Hayatul Fikri Aziz Raih Juara Pertama Kompetisi Mahasiswa Bidikmisi Berprestasi dan Terinspiratif Nasional

Hayatul Fikri Aziz, ] Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, meraih juara pertama dalam Kompetisi Mahasiswa Bidikmisi Berprestasi dan Terinspiratif Nasional pada Gebyar Mahasiswa Bidikmisi Indonesia di Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, Sumatera Utara, 18-22 April 2017 lalu.*

[unpad.ac.id, 4/05/2017] Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran,  Hayatul Fikri Aziz meraih juara pertama dalam Kompetisi Mahasiswa Bidikmisi Berprestasi dan Terinspiratif Nasional pada Gebyar Mahasiswa Bidikmisi Indonesia di Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, Sumatera Utara, 18-22 April 2017 lalu. Prestasi tersebut diraih Fikri atas gagasannya terkait upaya pengembalian citra positif Indonesia dan penanganan masalah Tenaga Kerja Indonesia non-skill di Arab Saudi.

Hayatul Fikri Aziz, ] Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, meraih juara pertama dalam Kompetisi Mahasiswa Bidikmisi Berprestasi dan Terinspiratif Nasional pada Gebyar Mahasiswa Bidikmisi Indonesia di Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, Sumatera Utara, 18-22 April 2017 lalu.*

Gebyar Mahasiswa Bidikmisi Indonesia sendiri rutin diselenggarakan setiap tahunnya oleh Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional, yang tahun ini bertempat di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Kegiatan ini memiliki tiga cabang kompetisi, yaitu Kompetisi Debat Nasional, Kompetisi Essai Nasional, dan Kompetisi Mahasiswa Bidikmisi Berprestasi dan Terinspiratif Nasional yang diikuti oleh mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di PTN dan PTS se-Indonesia.

“Saya adalah salah satu peserta yang mewakili Unpad pada cabang Lomba Mahasiswa Bidikmisi Berprestasi dan Terinspiratif Nasional,” ungkap Fikri dalam rilis yang diterima Humas Unpad, Kamis (4/05).

Kompetisi diawali pengiriman autobiografi dari para peserta kepada panitia melalui surat elektronik. Selanjutnya panitia menyeleksi semua peserta dan menentukan 25 orang yang menjadi finalis dan mengikuti tahap perlombaan selanjutnya di Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan.

“Saat perlombaan, semua finalis mempresentasikan gagasan yang dimilikinya dalam rangka berkontribusi membangun Indonesia Emas 2045. Setelah itu finalis diberikan pertanyaan oleh dewan juri seputar gagasan, prestasi, dan wawasan umum,” jelas Fikri.

Dalam gagasannya, Fikri mengkritisi banyaknya masalah TKI di Arab Saudi, seperti pemberian tugas di luar batas kemampuan, gaji yang tidak diberikan, hingga menjadi korban tindak kejahatan. “Nah karena jumlah yang banyak ini, menghasilkan citra negatif terhadap Indonesia bagi masyarakat Arab Saudi. Mereka menganggap negara kita adalah negara pembantu. Bahkan masyarakat Arab Saudi mempunyai panggilan khusus untuk orang-orang Indonesia di sana yaitu khadim yang artinya  pembantu,” papar Fikri.

Untuk menangani berbagai permasalahan tersebut, Fikri menyarankan beberapa bentuk penanganan yang dibagi dalam tiga jangka kerja, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Saran yang Fikri berikan diantaranya adalah adanya diplomasi budaya dan menyiapkan mahasiswa sebagai agen kebudayaan Indonesia (jangka pendek), menyiapkan tenaga kerja yang lebih berpendidikan dan menciptakan peluang devisa baru sebagai pengganti TKI (jangka menengah), serta membangun sebuah lembaga pengenalan budaya Indonesia di Arab Saudi (jangka panjang).

“Kalau semua ini berjalan dengan baik, maka perlahan demi perlahan meningkatlah citra positif Indonesia dan masalah TKI pun juga semakin berkurang,” harap Fikri.*

Rilis/art

Share this: