Usung Usaha Kopi Berkelanjutan, Irfan Rahadian Raih Juara Anugerah Inovasi Jawa Barat 2017

[unpad.ac.id, 24/08/2017] Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Irfan Rahadian, S.P., M.Sc., M.Si., terpilih menjadi pemenang Lomba Anugerah Inovasi Jawa Barat bidang Lingkungan Hidup tahun 2017 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Irfan terpilih atas inovasinya dalam menciptakan model usaha kopi berkelanjutan.

Dosen Fakultas Pertanian Unpad Irfan Rahadian, S.P., M.Sc., M.T., yang meraih juara Anugerah Inovasi Jawa Barat 2017 bidang Lingkungan Hidup, Agustus 2017 (Foto: Tedi Yusup)*

Inovasi yang sebelumnya terpilih sebagai juara lomba Anugerah Prakarsa Jawa Barat pada 2015 lalu. ini, mengintegrasikan tiga target capaian kesejahteraan yang didapat dari perkebunan kopi. Capaian ini terdiri dari mendukung konservasi lingkungan keberlanjutan, mendukung kesejahteraan hewan, dan mendukung kesejahteraan petani kopi.

Berawal dari keprihatinan saat melihat kritisnya kondisi lereng Gunung Manglayang, Irfan bersama ibunya mulai menanam kopi di lahan pribadi di kawasan Pasir Impun pada 2010 silam. Kopi diplih karena tanaman ini termasuk ke dalam tanaman konservasi.

“Di lereng Gunung Manglayang sudah banyak yang gundul. Petani cenderung menanam sayuran di lahan miring. Kondisi ini menyebabkan saat kemarau persediaan air sangat sedikit, tapi kalau hujan, banjir sering melanda wilayah di bawahnya,” cerita Irfan kepada Humas Unpad, Rabu (23/08).

Saat budidaya, proses penanaman kopi juga harus diseling dengan penanaman tanaman tinggi. Tanaman inilah yang mampu “menyembuhkan” lahan kritis di lereng Gunung Manglayang, terutama di wilayah Pasir Impun.

Ajakan untuk ikut menanam kopi juga dilakukan Irfan kepada petani di sekitarnya. Meski sempat disangsikan, bermodal pemberian 10.000 bibit kopi Arabica gratis siap tanam, para petani kemudian mulai menanam kopi. Menghindari tengkulak, Irfan pun memilih menampung kopi hasil budidaya para petani dengan harga jual yang tinggi.

Dalam pengembangannya, Irfan juga memproduksi jenis kopi luwak hasil fermentasi musang. Berbekal pengalamannya memasarkan kopi luwak Indonesia ke mancanegara, ia paham bahwa untuk menghasilkan kopi luwak terbaik, faktor kesejahteraan hewan mesti diperhatikan.

Bekerja sama dengan tim Satwa Kita ITB, Irfan merancang kandang yang nyaman untuk musang. Setiap satu ekor musang mendapat kandang berukuran 3x3x2 meter. “Dengan konsep kandang animal welfare, aktivitas musang di alam bebas, perilakunya harus sama juga ketika di kandang,” ujarnya.

Saat ini, musang peliharaannya berjumlah 22 ekor. Irfan pun memberikan pakan terbaik untuk sang musang. Pemberian biji kopi bukan menjadi makanan utama bagi musang. Irfan menyebut, pemberian kopi untuk musang hanya digunakan sebagai “makanan penutup”.

“Ini agar kualitas kopinya tetap terjaga. Kita juga memberikan biji kopi merah kepada musang dengan harapan setidaknya musang mendapatkan kopi yang baik,” kata Irfan.

Usaha pun terus berlanjut. Kopi yang dijual Irfan dari para petani tidak dalam bentuk gabah atau green bean, tetapi sudah berbentuk kopi bubuk dalam kemasan kaleng. Kopi bermerek “Kiwari Farmers” ini sudah dipasarkan ke beberapa kedai kopi dan kafe di wilayah Bandung. Di Unpad sendiri, kopi ini menjadi produk unggulan bertajuk “Kopi Padjadjaran”.

“Kita jadikan petani kopi ini menjadi petani kekinian, yakni tidak lagi menjual produk mentah tetapi sudah dalam produk akhir,” kata Irfan.

Keuntungan dari penjualan kopi Kiwari ini bisa langsung dirasakan oleh para petani. Pada kelompok tani “Kiwari Farmers” binaan Irfan, keuntungan penjualan kopi dikembalikan lagi kepada para petani dalam bentuk bibit gratis hingga pelatihan peningkatan kapasitas. Anggota tetap kelompok tani “Kiwari Farmers” saat ini berjumlah 6 petani dan telah memiliki lahan tanam seluas 10 hektar.

Kini, Kopi Kiwari berjenis Manglayang Karlina ini telah dinobatkan sebagai kopi terenak kedua se-Jawa Barat berdasarkan penilaian yang dilakukan q-grader (pakar penilai cita rasa kopi) dalam acara yang diselenggarakan Pemprov Jabar pada 2015. Pada lomba Anugerah Inovasi Jabar, Irfan sendiri diajukan menjadi peserta lomba oleh Dinas Perkebunan Provinsi atas keberhasilannya dalam mengaplikasikan konsep pertanian berkelanjutan.*

Laporan oleh Arief Maulana

Share this: