Mahasiswa dan Alumni Unpad Jangan Jadi “Menara Gading”

Rektor Unpad saat menyampaikan pidato pada Wisuda Gelombang III Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Kampus Unpad Bandung, Selasa (7/05). (Foto: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 7/05/2013] Bukan hanya universitas yang tidak boleh menjadi “menara gading”, tetapi para mahasiswa dan lulusannya pun harus melebur di dalam kehidupan masyarakat. Dengan melebur di dalam kehidupan masyarakat, degup jantung kehidupan masyarakat akan terasa sehingga menjadi tolok ukur berjuang bersama dan mencapai tujuan kemerdekaan.

Rektor Unpad saat menyampaikan pidato pada Wisuda Gelombang III Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Kampus Unpad Bandung, Selasa (7/05). (Foto: Tedi Yusup)*

Demikian dikatakan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, dalam sambutannya pada Wisuda Gelombang III Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Kampus Unpad Bandung, Selasa (7/05). Pelaksanaan wisuda sendiri dilaksanakan dalam 4 sesi pada 7-8 Mei 2013. Pada wisuda kali ini, Unpad melantik 2.040 lulusannya dari berbagai jenjang studi, mulai dari diploma, sarjana, profesi, spesialis, magister, dan doktor.

“Keterpaduan dengan masyarakat seperti itu ada dalam semangat Kodam III Siliwangi melalui slogan Siliwangi adalah Masyarakat Jawa Barat dan Masyarakat Jawa Barat adalah Siliwangi. Ini menunjukkan hubungan yang tidak dapat dipisahkan di antara keduanya,” ujar Rektor Unpad.

Pada bulan Mei, ada 3 momentum penting yang diperingati, yaitu Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati pada  20 Mei, serta hari lahir Kodam III Siliwangi yang juga diperingati pada 20 Mei. Ketiga hari bersejarah itu memiliki makna penting dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia.

“Sejarah mencatat, bahwa untuk mencapai kemerdekaan, berbagai macam pengorbanan telah diberikan. Sebuat etos perjuangan yang harus terus menerus dikobarkan oleh seluruh anggota masyarakat, terutama orang-orang terdidik seperti pada wisudawan,” ujar Rektor Unpad.

Seiring perkembangan zaman, lanjut Rektor Unpad, kompleksitas dan tantangan terus berkembang. Oleh karena itu, ada tuntutan untuk terus menerus berikhtiar dan bersungguh-sungguh dalam menangani permasalahan bangsa dan negara ini.

“Ingatlah, dibanding anggota masyarakat yang lain, tugas kita lebih berat karena kita mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, yang notabene sebagian besar biayanya diperoleh dari masyarakat melalui pemerintah,” ujar Rektor.

Ijazah
Sementara Kepala Biro Administrasi Akademik Unpad, Dr. H. Isis Ikhwansyah, S.H., M.H., CN., mengatakan bahwa seluruh wisudawan bisa mengambil ijazah di fakultas masing-masing usai mengikuti upacara wisuda.

“Bila pada wisuda-wisuda sebelumnya, meski kita berupaya menyiapkan ijazah tepat waktu setelah wisuda namun tidak semua fakultas bisa melakukannya, kini semua fakultas siap memberikan ijazah langsung setelah wisuda. Silakan datang ke fakultas masing-masing, ijazah wisudawan dipastikan sudah tersedia dan bisa diambil,” ujar  Dr. Isis yang ditemui usai upacara Wisuda Gelombang III Unpad Sesi I, Selasa (7/05).

Sebenarnya, lanjut Isis, bisa saja ijazah diserahkan dalam map yang diterima wisudawan saat upacara wisuda. Namun mengingat euforia kegembiraan wisudawan dan kerumunan orang saat wisuda, dikhawatirkan ijazah mudah hilang atau rusak. Untuk itu, ijazah tetap harus diambil oleh wisudawan di fakultas masing-masing.

“Setiap peserta wisuda pasti telah melengkapi berbagai persyaratan yang ditetapkan, seperti revisi skripsi dan menggunggah karya ilmiah. Jadi, setiap wisudawan bisa dipastikan boleh mengambil ijazahnya langsung setelah wisuda di fakultas masing-masing,”tegas Dr. Isis lagi.

[nggallery id=47]

Data wisudawan yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi:
Program Doktor:
1. Wahda dari Program Studi Ilmu Ekonomi, IPK 4,0 – Cumlaude
2. O. Irene Edwina dari Program Studi Ilmu Psikologi, IPK 4,0 – Cumlaude

Program Magister:
1. Srihesty Manan dari Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar, IPK 4,0 – Dengan Pujian
2. Yani Suryani dari Program Studi Ilmu Sastra, IPK 4,0 – Dengan Pujian
3. Hanum Wulandari dari Program Studi Ilmu Sastra, IPK 4,0 – dengan Pujian

Program Spesialis:
1. Hendri Hartman dari Program Studi Ilmu Kesehatan Gigi Anak, IPK 3,91 – Dengan Pujian

Program Profesi:
1. Priscilla Daniego Pahlawan dari Program Studi Profesi Kedokteran Gigi, IPK 4,0 – Dengan Pujian
2. Agus Kusnandar dari Program Studi Profesi Ners, IPK 4,0 – Dengan Pujian
3. Ine Martini dari Program Studi Profesi Ners, IPK 4,0 – Dengan Pujian

Program Sarjana:
1. Sari Suryanah dari Program Studi Ilmu Peternakan, IPK 3,99 – Dengan Pujian

Wisudawan yang lulus dengan waktu tercepat:
Program Sarjana:
1. Juliarti Donda Verawaty (Matematika, masa studi 3 tahun 5 bulan)
2. Risna Wulan Tini (Matematika, masa studi 3 tahun 5 bulan)
3. Bayu Ar-Rab’Ul Chali (Matematika, masa studi 3 tahun 5 bulan)
4. Fujika Novinta Sembiring (Matematika, masa studi 3 tahun 5 bulan)
5. Rini Laelasari (Ilmu Peternakan, masa studi 3 tahun 5 bulan)

Wisudawan lulusan termuda:
1. Yoseph Marlin dari Program Studi Pendidikan Dokter pada usia 19 tahun 11 bulan

Wisudawan lulusan tertua:
Program Doktor:
1. Abdul Madjid dari Program Studi Ilmu Sosiologi pada usia 69 tahun 4 bulan

Program Magister:
1. Iswandoro Poerwidinoto dari Program Studi Kenotariatan pada usia 66 tahun 10 bulan

Laporan oleh: Erman / am*

 

Share this: