Kontemplasi 61 Tahun, Unpad Kuat Hadapi Era Disruptif

[unpad.ac.id, 18/9/2018] Enam dekade sudah Universitas Padjadjaran mengabdi bagi Indonesia. Menginjak usia 61 tahun, telah banyak hal konstruktif dan produktif yang telah dikontribusikan Unpad melalui komitmen seluruh keluarga besarnya bagi pembangunan negeri.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad saat membacakan pidato dalam Upacara Dies Natalis ke-61 Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (18/9). (Foto: Tedi Yusup)*

Demikian disampaikan Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad melalui pidato dalam Upacara Dies Natalis ke-61 Unpad yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (18/9).

Upacara ini dihadiri Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil, Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata, ketua Majelis Wali Amanat Rudiantara, beberapa rektor perguruan tinggi, serta pimpinan, guru besar, sivitas akademika, dan tenaga kependidikan di lingkungan Unpad.

Rektor menyampaikan, pada Dies Natalis ke-61 Unpad mengistilahkan dengan sebutan “Back to the Future”. Istilah ini merupakan upaya revitalisasi falsafah dasar Unpad dalam menjawab tantangan di era disruptif.

“Dies Natalis ke-61 tahun ini merupakan momentum yang tepat untuk melakukan kontemplasi dan evaluasi secara mendalam atas semua yang telah kita kerjakan selama estafet kepemimpinan di Unpad,” kata Rektor.

Sejak ditetapkan sebagai PTN Badan Hukum, Unpad telah banyak melakukan penguatan kapasitas kelembagaan. Penguatan ini tidak hanya dari sisi Tridarma, tetapi juga tata kelola, sumber daya manusia, kerja sama, hingga kontribusi bagi negeri.

Dari segi SDM, hingga September 2018 jumlah dosen bergelar Doktor bertambah menjadi 870 orang, atau sekitar 45,5% dari total jumlah dosen di Unpad. Angka ini meningkat dari tahun 2015 sebesar 661 orang.

Demikian juga dari sisi profesionalisme tenaga kependidikannya. Unpad telah mengubah skema dari jabatan struktural ke arah jabatan fungsional. Dari 2.322 tenaga kependidikan di Unpad, sebanyak 470 orang telah memiliki jabatan fungsional khusus. Sementara sisanya memiliki jabatan fungsional umum.

“Kendati dalam tahun-tahun terakhir Pemerintah menetapkan zero growth untuk PNS, karena kesadaran akan kebutuhan tenaga pendidik yang lebih banyak, pada sisi sebagai PTN BH kami manfaatkan untuk menambah jumlah dosen atas kapasitas kita sendiri,” urai Rektor.

Upaya pengembangan dosen dilakukan untuk membangun kembali kepemimpinan akademik. Guru besar berperan penting dalam menghasilkan guru besar baru. Untuk itu, Unpad telah mengembangkan program Academic Leadership Grant (ALG) dimana guru besar menjadi pemimpin akademik untuk melakukan riset bersama dosen.

Luaran utama dari program ini adalah mendorong dihasilkannya guru besar baru. “Tantangan menghasilkan guru besar yang mendasar adalah kemampuan riset para dosen. Karena, peningkatan jumlah guru besar ini harus dicapai dengan mutu riset dari para dosen,” jelas Rektor.

Hingga pertengahan September ini, tercatat 592 publikasi internasional yang telah dilakukan Unpad. Angka ini sudah melampaui jumlah yang tertera dalam kontrak kerja dengan Kemenristekdikti, yaitu 556 publikasi. Begitu pula dengan jumlah sitasi Unpad per September 2018 mencapai angka 15.608 dan melampaui jumlah yang ditetapkan Kemenristekdikti.

“Kami bersyukur dan sampaikan apresiasi tak terhingga kepada seluruh sivitas akademika Unpad,” kata Rektor.

Rektor mengatakan, loncatan kapasitas akademik ini membangun reputasi Unpad menjadi lebih baik. Ini mendorong pihak luar memberi kepercayaan besar kepada Unpad. Dengan demikian, aktivitas riset tidak hanya dilakukan dengan dana universitas, tetapi juga dari dana kerja sama yang terjalin dengan Unpad.

Dari segi tata kelola, Unpad telah menghasilkan beragam inovasi untuk memudahkan pelayanan, seperti penerapan e-office dan ERP untuk mendorong kecepatan pelayanan dan perencanaan kelembagaan. “Itu semua terwujud dengan makin meningkatnya apresiasi  kepada Unpad,” kata Rektor.

Dalam upacara tersebut, Dewan Profesor Unpad menghasilkan lima seri buku pemikiran para guru besar terkait implementasi SDGs di Indonesia. Ketua Dewa Profesor Unpad Prof. Sutyastie Soemitro mengatakan, lima buku tersebut berisi tulisan dari 100 guru besar di Unpad. Lima buku tersebut dikelompokan menjadi tema kesehatan, agrokompleks, sains dan teknologi, sosiohumaniora, dan implementasi Pola Ilmiah Pokok Unpad.

Selain itu, Unpad juga memberikan penghargaan Satya Karya Bakti Padjadjaran kepada Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata, serta penghargaan Karya Bakti Mahaguru kepada Guru Besar FK Unpad Prof. Ramdan Panigoro dan Guru Besar FKG Prof. Dr. Eky S. Soeria Soemantri. Penghargaan diberikan langsung oleh Rektor Unpad.*

Laporan oleh Arief Maulana

Pidato Rektor Unpad pada Dies Natalis ke-61

 

Share this: