Hardiknas 2017, Momentum Perguruan Tinggi dalam Mendukung Peningkatan Ekonomi Bangsa

Pengibaran Bendera Merah Putih pada Upacara Peringatan Hardiknas, di Halaman Gedung Rektorat kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (02/05). (Foto: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 02/05/2017] Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh setiap 2 Mei menjadi momentum sekaligus refleksi dari berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan Indonesia, terutama mutu perguruan tinggi. Aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi saat ini bukan hanya dituntut sebagai agen edukasi, riset, dan pengembangan, juga menjadi agen peningkatan ekonomi bangsa.

Pengibaran Bendera Merah Putih pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional, di Halaman Gedung Rektorat kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (02/05). (Foto: Tedi Yusup)*

Demikian kutipan sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, M.Si., Ak., PhD, CA., yang disampaikan Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad  sebagai Pembina Upacara Peringatan Hardiknas Tahun 2017 di Halaman Kampus Iwa Koesoemasoemantri Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (2/05).

Dalam mendukung peran peningkatan ekonomi, ada tiga hal yang didorong Kemenristekdikti kepada perguruan tinggi. Pertama, perguruan tinggi harus mampu menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Ini didasarkan atas munculnya kritikan bahwa lulusan perguruan tinggi kerap tidak memiiki keterampilan sesuai tuntutan dunia kerja dan industri.

Mengacu Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, penyelenggaraan pendidikan tinggi Indonesia dibagi tiga jenis, yaitu pendidikan tinggi akademik, perguruan tinggi vokasi, serta perguruan tinggi profesi. Khusus pendidikan vokasi, Kemenristekdikti telah mencanangkan program revitalisasi pendidikan vokasi.

“Tujuan pengembangan ini diharapkan dapat menjawab tantangan persaingan pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN,” ucap Rektor.

Kedua, lanjut Rektor, hilirisasi penelitian menjadi kunci pertumbuhan ekonomi. Penelitian perguruan tinggi tidak boleh berhenti setelah menghasilakn publikasi, prototipe atau paten, tetapi harus dilanjutkan sampai mencapai tingkat kesiapan teknologi level 9 kemudian dikerjasamakan dengan sektor industri untuk diproduksi dan dipasarkan ke masyarakat.

Untuk keperluan ini, Kemenristekdikti telah menginisiasi berbagai program, diantaranya pengembangan Pusat Unggulan Iptek, Kawasan Sains dan Teknologi, pemberian Hibah Penciptaan Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi, hingga pengembangan Unit Transfer Teknologi dan Inkubasi Bisnis.

“Membangun dan mengembangan Kawasan Sains dan Teknologi ini merupakan amanat Nawacita ke-6 dan RPJMN 2015-2019. Ini sekaligus sebagai upaya pemerintah dalam emndorong hilirisasi hasil riset dan teknologi,” kata Rektor.

Ketiga, peningkatan relevansi perguruan tinggi terhadap peningkatan ekonomi diwujudkan melalui kerja sama intensif antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah dan industri.

“Untuk mampu menarik mitra kerja Pemda dan industri dalam menyelesaikan problem riil yang dihadapi, perguruan tinggi harus dapat membuktikan diri kalau mampu menyelesaikan problem tersebut. Untuk, perguruan tinggi harus meningkatkan kemampuannya untuk menyelesaikan problem-problem praktis melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat,” urai Rektor.

Dalam upacara tersebut diberikan tanda penghargaan Satyalancana Karya Satya kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah mengabdi di Unpad selama 30 tahun, 20 tahun, dan 10 tahun. Penghargaan Satyalancana Karya Satya 30 tahun diberikan kepada 113 PNS. Sementara penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 tahun diberikan kepada 66 PNS, dan Satyalancana Karya Satya 10 tahun diberikan kepada 136 PNS.*

 

Laporan oleh Arief Maulana

Share this: