Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Unpad Bersama Relawan Jurnal Indonesia Gelar Workshop Pengelolaan Jurnal

Suasana Workshop Pengelolaan dan Teknik Penulisan Jurnal Elektronik Terstandar Akreditasi di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Rabu (15/2). (Foto: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 16/02/2017] Pengelolaan jurnal ilmiah saat ini dipandang penting, mengingat jurnal menjadi ruang publikasi bagi guru besar, dosen, maupun mahasiswa. Regulasi terkait publikasi ilmiah juga telah ditetapkan Pemerintah melalui peraturan Kemenristekdikti. Namun, masih ada hambatan dalam proses implementasinya.

Suasana Workshop Pengelolaan dan Teknik Penulisan Jurnal Elektronik Terstandar Akreditasi di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Rabu (15/2). (Foto: Tedi Yusup)*
Suasana Workshop Pengelolaan dan Teknik Penulisan Jurnal Elektronik Terstandar Akreditasi di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Kamis (15/2). (Foto: Tedi Yusup)*

Direktur Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Unpad, Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp. A(K), M.Kes., mengatakan, hambatan terbesar publikasi jurnal ilmiah baik secara nasional maupun internasional ialah budaya dosen, kendala bahasa dan pembiayaan. Maka tidak heran jika jumlah jurnal ilmiah Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan jumlah jurnal ilmiah Malaysia dan Thailand.

Hal tersebut dikatakan Prof. Budi saat membuka Workshop Pengelolaan dan Teknik Penulisan Jurnal Elektronik Terstandar Akreditasi di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Rabu (15/2). Workshop ini merupakan workshop jurnal pertama yang digelar di Indonesia. Acara yang berlangsung hingga Kamis (16/02) ini digelar atas kerja sama Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan dengan Relawan Jurnal Indonesia.

Workshop ini digelar dalam rangka membantu mewujudkan pengelolaan jurnal ilmiah secara elektronik yang berkualitas dan bereputasi di kancah nasional. Kegiatan diikuti oleh 200 peserta yang berasal di seluruh wilayah Indonesia.

“Ini menunjukkan bahwa pengelolaan jurnal sangat dibutuhkan oleh seluruh perguruan tinggi,” tambah Prof. Budi.

Jurnal ilmiah terakreditasi saat ini menjadi hal yang sangat penting sebagai syarat publikasi ilmiah. Prof. Budi mengatakan, hampir semua dosen yang ingin naik pangkat dan mendapatkan tunjangan haruslah mempublikasikan jurnal ilmiah. Publikasi ini juga menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa Unpad untuk bisa menyelesaikan studinya.

Syarat publikasi ilmiah ini juga telah ditegaskan Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad. Untuk mahasiswa program Doktor, gelar cumlaude akan didapat jika melakukan publikasi internasional.

“Saya harap, semua yang hadir di sini bisa mengaplikasikan apa yang telah didapatkan dari acara workshop ini. Mudah-mudahan tahun depan jurnalnya bisa terakreditasi nasional maupun internasional. Dengan begitu, bisa membantu memperbaiki kualitas negara kita dalam mempublikasikan jurnal ilmiah,” ucap Prof. Budi di akhir sambutannya.

Sebelum acara workshop berlangsung, terdapat acara pelantikan pengurus RJI Jabar yang diketuai Dr. Uwes Fatoni, M. Ag., . Dalam sambutannya, Dr. Uwes mengucapkan terimakasih kepada Universitas Padjadjaran yang telah menyediakan fasilitas dan mendukung keberlangsungan acara.

“Menjadi kebanggaan kami, bisa membantu teman-teman semua (para peserta) bagaimana cara mengelola jurnal. Hal ini sesuai dengan visi dari RJI untuk membantu  mewujudkan pengelolaan jurnal ilmiah yang berkualitas dan bereputasi di kancah Nasional maupun Internasional,” ujar Dr. Uwes.

Lanjutnya, pengelola jurnal saat ini memang menjadi ujung tombak bukan hanya bagi akademik saja, akan tetapi bagi kehidupan dosen. Hal ini akan menjadi penentu profesi dosen.  Untuk itu, dibuatlah workshop ini agar para pengelola jurnal bisa lebih paham dan dapat mengatasi hambatan yang dihadapi dalam memublikasikan jurnal ilmiah di setiap perguruan tinggi.

Acara ini pun mendapat respons baik dari banyak peserta. Beberapa peserta dari luar Jawa Barat mengaku memperoleh banyak pengalaman terkait penulisan jurnal. Mereka mengungkapkan, workshop ini terbilang sangat jarang dilaksanakan di Indonesia, sehingga ada harapan bahwa workshop ini dapat terus berkelanjutan.*

 

Laporan oleh: Agi Kurniasandi/Arief Maulana

 

 

Share this: