serta Pembentukan dan Pelantikan Pengurus. Hasil dari Kongres ini adalah dibentuknya Aspika (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia) dengan ketua Dra. Wina Erwina, MA. Wina sendiri adalah Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fikom Unpad.

Ditemui di sela-sela kegiatan, Wina yang juga sebagai Ketua Pelaksana dari seminar dan kongres nasional ini berharap pembentukan Aspika ini dapat memperkokoh keilmuan dari Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

“Diharapkan Ilmu Perpustakaan dan Informasi semakin kokoh dan jelas dipahami oleh masyarakat bahwa ini adalah ilmu yang sejajar dengan keilmuan lain dari segi powering dan bargaining,” pungkas Wina.*

Laporan oleh Arief Maulana/mar*

Share this: