Kapolri, Jend. Pol. M. Tito Karnavian, “Perbedaan Justru Kekayaan Bagi Kita”

Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jend. Pol. Drs. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., saat memberikan Kuliah Umum “Peran & Kebijakan Polri dalam Menjaga Keutuhan, Kerukunan, dan Toleransi di Indonesia” di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kamis (22/12). (Foto oleh: Dadan T.)*

[Unpad.ac.id, 22/12/2016] Dalam berdemokrasi, sebaiknya kebebasan yang dijalani bukanlah kebebasan yang absolut. Jika kebebasan terjadi secara absolut bahkan kebablasan, dapat membuat adanya benturan di tengah masyarakat. Selain itu, perguruan tinggi di Indonesia juga diharapkan menjadi bagian dalam menjaga kebhinnekaan.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jend. Pol. Drs. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., saat memberikan Kuliah Umum “Peran & Kebijakan Polri dalam Menjaga Keutuhan, Kerukunan, dan Toleransi di Indonesia” di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kamis (22/12). (Foto oleh: Dadan T.)*
Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jend. Pol. Drs. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., saat memberikan Kuliah Umum “Peran & Kebijakan Polri dalam Menjaga Keutuhan, Kerukunan, dan Toleransi di Indonesia” di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kamis (22/12). (Foto oleh: Dadan T.)*

Hal tersebut dikatakan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jend. Pol. Drs. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D., saat memberikan Kuliah Umum “Peran & Kebijakan Polri dalam Menjaga Keutuhan, Kerukunan, dan Toleransi di Indonesia” di Bale Sawala, Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kamis (22/12).

Kapolri berharap agar perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Unpad, menjadi bagian dalam menjaga kebhinnekaan. Perguruan tinggi dinilai sebagai lembaga intelektual yang berisi kaum rasional dan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi orang lain.

“Saya juga minta mungkin bisa merumuskan apa yang bisa berkontribusi untuk menjaga kebhinnekaan kita. Indonesia yang besar ini tidak boleh pecah. Perbedaan-perbedaan yang ada ini justru kekayaan bagi kita,” kata Kapolri.

Ia pun menyangkan sudah semakin mengendurnya nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 45, dan Bhinneka Tunggal Ika di masyarakat Indonesia. Menurutnya, hal ini terjadi karena nilai-nilai tersebut sudah mulai jarang diajarkan di institusi pendidikan.

Ditegaskan Kapolri, pihaknya pun akan menjadi garda terdepan dalam menjaga kebhinnekaan di Indonesia. Apalagi, tantangan dalam menjaga kesatuan bangsa yang dihadapi Indonesia kini bukan hanya dari faktor eksternal, tetapi juga internal.

“Kami tetap akan menjadi salah satu garda terdepan dalam rangka untuk menjaga kebhinnekaan NKRI,” tegasnya.

Selain itu, Kapolri mengingatkan bahwa kebebasan yang terlalu bebas bisa menjadi berbahaya. Kebebasan semestinya diatur dalam Undang-undang. Rule of law Indonesia harus mampu untuk membatasi kebebesan-kebebasan yang ada, termasuk kebebasan dalam menyampaikan pendapat serta kebebasan untuk berserikat berkumpul.

Rule of law harus diatur, supaya kebebasan ini tidak menjadi absolut,” kata Kapolri.

Ia pun menekankan bahwa berbagai perbedaan yang ada di Indonesia, termasuk perbedaan adat istiadat dari Sabang sampai Merauke, merupakan kekayaan Indonesia. Bukan malah menjadi alasan untuk terjadinya benturan.

Pada kesempatan tersebut, Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad mengatakan bahwa aspek-aspek terkait keutuhan, kerukunan, dan toleransi bangsa merupakan modal kuat yang menjadi kewajiban kita untuk menjaganya dengan lebih baik lagi. Dengan digelarnya kuliah umum ini, diharapkan civitas academica Unpad dapat membuat strategi akademik untuk berkontribusi dalam menjaga keutuhan bangsa.

“Kampus diyakini menjadi satu motor penting dalam menjaga aspek-aspek tersebut, tentunya dengan ciri kemampuan akademiknya,” ujar Rektor.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: