Bukan untuk Selfie, Tongsis Buatan Mahasiswa Unpad Ini Merupakan Tong Sampah Inovatif

[Unpad.ac.id, 30/09/2015] Ajakan membuang sampah pada tempatnya kadang tidak diindahkan oleh masyarakat. Meski sudah banyak tempat sampah tersedia di tempat umum, ternyata keberadaannya masih belum optimal. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Lalu, bagaimana jadinya jika ajakan untuk ‘membuang sampah pada tempatnya’ datang dari tong sampah itu sendiri?

(Foto oleh: Dadan T.)
Tim Tongsis, kiri ke kanan: Hedy Ahmad, Aprilia Ningrum, Ahmad Arifan, Nadia Aullia, Gihon Poltak (Foto oleh: Dadan T.)

Tong sampah itu bernama Tongsis (Tong Sampah Inovatif dengan Teknologi Otomatis): Unik Menarik untuk Dilirik, sebagai Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) karya lima mahasiswa Unpad. Mereka adalah Aprilia Ningrum (Fakultas Peternakan/Fapet), Nadia Aullia Ramadhan (Fapet), Gihon Poltak Eduardo Hutasoit (Fapet), Hedy Ahmad Soleh (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/FMIPA), dan Ahmad Arifan Ardly (FMIPA).

“Di sini kami menambahkan sensor ping untuk mendeteksi jarak. Jadi ketika nanti ada yang mendekati Tongsis ini, dia akan berbunyi untuk mengeluarkan suara ajakan buang sampah,” ungkap Nadia saat diwawancarai Humas Unpad beberapa waktu lalu.

Dengan demikian, diharapkan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya akan semakin tumbuh karena tong sampah ini “menarik untuk dilirik”. “Harapannya, kalau yang ngomong alat atau mesin, akan menarik orang lain untuk lebih rajin buang sampah ke tong sampah,” harap Nadia.

Kelebihan lain yang dimiliki Tongsis, adalah kemampuan untuk memisahkan secara otomatis sampah logam dan non logam. Dalam tong sampah tersebut terdapat alat yang secara otomatis dapat mendeteksi sampah, apakah termasuk kategori logam atau non logam.

“Di dalamnya itu sudah ada pemilih yang nantinya akan sendirinya memisahkan sampah,” ungkap Aprilia.

tongsampah2Menurut mereka, saat ini tidak ada tempat sampah umum yang memisahkan antara sampah logam dan non logam. Alat pemisah logam dan non logam biasanya hanya tersedia di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Sekarang banyak sampah logam dan non logam itu dicampur. Padahal kan kalau seandainya yang logam itu tercampur sama yang non logam, nanti menimbulkan korosi. Jadi banyak bahaya yang ditimbulkan dari korosi itu. Kalau sampah mau diolah lagi, jadinya sampah (non logam) yang tadinya mau digunakan itu terkontamninasi,” tutur Aprilia.

Mereka pun berharap, alat yang mereka buat ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, terutama dapat turut membantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan kebersihan lingkungan. “Jika alat kami ini bisa diaplikaskan dan bisa digunakan umum, mungkin oleh pemerintah atau dinas terkait, harapannya sih bisa membantu pemerintah dalam mewujudkan lingkungan yang bersih,” ujar Nadia.

Di Pimnas nanti, Aprilia dan tim bergharap dapat melakukan yang terbaik demi membawa nama baik almamater. Berbagai persiapan tengah mereka lakukan, seperti memperdalam materi, latihan presentasi, dan menjaga kekompakan. Bimbingan pun terus dilakukan dengan dosen pendamping tim ini, Drs. Ino Suryana, M.Kom.

“Kalau di ranah Pimnas sendiri, tentunya harapan kami ingin memberikan suatu penghargaan kepada Unpad dan fakultas kami. Harapannya sih medali emas dan menjadikan Unpad Jawara Pimnas 28,” harap Nadia.*

Aprilia Ningrum_Universitas Padjadjaran_PKM KC

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: