[unpad.ac.id, 19/3/2018] Indonesia diprediksi akan masuk ke dalam 10 besar negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030 mendatang. Meski prediksi ini dilontarkan sejumlah pengamat perekonomian di tingkat global, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkanya.
“Banyak yang harus dihadapi, dan itu tidak mudah,” ungkap pengusaha sekaligus Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) periode 2010 – 2015 Suryo Bambang Sulisto saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran, yang digelar di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (19/3).
Kuliah umum ini dimoderatori Guru Besar FTIP Unpad Prof. Dr. Nurpilihan Bafdal, Ir., M.Sc. Turut hadir Dekan FTIP Unpad Dr. Edy Suryadi, Ir., M.T., dan sejumlah pimpinan, dosen, dan mahasiswa FTIP.
Suryo mengatakan, prediksi ini didasarkan atas meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat ke-16 dengan PDB mencapai 1 triliun Dollar AS dan pendapatan per kapita sebesar 3.600 Dollar AS per tahun.
Di sisi lain, peningkatan perekonomian belum maksimal menyentuh aspek kesejahteraan masyarakat. Tantangan lain, Indonesia dihadapkan pada masalah pencurian aset dan sumber daya alam oleh pihak lain.
Komisaris di sejumlah perusahaan ternama nasional dan multinasional ini menyoroti pengelolaan sumber daya alam, energi, dan pangan yang dilakukan Indonesia. Aspek ini menjadi salah satu syarat utama dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
“Negara harus menguasai dan mengamankan sektor ini. Ini yang akan menjadi perebutan di seluruh negara. Sebab, setiap negara perlu menjamin bahwa dia bisa memiliki energi dan pangan yang cukup,” papar Suryo.
Suryo melanjutkan, sebagai negara agraris, Indonesia dihadapkan pada maraknya aktivitas impor sejumlah komoditas pangan. Ia menilai, jika biaya yang dikeluarkan untuk impor dialihkan untuk investasi lahan dan teknologi pertanian, dalam empat tahun ke depan pemasukan dari investasi ini akan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Terkait menyempitnya sejumlah lahan pertanian, Suryo memastikan bahwa masalah tersebut bisa diselesaikan oleh teknologi. Untuk itu, ia mendorong FTIP Unpad memiliki perhatian lebih dalam mengembangkan berbagai teknologi pertanian.*
Laporan oleh Arief Maulana