Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr. (Foto oleh: Dadan T.)*

[unpad.ac.id, 14/3/2019] Penyelenggaraan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai syarat mengikuti SBMPTN 2019 akan dilakukan mulai pertengahan April 2019. Universitas Padjadjaran selaku koordinator implementasi UTBK menyatakan siap untuk memfasilitasi kelancaran ujian tersebut.

Suasana pelaksanaan UTBK SBMPTN tahun 2018 lalu di kampus Unpad, Jatinangor. (Foto: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad mengatakan, sistem UTBK telah dikembangkan dengan sangat andal dan hati-hati. Berbagai persiapan dan pengembangan telah dilakukan dengan matang.

“Insya Allah sistem ini andal, karena kami tidak main-main mengembangkannya,” ujar Rektor Unpad saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (13/3).

Penyelenggaraan UTBK sendiri sebenarnya sudah dilakukan sejak 2016, sebagai salah satu metode dalam SBMPTN. Setiap tahunnya, UTBK dibuka dengan skala peserta yang terus ditingkatkan. Untuk tahun ini, pelaksanaan SBMPTN sudah seluruhnya menggunakan metode UTBK.

Untuk itu, Rektor mengimbau agar peserta ujian tidak perlu khawatir pelaksanaan UTBK akan terkendala oleh masalah sistem maupun jaringan. Pihaknya telah melakukan ujicoba sistem UTBK serentak di seluruh wilayah di Indonesia. Hasilnya, sistem ini sudah berjalan dengan baik.

Standar penyelenggaraan UTBK juga telah dikembangkan secara ketat. Standar ini akan diterapkan di seluruh wilayah penyelenggara UTBK di Indonesia. Dengan demikian, kualitas sistem UTBK akan sama rata di setiap wilayah.

Rektor menjelaskan, ada keistimewaan dari metode UTBK dibandingkan dengan metode ujian tertulis cetak. Metode berbasis komputer yang dikembangkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI ini bertujuan agar perguruan tinggi bisa lebih tepat mendapatkan calon mahasiswa.

Guna mewujudkan tujuan tersebut, mekanisme seleksinya pun dikembangkan lebih spesifik. Tahun-tahun sebelumnya UTBK diikuti oleh peserta yang telah mendaftar SBMPTN. Pada tahun ini, peserta harus ikut UTBK dahulu untuk mendapatkan hasil.

Dari hasil UTBK, peserta kemudian memiliki rekomendasi untuk memilih program studi yang cocok melalui jalur SBMPTN.

“Kalau dahulu, kita hanya tahu kompetensi itu dari psikotes saat di SMA. Sekarang, dari 2 jenis tes yang ada dalam UTBK, setiap nilai tes yang diperoleh peserta bisa di-match-kan dengan program studi yang dituju,” papar Rektor.

Dijelaskan lebih lanjut, dua jenis tes dalam UTBK terdiri dari tes potensi skolastik dan tes potensi akademik. Setiap jenis tes bisa menjadi penentu kompetensi peserta terhadap program studi yang dituju.

Setiap program studi yang ditawarkan perguruan tinggi pada SBMPTN sudah memiliki data pembobotan tersendiri. Peserta tinggal menyesuaikan hasil tes UTBK dengan bobot program studinya. Sistem ini dinilai lebih mendorong peserta untuk benar-benar memilih program studi yang sesuai dengan kompetensinya.

“Bagi siswa, memilih program studi itu penting karena menjadi karirnya ke depan,” kata Rektor.

Rektor memastikan, materi soal yang diujikan dalam UTBK merupakan materi yang sudah dipelajari siswa di bangku SMA. “Kami tidak mungkin memberikan materi tes yang kapasitasnya belum dimiliki anak SMA,” tegasnya.

Selain itu, UTBK menghindarkan peserta dari kesalahan pengisian. Karena berbasis teknologi, peserta tidak perlu repot menghitamkan lembar jawaban. Metode ini dinilai lebih mudah dikerjakan oleh peserta.

Pendaftaran UTBK dibuka dalam 2 gelombang. Gelombang pertama dibuka mulai 1 Maret hingga 24 Maret. Sementara gelombang kedua dibuka mulai 25 Maret hingga 1 April 2019. Pendaftaran dilakukan di laman pendaftaran-utbk.ltmpt.ac.id.

Rektor mengungkapkan, berbeda dengan pelaksanaan UTBK SBMPTN sebelumnya yang digelar serentak satu hari, tahun ini UTBK digelar selama beberapa hari. Pelaksanaan tes UTBK untuk peserta pendaftar gelombang pertama dilakukan tanggal 13 April hingga 4 Mei 2019. Sementara tes UTBK untuk gelombang kedua dilaksanakan tanggal 11 Mei – 26 Mei 2019.

Saat melakukan pendaftaran, peserta diberikan opsi memilih tanggal ujian dan waktu ujian yang terdiri dari sesi pagi atau siang.

Peserta boleh mengikuti UTBK maksimal 2 kali dengan ketentuan sebagai berikut: mengikuti UTBK satu kali untuk kelompok Saintek selanjutnya UTBK satu kali untuk kelompok Soshum dan sebaliknya, atau dua kali untuk kelompok Saintek/Sosial Humaniora.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

Share this: