Bioteknologi Punya Peran Penting bagi Pengembangan Industri Nasional

Para narasumber pada Seminar Nasional Biologi FMIPA Unpad bertema "Biologi untuk Kesejahteraan Manusia dan Lingkungan" yang diselenggarakan di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Selasa (22/10) kemarin. (Foto oleh: Artanti Hendriyana)*

[Unpad.ac.id, 23/10/2013] Pertumbuhan sektor industri terus mengalami peningkatan, dimana sampai dengan triwulan I tahun 2013 pertumbuhan sektor industri mencapai 6,69 %. Namun kondisi pertumbuhan industri yang cukup baik, belum dapat menjadi jaminan bahwa industri masih mampu bersaing di masa yang akan datang. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh industri nasional saat ini dapat menyebabkan daya saing produk yang dihasilkan menjadi lemah, seperti teknologi yang ramah energi dan menipisnya ketersediaan energi tidak terbarukan.

Para narasumber pada Seminar Nasional Biologi FMIPA Unpad bertema “Biologi untuk Kesejahteraan Manusia dan Lingkungan” yang diselenggarakan di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Selasa (22/10) kemarin. (Foto oleh: Artanti Hendriyana)*

“Langkah penting yang harus dilakukan adalah dengan mengembangkan industri hijau, yaitu industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyeleraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat,” tutur Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian RI, Ir. Arryanto Sagala saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran. Acara bertema “Biologi untuk Kesejahteraan Manusia dan Lingkungan” ini diselenggarakan di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Selasa (22/10).

Lebih lanjut Arryanto menuturkan beberapa contoh pemanfaatan bioteknologi di sektor industri. Pada industri pulp dan kertas misalnya, yang telah menggunakan enzim untuk mengoptimalkan proses produksinya dan mengurangi pemakaian bahan kimia. Sementara itu pada industri tekstil, salah satu contoh pemanfaatan bioteknologi adalah penggunaan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan. Pewarna alami merupakan salah satu solusi untuk menanggulangi permasalahan pencemaran lingkungan yang seringkali ditimbulkan karena sifatnya yang non toxic, non carcinogenic, dan non allergenic. “Setidaknya ada 213 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pewarna alami, namun baru sekitar 34% saja yang dimanfaatkan,” tuturnya.

Menurut Arryanto, dengan semakin banyaknya berbagai penelitian serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka peran bioteknologi di masa mendatang akan semakin vital. Untuk itu dibutuhkan sinergi antar berbagai unsur pemangku kepentingan IPTEK untuk mendukung strategi pengembangan dan kebijakan industri nasional.

“Melalui seminar nasional ini, diharapkan pemanfaatan bioteknologi pada industri akan semakin meningkat yang tentunya harus didukung oleh penelitian-penelitian yang akurat oleh perguruan tinggi, sehingga penerapan industri hijau yang berbasis bioteknologi akan semakin berkembang,” tutur Arryanto.

Selain Arryanto, bertindak sebagai keynote speaker pada acara ini yaitu Kepala Sub Direktorat Pengaturan dan Pengembangan Kelembagaan pada Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman Kementerian Pekerjaan Umum, Emah Sujimah dan Prof. Noel Holmogreen dari School of Life Sciences, University of Skövde, Swedia.

Purnabakti

Prof. Poniah Andayaningsih
Prof. Jetti Nurhajati Murad
Dr. Yayat Ruchiyat

Selain  digelar dalam rangka Dies Natalis ke-55 Biologi FMIPA Unpad, seminar ini juga digelar sebagai penghormatan kepada dua guru besar Program Studi Biologi FMIPA Unpad yang memasuki masa purnabakti. Dua guru besar tersebut yaitu Prof. Poniah Andayaningsih yang pada kesempatan tersebut memberikan orasi ilmiah purnabaktinya dengan judul “Gambaran Umum Potensi Jamur dalam Kehidupan Manusia” dan Prof. Jetti Nurhajati Murad dengan orasinya berjudul “Manfaat Studi Bakteriologi bagi Kesejahteraan Manusia dan Lingkungan”.

Pelepasan juga dilakukan untuk dosen Biologi FMIPA Unpad, Dr. Yayat Ruchiyat yang pada kesempatan tersebut turut memberikan orasi purnabakti berjudul “Primata Sumber Daya Alam yang Terancam.” *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Share this: