Haleuang Kuliner Sunda Sukses Angkat Kuliner Sunda Melalui Lagu

[Unpad.ac.id, 25/05/2013] Empat buah panggung kecil saling berhadapan di sisi kiri dan kanan Grha Sanusi Hardjadinata Unpad. Sementara, sebuah panggung besar dan kursi penonton lengkap dengan meja makan panjang terletak berjajar di tengah. Bak warung penjaja makanan, tiap-tiap panggung menyajikan dua jenis kuliner khas Sunda yang siap dinikmati untuk penonton pertunjukan.

[nggallery id=57]
Foto-foto oleh: Tedi Yusup (Humas Unpad)

Adapun jenis kuliner yang dipamerkan cukup beragam. Mulai dari Peuyeum Bandung, Tauco Cianjur, Wajit Cililin, Tahu Sumedang, Tahu Cibuntu, Borondong Garing, Colenak, Galendo, dan Surabi. Tepat ketika pertunjukan dimulai, makanan pun dibagikan dengan cara yang unik, yakni dibagikan pada saat penyanyi menyanyikan tembang tentang tiap-tiap jenis kuliner tersebut.

Ketika masing-masing pelantun tembang bernyanyi, mojang-mojang berkebaya putih pun bergerilya memberikan kuliner ke penonton. Dengan membawa nyiru di tangan, penonton pun antusias menerima dan menikmati sajian kuliner Sunda tersebut secara gratis. “Banyak sekali dibagi makanannya. Belum habis sudah datang lagi,” ujar salah satu penonton.

Pertunjukan tersebut merupakan Gelaran Pidangan Seni Budaya Rumawat Padjadjaran ke-59 bertajuk “Haleuang Kuliner Sunda”, Jumat (25/04). Selama ini kuliner merupakan salah satu ikon Kesundaan yang banyak digemari orang, bahkan hingga luar Jawa Barat. Selain itu, kuliner Sunda pun nyatanya menjadi inspirasi bagi banyak seniman untuk menggubahnya menjadi lagu. Bahkan, Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, pun ikut menggubah tembang Sunda berjudul “Kuliner Sunda” sebagai lagu pembuka pertunjukan.

Haleuang Kuliner Sunda  menampilkan 9 tembang Sunda dari nama-nama kuliner di atas dengan penyanyi Bungsu Bandung, Hendi Restu, Novi Aksiranti, Sony Riya Windya, Grup Band Jafunisun, serta iringan penyanyi latar dari SMKN 10 Bandung. Begitu satu penyanyi menyanyikan lagu yang mengangkat salah satu kuliner, mojang-mojang pun sigap membagikan makanan yang serupa dengan lagu yang dinyanyikan.

Salah satu penyanyi, Mamah Bungsu Bandung, mengapresiasi pertunjukan tersebut. Penyanyi yang sukses membawakan tembang “Surabi Haneut” secara lincah dan atraktif ini mengungkapkan, pada dasarnya lagu-lagu tersebut turut pula menaikkan popularitas dari kuliner yang diangkat.

“Inilah salah satu metode yang digunakan seniman dalam hal mengenalkan kuliner Sunda ke khalayak,” ujar Mamah.

Pertunjukan pun sukses diapresiasi oleh semua penonton. Bukan hanya penonton lokal, penonton asing pun antusias menikmati nyanyian sambil makan kuliner yang dibagikan oleh para mojang. Penonton asing tersebut diantaranya adalah mahasiswa asing yang berkuliah di Unpad serta tamu dari Michigan State University yang tengah melakukan kunjungan ke Unpad.

Florian Boutrit, mahasiswa asal Perancis yang sedang belajar Bahasa Sunda di FIB Unpad memberikan pendapatnya. “Acaranya sangat bagus, kita bisa mendengarkan penyanyi sambil menikmati makanan Sunda. Saya juga suka makanan Sunda, rasanya manis-manis,” ujar Florian.*

Laporan oleh Maulana / eh *

Share this: