Mahatva Faperta Unpad Akan Lakukan Ekspedisi Seram Safir Indonesia di Taman Nasional Manusela Kep. Maluku

[Unpad.ac.id, 24/06/2013] Perhimpunan Mahasiswa Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (PMPR & PG) Mahatva Faperta Unpad akan melakukan Ekspedisi Seram Safir Indonesia pada 11 hingga 25 Agustus mendatang. Sebanyak 10-15 orang anggota PMPR & PG Mahatva menjadi anggota ekspedisi tersebut.

Perwakilan anggota Mahatva Faperta Unpad yang akan melakukan ekspedisi Seram Safir Indonesia di Taman Nasional Manusela Kepulauan Maluku (Foto: Tedi Yusup)*

Khanif Alfian Irwanto, ketua ekspedisi mengungkapkan, ekspedisi kali ini akan menelusuri Taman Nasional Manusela, termasuk di dalamnya ada Gunung Binaya, di Pulau Seram, Kepulauan Maluku. Dipilihnya Taman Nasional tersebut didasarkan pada karakteristik lokasi yang sudah mewakili wilayah Indonesia Timur.

“Awalnya kami mau menjelajahi Papua, tapi setelah kita searching, ternyata Taman Nasional Manusela sudah mewakili 3 tipe vegetasi Indonesia Timur, dari mulai ketinggian 0 m sampai 3.055 meter,” ujar Khanif saat ditemui di ruang UPT Humas Unpad Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Jumat (21/06).

Selain itu, Taman Nasional tersebut memiliki keunikan vegetasi endemik, khususnya pada bidang flora, seperti Anggrek Manusela dan Pakis Binaya yang ada di ketinggian Gunung Binaya. Sebagai mahasiswa Pertanian, dua flora endemik tersebut menarik perhatian para tim ekspedisi untuk meneliti lebih lanjut.

“Selain meneliti mengenai tanaman endemik, kita juga akan mengobservasi kondisi sosial budaya di sana, yaitu kehidupan masyarakat suku Alifuru. Suku unik yang tinggal di kaki Gunung Binaya,” ungkap Khanif.

Bagi Khanif, Taman Nasional Manusela sendiri belum banyak dikenal oleh publik, bahkan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Dari beberapa observasi yang dilakukan oleh tim, kebanyakan penelitian dan publikasi tentang Taman Nasional seluas 189.000 hektar lebih banyak dilakukan oleh pihak asing.

“Pihak asing saja sudah respect akan keunikan Taman Nasional ini. Namun, nyatanya di Indonesia keberadaan Taman Nasional tersebut tidak banyak dikenal orang, apalagi dalam bidang penelitian,” kata Khanif.

“Oleh karena itu, melalui ekspedisi ini kami ingin Taman Nasional ini semakin banyak dikenal orang, dan Unpad menjadi kampus pertama yang melakukan ekspedisi penelitian ke sana,” imbuh Okky Cahya Utama, ketua Dewan Pengurus PMPR & PG Mahatva.

Perspektif itulah yang menjadikan nama ekspedisi ini bernama Ekspedisi Seram Safir. Safir, sebuah batu permata yang indah, menjadi metafor dari keindahan Pulau Seram. “Pulau Seram itu batu safirnya Indonesia, sebuah keindahan yang memiliki banyak potensi ekonomi, budaya, dan penelitian ilmiah,” kata Khanif.

Baik Khanif, Okky, dan rombongan tim ekspedisi lainnya, ekspedisi ini diharapkan bukan sekadar menjadi ekspedisi biasa, namun ada upaya untuk menjaga keindahan Safir Indonesia tersebut. “Kami pun Insya Allah akan menggelar seminar untuk memublikasikan hasil dari penelitian ekspedisi kami kepada publik,” kata Khanif.

Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, tim pun akan melakukan upacara pengibaran bendera di Puncak Gunung Binaya. Selamat menjelajah, kawan!*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *        

Share this: