Menteri PANRB, “Kita Perlu Revolusi, Bukan Sekadar Reformasi”

Menteri PANRB, Dr. Yuddy Chrisnandi, saat memberikan kuliah umum bertema "Reformasi Birokrasi, Revolusi Mental Birokrat untuk Melayani Lebih Baik" di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Kamis (22/01). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 22/01/2015] Seluruh negara di dunia bergegas mempersiapkan diri agar bisa memenangkan persaingan global. Indeks kompetisi global Indonesia saat ini masih dibawah beberapa negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Untuk itu diperlukan upaya yang sangat gigih agar bisa memenangkan persaingan global, termasuk melalui revolusi mental birokrat.

Menteri PANRB, Dr. Yuddy Chrisnandi, saat memberikan kuliah umum bertema "Reformasi Birokrasi, Revolusi Mental Birokrat untuk Melayani Lebih Baik" di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Kamis (22/01). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Menteri PANRB, Dr. Yuddy Chrisnandi, saat memberikan kuliah umum bertema “Reformasi Birokrasi, Revolusi Mental Birokrat untuk Melayani Lebih Baik” di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Kamis (22/01). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Hal tersebut dikatakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi (PANRB), Dr. Yuddy Chrisnandi, pada kuliah umum bertema “Reformasi Birokrasi, Revolusi Mental Birokrat untuk Melayani Lebih Baik” di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Kamis (22/01). Selain Menteri PANRB, hadir pula membuka kegiatan ini Gubernur Jawa Barat Dr. (HC) Ahmad Heryawan dan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia. Kuliah umum ini diselenggarakan oleh FISIP Unpad, Departemen Ilmu Pemerintahan Unpad dan Keluarga Alumni Ilmu Pemerintahan Unpad.

“Tidak bisa sekadar reformasi mental , juga evolusi mental, kita memerlukan revolusi mental. Kita memerlukan perubahan secara cepat agar birokrasi bisa memberikan layanan yang lebih baik, menciptakan kepercayaan global. Revolusi mental juga menuntut teladan dari para pimpinan pejabat pengelola negara,” ujar Yuddy Chrisnandi.

Birokrat, lanjut Yuddy, adalah pelayanan rakyat sehingga menjadi pejabat haruslah merakyat. Melalui revolusi mental ini, pemerintah berupaya mengembalikan komitmen pengabdian kepada rakyat, mengembalikan kehormatan pejabat negara, juga meningkatkan kepercayaan global kepada Indonesia.

“Ibarat balap lari, hanya mereka yang berlatih dengan baik dan memperoleh nutrisi yang baik yang akan menang dalam perlombaan. Hanya negara unggul dan kuat yang bisa menang dalam persaingan global,” ujar Yuddy yang juga alumni Unpad.

humas unpad _2015_01_22_00073777humas unpad _2015_01_22_00073774Lebih lanjut Yuddy menjelaskan, negara bisa disebut unggul dan kuat bila memiliki tiga kekuatan, yaitu kekuatan ekonomi dimana mereka mampu mengelola sumber daya manusia dan sumber daya alamnya secara baik, kekuataan militer dimana mereka didukung oleh tentara yang berwibawa dan peralatan perang yang memadai, serta kekuatan budaya dimana karakter bangsa terbentuk.

Salah satu faktor penting dalam membentuk negara unggul dan kuat yang sanggup menghadapi persaingan global adalah tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Pada titik inilah, reformasi birokrasi menjadi hal penting. Reformasi ini utamanya terkait upaya mengubah cara berpikir dan berperilaku para birokrat agar lebih melayani masyarakat.

Yuddy mencontohkan, Surat Edaran tentang Pembatasan Kegiatan Pertemuan/ Rapat di Luar Kantor terbukti telah menghasilkan penghematan Rp 1,2 triliun dalam 2 bulan berlangsungnya pemerintahan di bawah kepimpinan Presiden Joko Widodo.

“Jika uang Rp 1,2 triliun itu diserahkan kepada Gubernur Jawa Barat, mungkin bisa menyelesaikan persoalan ganti rugi pembangunan Waduk Jatigede yang butuh dana besar. Lalu bila waduk itu selesai dibangun, airnya akan mengairi jutaan hektar sawah dan menghasilkan produk pertanian yang berlimpah,” papar Yuddy.*

Laporan oleh: Arf / eh

Share this: