Enam Indikator Keberhasilan Audit Diri di Bulan Ramadan

Prof. Dr. Sudrajat Supian, M.Sc., saat memberikan ceramah Shalat Iedul Fitri 1437 H di Halaman Parkir Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (06/07) lalu. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 11/07/2016] Bulan Ramadan bisa diistilahkan sebagai bulan audit diri. Audit dilakukan untuk mengetahui apa saja yang sudah atau belum dikerjakan. Selain itu, audit dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kita mampu memperbaiki diri.

Prof. Dr. Sudrajat Supian, M.Sc., saat memberikan ceramah Shalat Iedul Fitri 1437 H di Halaman Parkir Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (06/07) lalu. (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Prof. Dr. Sudrajat Supian, M.Sc., saat memberikan ceramah Shalat Iedul Fitri 1437 H di Halaman Parkir Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (06/07) lalu. (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Demikian disampaikan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Unpad Prof. Dr. Sudrajat Supian, M.Sc., saat memberikan ceramah Shalat Iedul Fitri 1437 H di Halaman Parkir Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (6/07) lalu. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Sudrajat memberikan ceramah berjudul “Indahnya Memaafkan”.

Setidaknya, kata Prof. Sudrajat, ada enam indikator yang bisa dilakukan audit pada bulan Ramadan. Enam indikator tersebut merupakan satu kesatuan kebaikan yang ada pada manusia. Enam indikator tersebut yaitu suami atau istri yang saleh, keturunan saleh, badan yang sehat, rezeki yang halal, tetangga yang baik, dan ilmu yang bermanfaat.

“Dengan mengaudit enam indikator ini secara jujur dan benar, harapannya kita tahu bagaimana menjalani peta kehidupan setelah Ramadan, sehingga kita mampu beraktivitas secara benar dan berprestasi dalam hidup,” kata Prof. Sudrajat.

Salah satu suksesnya manusia mengaudit dirinya ialah menjadi insan yang “ihsan”. Prof. Sudrajat mengatakan, ihsan sebagai kelompok manusia yang yang merasa dilihat oleh Allah swt merupakan tanda suksesnya manusia menjalani Ramadan. Ramdan menggembleng manusia untuk selalu merasa diawasi oleh Allah, bukan hanya dari hal yang diharamkan, tetapi juga dari hal yang dihalalkan, misalnya: makan, minum, dan berhubungan suami istri di siang hari.

Oleh karena itu, Ramadan menjadi momentum untuk mencetak insan yang ihsan, yaitu manusia yang selalu merasakan kehadiran Allah di manapun ia berada.

Selain menjadi bulan untuk mengintrospeksi diri, dalam sejarah peradaban dunia maupun yang tercatat dalam Al Quran, Ramadan juga menjadi momentum peristiwa besar, khususnya bagi umat muslim. Prof. Sudrajat mengutarakan, setidaknya ada 6 peristiwa penting terjadi di bulan Ramadan, yaitu: peristiwa Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar, Perang Badar, pembebasan Kota Makkah oleh Kaum Muslimin, masuk Islamnya Umar bin Khattab, masuk Islamnya seorang ahli maksiat Fudhail bin ‘Iyadh, dan Kemerdekaan Indonesia.

Maka, tidak salah apabila Ramadan merupakan bulan penuh kemenangan di antara bulan Hijriyah lainnya.

“Dalam satu bulan Allah menciptakan satu bulan istimewa,bukan yang penuh kasih sayang, barokah, dan ampunan. Itulah bulan Ramadan. Bulan yang sangat dirindukan oleh umat Islam sedunia,” kata Prof. Sudrajat.

Selain digelar di kampus Dipati Ukur, pelaksanaan Shalat Ied juga digelar di kampus Jatinangor. Usai pelaksanaan shalat Ied di kampus Dipati Ukur, Rektor Unpad menggelar Open House untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar Unpad dan warga masyarakat di Wisma Unpad Jn. Cimandiri Bandung. *

Foto-foto oleh: Tedi Yusup

Laporan oleh Arief Maulana / eh             

Share this: