Punya Potensi Besar, Indonesia Harus Siapkan Strategi Hadapi Era Ekonomi Digital

A number of speakers attended the 2018 Doctorate Business Issue Forum (Dorbis) themed "Fintech: Opportunities and Challenges in the Digital Economy Era held by the Student Association of the Doctoral Program of Management in the Faculty of Economics and Business Unpad in Bale Rumawat, Unpad, 35 Dipati Ukur Street, Bandung, Friday (12/14). (Photo: Tedi Yusup) *

[unpad.ac.id, 14/12/2018] Indonesia menyimpan potensi sangat besar untuk unggul dalam ekonomi digital. Bukan hanya sebagai pasar, tetapi pemain besar. Untuk itu, perlu kolaborasi dari berbagai sektor untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ada.

Sejumlah pembicara mengisi acara Doctorate Business Issue Forum (Dorbis) 2018 bertema “Fintech: Peluang dan Tantangan di Era Digital Ekonomi yang digelar  Himpunan Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad di Bale Rumawat, Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (14/12). (Foto: Tedi Yusup)*

Staf khusus Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Lis Sutjiati mengatakan bahwa permasalahan dalam digitalisasi bukan hanya permasalahan terkait teknologi. Perlu dibangun strategi nasional untuk mengatasinya.

Hal tersebut disampaikan Lis Sutjiati saat menjadi pembicara dalam acara Doctorate Business Issue Forum (Dorbis) 2018 bertema “Fintech: Peluang dan Tantangan di Era Digital Ekonomi”. Acara tersebut digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad di Bale Rumawat, Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (14/12).

“Yang kita pelajari, negara-negara yang maju digitalnya ternyata mereka mempunyai yang namanya national digital strategy,” ujar Lis.

Diungkapkan Lis, untuk mengatasi permasalahan ekonomi digital, pemerintah pun tidak bekerja sendiri-sendiri. Pemerintah melibatkan berbagai pihak untuk menemukan solusi bersama. Saat ini, sudah ada sejumlah program pemerintah untuk meningkatkan geliat ekonomi digital, diantaranya adalah dengan meningkatkan jumlah teknopreneur di Indonesia.

Senada dengan Lis, Dekan FEB Unpad Yudi Azis, S.Si., S.E., S.Sos., M.T., Ph.D. mengatakan bahwa perlu ada upaya untuk menghadapi tantangan digital ekonomi di Indonesia. Jika tidak segera bergerak untuk menghadapinya, dampak negatif pun akan muncul.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah terkait penyiapan sumber daya manusia. Saat ini, Unpad pun terlibat dalam sejumlah program pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar siap menggeluti ekonomi digital, salah satunya adalah melalui Digital Talent Scholarship.

Menurut Yudi, sumber daya manusia terkait ekonomi digital masih langka. Salah satunya, adalah masih minimnya pemahaman terkait digital transformasi dan bagaimana penyesuaian yang harus dilakukan.

“Jangan sampai kita hanya jadi pasar,” ujar Yudi.

Selain Lis, Dorbis 2018 juga menghadirkan Dr. Edi Witjara dari PT. Telkom, Dr. Gatot Trihargo, Danu Wicaksana selaku CEO Tcash, Dr. Sulaeman Nidar selaku Ketua ProgramDoktor Ilmu Manajemen Unpad, Marshal Pribadi selaku founder Peivy id., dan Yosamartha dari Bank Indonesia.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana/am

Share this: