Kampus Berperan Penting dalam Tingkatkan Partisipasi Masyarakat Mengikuti Pemilu 2014

[Unpad.ac.id, 29/11/2012] Demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis, maka penting kiranya membangun kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan Umum (Pemilu). Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu  tersebut sejatinya tidak dapat dibebankan hanya pada penyelenggara Pemilu saja, namun para stakeholder Pemilu, termasuk di dalamnya semua kalangan yang ada di dalam kampus.

Logo Unpad *

“Kampus menjadi bagian penting, elemen penting untuk melakukan aktivitas-aktivitas pemilihan umum, sehingga partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum itu sendiri dapat lebih ditingkatkan,” ujar Dr. Ferry Kurnia Rizkiyansyah, S.Ip., M.Si., Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia dalam acara “KPU Goes to Campus, Seminar Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Umum” yang digagas oleh KPU di Aula Moestopo, kampus Fikom Unpad, Jatinangor, Kamis (29/11).

Partisipasi masyarakat dalam Pemilu merupakan salah satu wujud pelibatan masyarakat dalam proses berpolitik dan bernegara. Dari setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1971 hingga terakhir pada tahun 2009 kemarin, ditemukan fakta bahwa tingkat partisipasi masyarakat menunjukkan tren yang terus menurun.

Hal yang paling mencolok terlihat pada penyelenggaraan pemilu di tahun 2009 dimana dari 171.265.442 total Daftar Pemilih Tetap yang berhasil  dihimpun, hanya 121.588.366 pemilih atau sekitar 70,99% saja yang menggunakan haknya. Sementara itu, sekitar 49.677.076 pemilih atau sekitar 29,01% tidak menggunakan haknya atau dikenal dengan istilah golput (golongan putih).

Keengganan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pesta politik tersebut menurutnya didasarakan atas beberapa faktor seperti tingkat kepercayaan terhadap penyelenggaraan serta peserta Pemilu itu sendiri, kejenuhan masyarakat terhadap Pemilu, kekecewaan pemilih atas pilihannya terdahulu, peran partai politik yang masih kurang, serta figur calon atau kandidat pilihan masyarakat. Selain beberapa faktor tersebut, hal lainnya yang memengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu itu sendiri karena partisipasi merupakan hak bukan kewajiban yang harus dipenuhi sebagai warga negara.

Berkenaan dengan tingkat partisipasi yang semakin menurun tersebut, Ferry juga kembali mengingatkan pentingnya peran civitas akademika dalam meningkatkan kepedulian masyarakat dalam Pemilu. Civitas akademika sebagai kalangan terdidik dan sebagai agen perubahan harus mampu menemukan strategi solutif, cerdas dan tepat agar mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan penyelenggaraan pemilu. Ia juga mengajak seluruh mahasiswa agar dapat berperan aktif menyukseskan Pemilu yang akan digelar pada tanggal 9 April 2014 mendatang.

“Partisipasi masyarakat itu dapat ditumbuhkan oleh kita semua serta bagaimana kampus dan mahasiswa berperan sebagai agent of change.  Kita semua harus menjadi garda terdepan dalam menyongsong Pemilu 2014 yang lebih berkualitas,” tuturnya.

Selain Ferry, dalam kesempatan tersebut juga hadir Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unpad, Drs. Affan Sulaiman, M.A. Menurutnya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat tersebut, harus dibangun kesadaran dalam diri masyarakat itu sendiri bahwa dirinya merupakan bagian dari Pemilu. “Jangan sampai rakyat hanya disuruh datang ke tempat pemungutan suara saja, tapi turut juga berpartisipasi,” tegasnya. *

Laporan oleh: Indra Nugraha/mar

Share this: