Unpad dan 11 Instansi Bentuk Konsorsium Pengembangan Domba Padjadjaran

Perwakilan Unpad dan 11 instansi yang terlibat di Konsorsium Pengembangan Domba Padjadjaran di Jawa Barat (Foto: Arief Maulana)*

[Unpad.ac.id, 27/06/2013] Unpad melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Konsorsium Pengembangan Domba Padjadjaran di Jawa Barat dengan 11 instansi dan lembaga akademik di Jawa Barat pada Rabu (26/06) di Ruang Executive Lounge, Gedung Rektorat Unpad Kampus Bandung.

Perwakilan Unpad dan 11 instansi yang terlibat di Konsorsium Pengembangan Domba Padjadjaran di Jawa Barat (Foto: Arief Maulana)*

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Wakil Rektor III Unpad, Dr.med. Setiawan, dr., dengan 11 instansi, yaitu Kementrian Riset dan Teknologi RI, Dinas Peternakan Provinsi Jabar, Universitas Islam Nusantara, Universitas Islam Bandung, Universitas Jenderal Achmad Yani, Universitas Langlangbuana, Universitas Majalengka, Universitas Subang, Universitas Muhammadiyah Cirebon, PTPN VIII Sukawana Subang, dan PT. Agro Surya Perkasa.

Tujuan dari konsorsium ini adalah menginvensi Domba Padjadjaran sebagai komoditas bibit domba  unggul untuk mengembangkan usaha peternakan domba di Jabar pada khususnya. Hal ini pun menjadi roadmap bagi tim pengembangan Domba Padjadjaran yang dimotori oleh Prof. Sri Bandiati Komar, yaitu tersedianya Bibit Domba Padjadjaran yang layak ekspor, berkualitas tinggi, dan rendah kolesterol.

Permasalahan yang terjadi, kontribusi daging domba dalam memenuhi permintaan daging di Jabar terbilang rendah. Hampir 80% ternak domba di Jabar berada di tangan peternakan rakyat, yang selain sumber daging, hanya dijadikan ternak tabungan dan sumber pupuk. Untuk itu, pengembangan peternakan domba pun akan menuntut ketersediaan bibit yang baik, salah satunya ialah rumpun Domba Padjadjaran.

Permasalahan lainnya adalah belum mencukupinya ketersediaan ternak bibit yang teruji dan memenuhi persyaratan sebagai domba pedaging. Data dari Dirjen Peternakan misalnya, pada tahun 2010 Jabar merupakan daerah dengan produksi daging domba tertinggi di Indonesia.

“Produksi daging domba di Jabar adalah tertinggi di Indonesia, yakni 27.258 ton. Namun, kebutuhan konsumsi di Jawa Barat sendiri mencapai 344.267 ton pada tahun yang sama,” ujar Sekretaris Kemristek RI, Ir. Hari Purwanto, M.Sc., DIC., di sela penandatangan Konsosrsium.

Lebih lanjut Hari mengungkapkan, Konsorsium Pengembangan Domba Padjadjaran diharapkan mampu mendorong peningkatan kualitas domba di Jawa Barat berpotensi menjadi produk lokal bernilai jual tinggi dan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi.

“Saya kira masing-masing pihak mampu berkontribusi dalam konsorsium ini, agar pengembangannya mampu mengatasi masalah yang dihadapi peternak domba khususnya di Jabar, mulai dari hulu hingga hilir,” ujarnya.

Dr. Setiawan pun dalam sambutannya mengungkapkan, kerja sama pengembangan Domba Padjadjaran ini penting dilakukan untuk mengatasi beragam permasalahan yang terjadi seputar ternak domba di Jawa Barat. Oleh karena itu, masing-masing pihak yang bekerja sama mampu mengoptimalkan pengembangan Domba Padjadjaran dengan mewakilkan beberapa penelitinya untuk berkontribusi di dalam konsorsium tersebut.

“Saya pikir komitmen dari setiap pihak telah ada, tinggal teknisnya adalah komunikasi masing-masing peneliti dengan pemerintah dalam hal pengembangan Domba Padjadjaran ini,” ujarnya.

Selain penandatangan MoU, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan presentasi mengenai pengembangan Domba Padjadjaran oleh Prof. Sri Bandiati Komar.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Share this: