Pengobatan Penyakit Kanker dari Bahan-Bahan Tradisional Perlu Dikembangkan

Suasana penyelenggaran “Bandung Biomolecular Medicine Conference 2012” di Auditorium Lantai 2 Rumah Sakit Pendidikan Unpad-RSHS, Jln. Eyckman No. 38 Bandung, Jumat (05/10). (Foto: Indra Nugraha)

[Unpad.ac.id, 05/10/2012] Penggunaan bahan-bahan yang berasal dari alam atau obat-obatan tradisional dibutuhkan sebagai salah satu komoditas nasional guna mendukung pengobatan di negeri ini. Hal tersebut juga sejalan dengan program pembangunan dan peningkatan obat generik yang dijalankan pemerintah akhir-akhir ini. Melalui bahan-bahan tradisional, secercah titik terang pengobatan penyakit kanker juga berhasil dilihat.

Suasana penyelenggaran “Bandung Biomolecular Medicine Conference 2012” di Auditorium Lantai 2 Rumah Sakit Pendidikan Unpad-RSHS, Jln. Eyckman No. 38 Bandung, Jumat (05/10). (Foto: Indra Nugraha)

“Formula antikanker yang diekstrak dari tanaman obat sebagai bahan dasar dapat diuji dan diterapkan pada uji klinis,” ujar Prof. Dr. Muhammad Nurhalim Shahib, dr., dosen Fakultas Kedokteran Unpad ketika menjadi pembicara dalam studium generale berkenaan dengan penyelenggaran “Bandung Biomolecular Medicine Conference 2012” di Auditorium Lantai 2 Rumah Sakit Pendidikan Unpad-RSHS, Jln. Eyckman No. 38 Bandung, Jumat (05/10).

Dalam kuliah umum yang mengangkat tema “New Trend in Cancer Related Infection and Their Relation to Local Resources Therapy”, Prof. Nurhalim memaparkan salah satu objek penelitiannya yang berjudul “Molecular Targeting Therapy in Oncology: Implementation of Herbal Therapy Based on Genes Expression and Strategy to Improve Translational Research”.

Kanker disebabkan oleh kelainan dalam siklus sel yang terdapat dalam tubuh manusia, dimana hal tersebut diatur oleh sebagian besar spesifik protein dan lebih jauh lagi oleh spesifik gen. Pengembangan terapi kanker di Indonesia yang bersumber dari bahan-bahan alam belum mengarah pada uji klinis. Hal ini yang menyebabkan  pengobatan kanker di negeri ini masih tergantung dari bahan-bahan impor dari luar negeri.

Hambatan lainnya yang dialami dalam pengembangan pengobatan kanker di Indonesia adalah kakunya strategi menggunakan bioaktif dari produk-produk alam dalam pengobatan modern yang hanya didasarkan pada molekul-molekul aktifnya saja. Sehingga hal tersebut sangat memakan waktu dan dana yang sangat banyak untuk hasil yang optimal.

Pengobatan penyakit kanker juga semestinya tidak terfokus pada satu jenis senyawa aktif saja. Oleh karena itu, diperlukan berbagai macam kombinasi terapi guna mengurangi hingga menghilangkan sel-sel kanker.

Dalam studinya, Prof. Nurhalim juga mencoba mengkombinasikan semacam formula dari bahan alam yang terdiri atas Phyllanthus niruri (meniran), Pandanus conoideus (buah merah), dan Vitis vinifera (anggur). Kombinasi tersebut efektif dalam memperbaiki sel mati kanker yang memiliki efek terhadap sel normal tubuh.

“Kombinasi tersebut dibuat agar dapat memiliki kemampuan yang efektif terhadap sel mati dalam kanker, termasuk sistem kekebalan tubuh, untuk menghindari kambuh dan resistensi terhadap obat,” tuturnya.

Selain Prof. Nurhalim, dalam studium generale tersebut tampil pula sebagai pembicara Prof. Dr. Ridad Agoes, dr., MPH., DAPE. Dalam kuliahnya, ia sempat menjelaskan makalah yang berjudul “Public Health Approach of Genomic Study in Cancer Control and Traditional Medicine”.

“Bandung Biomolecular Medicine Conference 2012” yang digelar berkenaan dengan Dies Natalis ke-55 (Lustrum XI) FK Unpad ini akan menghadirkan juga para pembicara internasional hingga esok (06/10). Pembicara kunci lain dalam konferensi internasional ini diantaranya adalah Prof. Peter Temple-Smith (Monash University, Australia), Prof. Hirokazu Hirai (Gunma University, Jepang), Prof. Takashi Matozaki (Kobe University, Japan), Mark Daniels, BA. (Bionoetikos Ltd, Hongkong), Prof. Ate G.J van der Zee (State University of Groningen, The Netherlands), Dr. Wing-Kin Sung (NUS, GIS, Singapore), dan lainnya.*

Laporan oleh: Indra Nugraha/mar

Share this: