Kampanye “Selamatkan Hiu”, Mahasiswa FPIK Unpad Raih Penghargaan dari DiveMag Indonesia

Sanny Tri Utami dan Bani Kesuma, perwakilan Impact FPIK Unpad, memegang piagam penghargaan dari DiveMag Indonesia atas upaya mereka melakukan kampanye "Selamatkan Hiu" (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 15/04/2014] Sejumlah mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad yang tergabung dalam Independent Marine Protected Animals Community (Impact) memperoleh penghargaan sebagai The Most Interactive Itong Act of the Month periode Januari 2014 dari DiveMag Indonesia. Penghargaan ini diperoleh setelah Impact turut berpartisipasi dalam sosialisasi kampanye penyelamatan hiu.

Sanny Tri Utami dan Bani Kesuma, perwakilan Impact FPIK Unpad, memegang piagam penghargaan dari DiveMag Indonesia atas upaya mereka melakukan kampanye "Selamatkan Hiu" (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Sanny Tri Utami dan Bani Kesuma, perwakilan Impact FPIK Unpad, memegang piagam penghargaan dari DiveMag Indonesia atas upaya mereka melakukan kampanye “Selamatkan Hiu” (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Kampanye penyelamatan hiu yang dilakukan Impact sendiri telah dilakukan sejak akhir tahun lalu, dengan puncak acara dilaksanakan di Car Free Day Dago pada 15 Desember 2013. Selain itu, dilakukan juga sosialisasi dengan menyebarkan flyer di sekitaran kampus Unpad dan diskusi dengan mahasiswa FPIK Unpad. Kegiatan sosialisasi ini kemudian didokumentasikan dalam bentuk video, untuk diikutsertakan dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh DiveMag Indonesia tersebut.

“Video itu dibuat supaya orang-orang yang nonton ikut tergugah juga memikirkan isu ini, karena hiu itu biota laut yang dilindungi. Nah komunitas kita juga kan untuk mewadahi aspirasi kita untuk menyebarluaskan informasi tentang perlindungan hewan laut, dan hiu adalah salah satunya,” ungkap salah satu anggota, Sanny Tri Utami saat ditemui di ruang UPT Humas Unpad, Senin (14/04).

Lebih lanjut Sanny menjelaskan bahwa hiu merupakan predator tertinggi di ekosistem laut. Jika hiu hilang, maka akan mengganggu keseimbangan ekosistem laut. Saat ini terjadi eksploitasi berlebihan terhadap hiu untuk diambil siripnya. Sirip hiu banyak diminati konsumen karena diyakini memiliki khasiat baik untuk tubuh. “Padahal masih banyak ikan-ikan lain yang memiliki khasiat yang sama, tetapi tidak mengganggu keseimbangan alam jika dikonsumsi,” ujar Sanny.

Ditemui pada kesempatan yang sama, Bani Kesuma mengatakan bahwa proses produksi video memakan waktu 2 minggu, mulai dari penyusunan konsep dan pengumpulan materi, hingga proses editing. “Ketika kampanye tadinya iseng-iseng shooting, ternyata ada tawaran lomba. Ya sudah buat aja sekalian dokumentasi,” ungkap Bani.

Dari video yang dibuat, Impact ingin menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hiu. Berdasarkan kampanye yang telah mereka lakukan, masih banyak masyarakat yang belum paham akan pentingnya penyelamatan hiu. Bani dan Sanny menegaskan, hiu harus dilindungi, bukan untuk dikonsumsi. “Inginnya sih mengundang DiveMag untuk datang ke kampus kita, untuk seminar, menjelaskan tentang hiu,” harap Sanny.

Impact sendiri telah terbentuk sejak tahun 2012, yang anggotanya terdiri dari sejumlah mahasiswa program studi Ilmu Kelautan FPIK Unpad. Impact terbentuk sebagai wadah bagi para mahasiswa untuk saling berbagi dan berdiskusi tentang hewan-hewan laut yang terancam punah.

“Jadi kegiatannya selain sharing class untuk mahasiswa internalnya juga ikutan kampanye untuk menggerakkan masalah-masalah kelautan,” ungkap Sanny. Kampanye yang dilakukan oleh Impact rutin dilakukan setiap 6 bulan sekali. Semester lalu, kampanye dilakukan bekerja sama dengan WWF terkait suistainable seafood. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Share this: