Para Pesilat Cilik Berlaga di Pesta Kesenian Rakyat Padjadjaran

Salah satu peserta Pasanggiri Pencak Silat dalam gelaran Pesta Kesenian Rakyat Padjadjaran (PKRP), Sabtu (3/11). (Foto: Tedi Yusup)

[Unpad.ac.id, 03/11/2012] Rampak kendang penca riuh terdengar di Aula Grha Sanusi Hardjadinata Kampus Unpad, Jln. Diapti Ukur No.35 Bandung, Sabtu (03/11). Alunan tarompet (terompet khas Sunda)  mengiringi alunan kendang penca. Sementara itu, para pendekar cilik berbaju pangsi dengan ikat kepala Sunda model Jawara tengah mempertontokan seni pencak silat khas Sunda dengan jurus dan alirannya masing-masing.  Di pinggir arena, para juri pun siap mengawasi setiap tendangan, pukulan, dan  kuda-kuda dari tiap-tiap pendekar cilik yang berlaga di arena tersebut.

Salah satu peserta Pasanggiri Pencak Silat dalam gelaran Pesta Kesenian Rakyat Padjadjaran (PKRP), Sabtu (3/11). (Foto: Tedi Yusup)

Para pendekar cilik itu merupakan siswa-siswi sekolah dasar yang mengikuti Pasanggiri Pencak Silat dalam Gelaran Pesta Kesenian Rakyat Padjadjaran (PKRP). Sekitar 100 peserta dari 27 SD se-Kota Bandung mengikuti pasanggiri ini. Usia mereka berkisar antara 6 sampai 13 tahun. Uniknya, bukan hanya peserta putra saja yang mengikuti lomba ini, peserta putri pun ikut menjadi bagian dari perlombaan yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) LIngkung Seni Sunda (LIses) Unpad.

Menurut Deri Darusman, Ketua Pelaksana dari kegiatan PKRP, Pasanggiri Pencak Silat diadakan sebagai apresiasi Lises di dalam melestarikan Seni Tardisional Pencak Silat yang keberadaannya telah mendunia. Sasaran peserta yang dikhususkan untuk anak usia 6 sampai 13 tahun ini diharapkan dapat memunculkan pesilat-pesilat muda baru yang mampu meregenerasikan seni tradisional Sunda ini.

“Kami memfasilitasi adik-adik dari SD untuk bisa berlomba menampilkan kemampuan silatnya agar diharapkan mereka bisa menjadi pesilat-pesilat yang hebat dan handal. Ke depan, kami pun mengadakan lomba serupa untuk peserta SMP dan SMA,” jelasnya.

Senada dengan Deni, Sekretaris Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Jawa Barat, Drs. H. Prijatna Danusubrata mengatakan bahwa pasanggiri semacam ini juga merupakan wadah bagi mereka untuk mengembangkan seni bela dirinya. Apalagi, Jawa Barat sebagai kiblat dari seni pencak silat di Indonesia sudah seharusnya terus melahirkan pesilat-pesilat baru yang mampu mengangkat seni ini selalu menjadi kebanggaan masyarakat Sunda.

“Tadi saya sudah lihat penampilan para peserta dan responsnya sangat bagus. Kelihatan anak-anak sangat bergairah sekali karena merasa tersalurkan bakat seninya, dan diharapkan dapat berlanjut setiap tahun,” ujar Prijatna ketika ditemui di sela-sela acara.

Pasanggiri Pendak Silat ini terdiri dari beberapa kategori, yakni Tunggal Putra dan Putri, Ganda Putra dan Putri, serta regu dengan juri yang didatangkan dari IPSI Jabar. Selain pasanggiri, PKRP yang digelar untuk memperingati Lustrum ke-6 UKM Lises Unpad ini juga menampilkan beberapa Pagelaran Seni Sunda, diantaranya Kacapi suling LSSITB, Angklung SMAN1 Bandung, Musik 2 warna Garnida STKS, Arumba cilik Saung Angklung Udjo, Borangan (Ngabodor Nyorangan, Stand Up Comedy ala Sunda) oleh Taufik Faturohman,  Penampilan UKM Lises Unpad, Penampilan dari Inonk, penyanyi pop Sunda, serta Grup Simpang 5 yang akan berlangsung hingga tengah malam nanti.

Salah satu peserta Pasanggiri yang ditemui, Nizar Fadillah dari SD Pabaki 6 Bandung mengaku telah lama belajar Pencak Silat. Siswa Kelas 2 ini mengaku bercita-cita ingin menjadi pesilat yang tangguh dan hebat. Hal tersebut juga diakui oleh ibunda Nizar, Siti Saripah, bahwa belajar Pencak Silat merupakan keinginan Nizar sendiri. “Ada 1 tahun Nizar belajar Pencak Silat. Itu keinginan dia sendiri, mudah-mudahan Nizar menjadi pesilat yang hebat,” harapnya.*

Laporan oleh Arief Maulana/mar

Share this: