Dosen Faperta Unpad Prakarsai Sistem Rantai Pasok Sayuran Premium untuk Sejahterakan Petani

Dr. Tomy Perdana, M.M. (Foto: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 24/11/2014] Sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan pasar dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil, Unpad melalui salah satu action research yang diprakarsai oleh Dosen Fakultas Pertanian Unpad, Dr. Tomy Perdana, SP., MM. mengembangkan sayuran premium. Melalui sayuran premium, para petani kecil dapat turut terlibat dalam pasar terstruktur yang memiliki volume permintaan besar seperti ekspor, pasar ritel modern, industri pengolahan dan jasa pangan.

Tomi (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Dr. Tomy Perdana, SP., MM (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Sayuran premium yang dikembangkan merupakan kelompok sayuran yang mempunyai nilai tinggi berupa tingkat profitabilitas yang mampu memberikan kesejahteraan khususnya kepada petani kecil,” ujar Dr. Tomy.

Ia mengungkapkan, karena sayuran premium tersebut ditujukan untuk pasar terstruktur yang memiliki volume permintaan besar, maka sayuran premium tersebut harus memenuhi spesifikasi permintaan pasar, baik kuantitas, kualitas, keamanan pangan, dan harga yang bersaing.

“Semua sayuran tersebut memiliki daya saing yang tinggi untuk bersaing dengan produk impor atau di luar negeri serta mampu memberikan tingkat profitabilitas yang tinggi,” ungkapnya.

Dr. Tomy mengungkapkan bahwa sayuran premium diproduksi dengan menggunakan sistem rantai pasok yang dikembangkannya. Hal inilah yang menjadi salah satu keunggulan sayuran premium yang diproduksinya. Melalui sistem keamanan pangan yang dikembangkan, kontaminasi fisik, kimia, dan biologis pun dapat dihindari selama proses produksi.

“Petani mitra langsung memasarkan ke pasar ritel modern difasilitasi oleh bisnis logistik yang merupakan hasil business spin off kita. Dengan demikian, harga di konsumen lebih murah, petani menerima harga lebih tinggi, kontinuitas dan kualitas lebih baik dan terjaga,” ungkap dosen di bidang agribisnis ini.

Pengembangan sayuran premium saat ini difokuskan pada enam komoditas, yakni tomat TW, tomat beef, kentang, wortel, brokoli dan buncis kenya. Dalam pengembangannya, diterapkan konsep “pengembangan klaster agribisnis sayuran bernilai tinggi melalui integrasi rekayasa IPTEK dan kelembagaan berbasis pasar terstruktur dalam meningkatkan daya saing rantai pasok sayuran bernilai tinggi”.

Dr. Tomy menjelaskan, sayuran premium tersebut memiliki kualitas yang disesuaikan dengan setiap target pasar, baik dari ukuran, bentuk, warna, kesegaran, bobot, serta rasa. Selain itu, kelebihan lainnya dari sayuran premium adalah kuantitas atau volume yang berkesinambungan mengikuti permintaan pasar karena sistem produksinya menggunakan sistem produksi hibrida (push-pull system). Produk tersebut juga memiliki jaminan keamanan pangan karena melibatkan petani kecil secara langsung sehingga memungkinkan penarapan traceability system.

Menurutnya, sayuran premium ini diproduksi karena adanya permintaan dari mitra pasar, baik eksportir, pasar ritel modern, distributor, importir dan industri pengolahan yang membutuhkan produk yang berkesinambungan dalam aspek kualitas, kuantitas, aman pangan, dan harga yang bersaing. Selain itu, produksi sayuran premium juga dilakukan karena adanya permintaan dari para petani kecil untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam memenuhi permintaan pasar terstruktur.

Sayuran premium tersebut mulai dipasarkan sejak tahun 2010, dan semakin berkembang setiap tahunnya seiring dengan perkembangan pasar dan permintaan mitra pasar. Atas produk hasil penelitiannya ini, Dr. Tomy telah meraih Anugerah Inovasi Jawa Barat Tahun 2014 Bidang Rekayasa Sosial dan Juara III Anugerah Motekar Universitas Padjadjaran Tahun 2013 Bidang Rekayasa Sosial.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

 

 

Share this: