Simulasi dan Eksperimen Harus Berjalan Beriringan dalam Sebuah Penelitian

Suasana Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir 2012 di PSBJ FIB Unpad, Rabu (10/10). (Foto: Arief Maulana)

[Unpad.ac.id, 10/10/2012] Pemodelan dan simulasi komputer telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas penelitian dan pengembangan modern. Namun, seringkali masih ditemui anasir yang sering mempertentangkan bahkan mengambil posisi yang lebih baik antara simulasi dengan eksperimen dalam hal penelitian. Padahal, sejatinya antara simulasi dan eksperimen harus berjalan beriringan di dalam sebuah penelitian.

Suasana Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir 2012 di PSBJ FIB Unpad, Rabu (10/10). (Foto: Arief Maulana)

Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Kepala Bidang Penelitian Dasar dan Terapan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Dr. Anhar Riza Antariksawan saat memberikan sambutan di Kegiatan “Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir 2012” di Aula Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ) FIB Unpad Jatinangor, Rabu (10/09) . Menurutnya, pemodelan dan simulasi komputer tentu membutuhkan studi eksperimental di laboratorium.

“Kita tahu, validasi model, validasi simulasi komputer tidak bisa dilakukan tanpa ada simulasi eksperimental di laboratorium,” tegas Dr. Anhar.

Namun, diakuinya, penelitian eksperimental seringkali juga punya keterbatasan. Tidak semua kondisi bisa disimulasikan secara eksperimental di laboratorium. Apalagi jika menyangkut hal-hal di luar kemampuan fasilitas dan memiliki risiko bahaya yang tinggi. Oleh karena itu, pemodelan dan simulasi komputer menjadi penting digunakan untuk membuat desain penelitian eksperimental yang bagus atau untuk mengekstrapolasi dari hasil-hasil penelitian dan pengembangan (litbang) yang mungkin belum bisa mencapai kondisi yang ada di lapangan.

“Oleh karena itu, keduanya harus dikembangkan untuk menghasilkan output litbang yang terbaik,” ujar Dr. Anhar.

Dalam sudut pandang industri, komputasi, pemodelan, dan simulasi komputer pun memiliki peranan penting baik dari segi desain hingga konstruksi suatu mesin atau infrastruktur. Di sisi lain, penguasaan keahlian dan penciptaan berbagai program komputasi dan simulasi komputer juga semakin penting karena akan menjadi produk teknologi yang akan mampu berkontribusi dalam peningkatan ekonomi negara sebagai salah satu bagian dari industri kreatif. Selayaknya, menurut Dr. Anhar, apabila pendorongan pengembangan program komputasi dan simulasi komputer diseriuskan, maka tingkat ekonomi dari industri kreatif di Indonesia akan semakin meningkat pula.

Lokakarya tahunan ini digelar atas kerja sama antara Batan dengan Departemen Fisika FMIPA Unpad. Ada tiga pembicara tamu dalam kegiatan Lokakarya ini yakni, Dr. Irwan Ary Dharmawan, Prof. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, dan Prof. Dr. Ir. Bambang Teguh Prasetyo. Peserta lokakarya sendiri berasal dari civitas akademika Unpad, perwakilan mahasiswa dari universitas lain seperti ITB, Universitas Pakuan, dan Unisma Bekasi, serta peserta dari Batan. Sementara untuk penyaji makalah, ada 34 penyaji makalah yang akan mempresentasikan makalahnya.

Dr. Anhar sendiri berharap, lokakarya ini dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan serta tukar menukar informasi di kalangan peminat komputasi, pemodelan dan simulasi, sehingga ke depannya dapat mendorong tumbuhnya minat untuk mendalami komputasi, modelling serta Tekonologi Informasi.

Sementara itu, Wakil Rektor III Unpad, Dr. med. Setiawan, dr., Unpad sangat mengapresiasi lokakarya ini sebagai wujud dari Memorandum of Understanding (MoU) antara Unpad dengan Batan dalam berbagai aspek kegiatan pengembangan penelitian. Ia pun berharap bahwa lokakarya ini dapat memberikan wawasan baru mengenai komputasi dan simulasi komputer.

“Saya berharap bahwa nanti tidak hanya sebagai satu wawasan, namun output dari lokakarya ini bisa menghasilkan satu proposal bersama agar tercipta roadmap penelitian yang jelas,” kata Dr. Setiawan.*

Laporan oleh: Arief Maulana/mar

Share this: