Lises Unpad Lakukan Dokumentasi Budaya Oray Liong di Jatinangor

Kesenian Oray Liong saat tampil pada perayaan ulang tahun Kecamatan Jatinangor yang ke-16, Sabtu (23/04) lalu. *

[Unpad.ac.id, 29/04/2016] Dalam rangka melaksanakan penelitian dan pengembangan budaya Sunda, Lingkung Seni Sunda (Lises) Universitas Padjadjaran kembali melakukan kegiatan dokumentasi budaya. Kali ini, Lises Unpad melakukan dokumentasi budaya terhadap Kesenian Oray Liong di Kecamatan Jatinangor, Sumedang, bertepatan dengan perayaan ulang tahun yang ke-16 Kecamatan Jatinangor pada Sabtu (23/04) lalu.

Kesenian Oray Liong saat tampil pada perayaan ulang tahun Kecamatan Jatinangor yang ke-16, Sabtu (23/04) lalu. *
Kesenian Oray Liong saat tampil pada perayaan ulang tahun Kecamatan Jatinangor yang ke-16, Sabtu (23/04) lalu. *

Perayaan ulang tahun Jatinangor dilakukan dengan digelarnya arak-arakan kebudayaan Sunda, khususnya budaya yang sudah lama dan lahir dari tanah Sumedang. Penampilan budaya tersebut diantaranya adalah Reak, Kukudaan, dan Oray Liong.

Diantara ketiga kesenian tersebut, ada satu yang menarik dan mengundang banyak pertanyaan, yaitu kesenian Oray Liong. Menurut keterangan dari Robi selaku salah satu pemain Oray Liong, kesenian ini merupakan kesenian asli dari Sumedang yang telah ada sejak tahun 1945.

Sepintas kesenian ini terlihat sama dengan kesenian Barongsai dari Cina. Kesamaan terletak pada penggunaan bentuk ular naga atau liong. Bedanya adalah pada alat musik pengiring, warna, dan penggunaan bola mustika pada kesenian Oray Liong ini. Oray liong sendiri berwarna hijau, dengan musik pengiring menggunakan alat musik dog-dog, serta terdapat bola mustika yang fungsinya mengarahkan gerakan dari Oray Liong (leader).

Sangat disayangkan kesenian ini belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Hanya segelintir masyarakat yang mengetahui mengenai kesenian Oray Liong ini, khususnya masyarakat daerah Jatinangor. Oray Liong merupakan salah satu kesenian yang harus mendapatkan perhatian lebih  terutama dari generasi muda dan pemerintah agar tidak punah. Selain itu, kesenian ini juga bisa menjadi potensi pertunjukan kesenian selain Angklung, Tarawangsa, Reak, dan banyak kesenian lainnya.*

Rilis oleh: Lises Unpad / art

Share this: