Realisasi Program Sejuta Rumah Butuh Kerja Sama Banyak Pihak

Sejumlah pakar dan praktisi dari berbagai partner strategis Pentahelix Unpad menjadi pembicara dalam Seminar Nasional dan Pameran Properti "Properti untuk Kemajuan Bangsa, Strategi Mencapai Satu Juta Rumah” yang digelar program studi Doktor Ilmu Manajemen Unpad, di Aula Gedung Magister Manajemen Unpad, Bandung, Sabtu (26/08). (Foto: Arief Maulana)*

[unpad.ac.id, 26/08/2017] Pemerintah telah mendorong masyarakat khususnya terkategori berpenghasilan rendah untuk dapat memiliki rumah melalui Program Sejuta Rumah. Melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pemerintah telah menggelontorkan anggaran besar untuk merealisasikan program tersebut.

Sejumlah pakar dan praktisi dari berbagai partner strategis Pentahelix Unpad menjadi pembicara dalam Seminar Nasional dan Pameran Properti “Properti untuk Kemajuan Bangsa, Strategi Mencapai Satu Juta Rumah” yang digelar program studi Doktor Ilmu Manajemen Unpad, di Aula Gedung Magister Manajemen Unpad, Bandung, Sabtu (26/08). (Foto: Arief Maulana)*

Staf Ahli Menteri PUPR Pangihutan Marpaung mengungkapkan, Program Sejuta Rumah yang direalisasikan setiap tahun bertujuan menurunkan angka ketimpangan (backlog) rumah di Indonesia. Saat ini, backlog berdasarkan konsep penghunian rumah mencapai 7,6 juta unit pada 2014, sedangkan backlog dari konsep kepemilikan rumah mencapai 13 juta unit.

“Kita harapkan seluruhnya turun menjadi 5 juta unit dan 6,8 juta unit pada 2019,” ujar Pangihutan dalam Seminar Nasional “Properti untuk Kemajuan Bangsa, Strategi Mencapai Satu Juta Rumah” yang digelar program studi Doktor Ilmu Manajemen Unpad, di Aula Gedung Magister Manajemen Unpad, Bandung, Sabtu (26/08).

Dalam program tersebut, Pemerintah membangun tiga tipe rumah, yaitu pembangunan rusunawa, rumah khusus, dan rumah swadaya oleh pemerintah; pembangunan rumah umum bersubsidi oleh pengembang; serta pembangunan rumah umum nonsubsidi oleh pengembang.

Namun, upaya pemenuhan satu juta unit rumah per tahun selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo ini belum memenuhi capaian. Pangihutan menjelaskan, program strategis nasional yang diresmikan sejak 205 lalu ini baru membangun 699.770 unit pada 2015 dan 805.169 unit pada 2016. Sementara hingga pertengahan 2017, baru dibangun sekitar 500 ribu unit.

Lebih lanjut Pangihutan mengatakan, persoalan tanah kerap menjadi kendala terbesar dalam proyek pembangunan rumah. Tingginya harga tanah di dalam kota menyebabkan rumah tapak saat ini sudah sulit dibangun di dalam kota.

Permasalahan lain adalah masih sulitnya masyarakat dalam mendapatkan kredit kepemilikan rumah (KPR). Pangihutan mengatakan, sebagian besar kesulitan tersebut terletak pada tidak lolosnya proses BI Checking pada saat mengajukan KPR. “Masyarakat kita terlalu banyak cicilan,” kata Pangihutan.

Untuk itu, pihaknya tersus berupaya menurunkan kendala-kendala tersebut, seperti mendorong pemanfaatan tanah negara dan terlantar, mendorong pengembangan perumahan dengan konsep mix use. Dalam hal ini ia mengharapkan dukungan dan kerja sama strategis dengan banyak pihak. Kerja sama dengan akademisi juga dinilai harus dlilakukan.

Seminar nasional ini merupakan rangkaian dari kegiatan Doctorat Business Issue Forum (DORBIS) Executive Forum 2017 yang diselenggarakan prodi Doktor Ilmu Manajemen. Melalui forum ini, Unpad ingin mempertemukan beberapa mitra kerja strategis, seperti akademisi, pemerintah, pelaku bisnis, komunitas, dan media untuk dapat memberikan solusi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi bangsa saat ini.

Dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor bidang Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestasi, M.Si., Apt., ini juga menghadirkan pembicara lainnya, yaitu Direktur Utama PT. Danaro Tigor GH. Sinaga, Pemimpin Divisi KPR dan KKP Bank BJB Agus Kurniawan, Wasekjen Real Estate Indonesia Hery Sulistyono, Guru Besar FEB Unpad Prof. Dr. Hj. Erni Trisnawati Sule, M.Si., dan Wartawan Senior Kompas Dedi Muhtadi. Acara juga diisi dengan pameran produk perumahan.*

Laporan oleh Arief Maulana

Share this: