Dino Patti Djalal saat memberi kuliah umum di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (1/04) kemarin. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 2/04/2014] Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat sekaligus penggagas Diaspora Indonesia, Dino Patti Djalal memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Unpad, Selasa (1/04) kemarin. Kuliah umum bertema “Dari Reformasi ke Elevasi: Budaya Unggul Sebagai Kunci Sukses Indonesia di Abad ke-21” ini digelar di Bale Sawala Unpad, Jatinangor.

Dino Patti Djalal saat memberi kuliah umum di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (1/04) kemarin. (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Dino Patti Djalal saat memberi kuliah umum di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (1/04) kemarin. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Pada kesempatan tersebut, Dino memperkenalkan beberapa konsep yang sedang berkembang saat ini untuk kesuksesan Indonesia. “Dulu konsep yang berkembang adalah konfrontasi, kemandirian, kedaulatan, dan kesatuan.  Sekarang agak berbeda konsepnya. Konsep-konsep paling operasional yang paling akan kita lihat di dunia internasional itu kolaborasi, kompetisi, koneksitas, dan keunggulan,” ujarnya.

Dino mengatakan bahwa dalam era sekarang, orang-orang bisa secepat dan sehebat mungkin mengubah nasibnya. Berdasarkan data dari Bank Dunia, sekitar 7 juta orang miskin di Indonesia masuk ke kelas menengah setiap tahunnya.  Hal ini menunjukkan bahwa sekarang jauh lebih banyak orang yang bisa mengubah nasibnya ketimbang dulu.

Menurutnya, dunia kini bukan hanya borderless, melainkan limitless. Kita harus siap menghadapi dunia di abad 21 ini. Untuk itulah diperlukan alat untuk menghadapinya, salah satunya adalah kolaborasi. Dino mengatakan bahwa sekarang kolaborasi sudah terjadi dimana-mana.  Kolaborasi kini menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk suatu perubahan.

“Kalau diplomasi kita mau dengan dunia yang penuh dengan kolaborasi, maka susah kalau kita terlalu anti asing, takut melihat dunia. Susah kalau kita terlalu curiga, punya mental yang selalu dikepung, mental yang selalu merasa diekploitasi oleh asing,” tuturnya.

Konsep penting selanjutnya yaitu kompetisi. Menurut Dino, kompetisi di dunia, terutama di Asia akan semakin ketat. Ia mengatakan bahwa reposisi akan semakin cepat. Perubahan pada 10 tahun ke depan akan lebih cepat daripada perubahan 100 tahun ke belakang.  Sekarang, banyak negara/pihak yang tadinya tidak berani menjadi berani, yang tadinya tidak percaya diri menjadi sangat percaya diri dengan menunjukkan something new.

Dino juga mengatakan bahwa kita harus sangat hati-hati dan peka terhadap keunggulan kita. Ia mengungkapkan bahwa negara yang tadinya ada di belakang kita, sekarang mulai mengejar kita. Untuk itulah diperlukan perubahan mental, dari tidak percaya diri dan melihat dunia sebagai suatu ancaman, menjadi sebagai  suatu peluang.

Terkait koneksitas, Dino mengungkapkan koneksitas akan sama pentingnya dengan kedaulatan.  Koneksitas juga dapat menjadi faktor penentu keunggulan suatu bangsa. Dino menuturkan bahwa salah satu hal yang menyebabkan Indonesia dulu lama dijajah adalah karena  nenek moyang kita tertutup dari koneksitas. Jangankan ke negara luar, dari satu kerajaan ke kerajaan lain di Indonesia pun tidak  saling terkoneksi.

Selanjutnya, Dino menuturkan bahwa kita harus mencari rumus-rumus ideologi keunggulan kita. Dino menyebutkan bahwa ini adalah tantangan Indonesia di abad 21. Dengan demikian, dibutuhkan orang-orang yang berani mengambil peluang dan resiko, serta open minded. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana /  eh *

Share this: