Unpad dan Université de La Rochelle Lakukan Digitalisasi dan Indeksasi Naskah Sunda Kuno

Para narasumber seminar Ancient Manuscript Digitalization and Indexation di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (17/05). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 18/05/2016]  Universitas Padjadjaran melalui Program Studi Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Program Studi Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) melakukan kerja sama dengan Université de La Rochelle, Perancis, untuk melakukan digitalisasi dan indeksasi naskah Sunda kuno. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya pelestarian budaya Sunda.

Para narasumber seminar Ancient Manuscript Digitalization and Indexation di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (17/05). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Para narasumber seminar Ancient Manuscript Digitalization and Indexation di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (17/05). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Perkembangan hasil dari penelitian ini disampaikan pada seminar yang dilaksanakan di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Selasa (17/05). Bertindak sebagai pembicara yaitu Dr. Drs. Undang Ahmad Darsa, M.Hum (Ketua Program Studi S-1 Sastra Sunda), Erick Paulus, M.Kom (Ketua Laboratorium Robotics, Artificial Intelligence, and Digital Image Prodi S-1 Teknik Informatika), dan Prof. Jean-Christophe Burie (Ketua Lab L3i, Université de La Rochelle).

Ditemui seusai acara, Erick mengungkapkan bahwa hasil akhir dari kegiatan penelitian ini akan dibentuk semacam aplikasi mesin pencari yang dapat membantu para peneliti kedepannya dalam pencarian dan pendalaman naskah-naskah kuno.

“Harapannnya nanti bisa dapat knowledge dibalik naskah-naskah itu,” ungkap Erick.

Dalam kegiatan penelitian ini, setelah melakukan proses digitalisasi naskah, filolog kemudian melakukan pemilahan kata, serta menerjemahkan naskah tersebut ke Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia melalui aksara latin. Selain itu, dalam aplikasi ini juga akan dilengkapi deskripsi mengenai naskah kuno tersebut, termasuk tahun pembuatan dan lokasi ditemukan.

Upaya pelestarian terhadap naskah kuno ini penting dilakukan karena  sudah terancam kepunahan, sepeti rusak termakan usia, tidak banyak yang bisa membaca naskah sunda kuno, dan sudah berhentinya penulisan naskah menggunakan tulisan sunda kuno. Hal tersebut dapat memungkinkan hilangnya informasi yang terkandung dalam manuskrip tersebut.

“Kan banyak peneliti yang ingin tahu apa makna di dalam naskah itu, ada kekayaan lokal apa di zaman itu yang mungkin saat ini bisa diterapkan. Tapi kalau mengakses ke naskah kuno secara langsung, kan susah. Setiap meneliti harus buka lagi, buka lagi, nanti semakin rusak,” kata Erick.

Penelitian ini bermula dari program Ancient Manuscript Digitalization and Indexation (Amadi) yang telah dilakukan sejak tahun lalu. Selain proses digitalisasi naskah Sunda kuno, penelitian serupa juga dilakukan terhadap naskah kuno di Bali dan Kamboja dengan juga melibatkan perguruan tinggi setempat.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: