[unpad.ac.id, 19/6/2019] Lembaga pemeringkatan QS merilis data pemeringkatan “QS World University Rankings (WUR) 2020” pada Rabu (19/6). Universitas Padjadjaran meraih peringkat di rentang 751 – 800.

Metodologi penilaian QS WUR 2020 tetap merujuk pada sejumlah indikator, antara lain: academic reputation (40%), employer reputation (10%), faculty student (20%), citations per faculty (20%), international faculty (5%), dan international students (5%).

Unpad meraih poin tertinggi pada indikator faculty student. Pada indikator ini, Unpad menduduki peringkat 366 di tingkat global. Sementara poin yang harus diperkuat dari 6 indikator tersebut adalah internasionalisasi yang meliputi academic dan employer peer review yang memiliki porsi besar, disamping international faculty dan international students juga memerlukan peningkatan (saat ini masih menduduki peringkat 601+).

Kepala Kantor Internasional Unpad dr. Ronny, M.Kes., AIFO, PhD., menjelaskan, secara keseluruhan, capaian kumulatif Unpad memang belum sebaik tahun 2018. Alhasil, pada tahun ini, peringkat Unpad mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu.

Sisi internasionalisasi merupakan sisi yang terdampak dari adanya perubahan data Unpad pada QS. Kriteria yang paling terdampak ada pada faculty ratio, serta jumlah mahasiswa asing yang mengalami penurunan dalam melanjutkan studi di Unpad.

Ronny menjelaskan, Unpad terus melakukan penguatan dari sisi kebijakan tata kelola data di bawah koordinasi Wakil Rektor bidang Tata Kelola, Perencanaan, dan Sistem Informasi. Usaha yang dilakukan adalah dengan mendorong jejaring komunikasi dengan international peers, yaitu universitas rekanan, komunitas bisnis dan stakeholders lain. Yang dilakukan diantaranya adalah menghidupkan kembali kerja sama (MoU) dengan institusi asing yang sebelumnya tidak aktif atau tidak ada kegiatan, hingga inisisai kebijakan pembukaan program double degree serta kelas internasional pada program S1, S2, dan S3.

Terkait internasionalisasi tersebut, kesiapan program studi dalam menyambut mahasiswa asing akan sangat penting perannya, karena prodi yang nantinya menentukan seberapa banyak jumlah mahasiswa asing yang dapat ditampung. Di sisi lain, dukungan sarana prasarana yang memadai juga menentukan kemampuan Unpad dalam menerima mahasiswa asing.

Saat ini, lanjut Ronny, Unpad memiliki kekuatan internasionalisasi yang sudah berjalan pada program pembelajaran bahasa Indonesia di BIPA. Kerja sama yang dilakukan juga sudah berjalan baik dengan sejumlah institusi di Asia Tenggara dan Asia lainnya. Hanya saja, upaya yang lebih masif harus terus dilakukan.

“Kita sudah mulai berlari lebih cepat. Akan tetapi, yang universitas lain berlari lebih kencang lagi, sehingga kita perlu lebih giat mempersiapkan kinerja universitas dengan lebih baik lagi. Satu hal yang jangan sampai dilupakan, sisi internasionalisasi ini harus dikerjakan juga tanpa melupakan kualitas pendidikan dan pelayanan terbaik bagi mahasiswa dalam negeri,” kata Ronny.

Pendapat lain disampaikan Prof. Badri Munir Sukoco, SE., MBA., Ph.D, anggota tim gugus tugas World Class University Kemenristekdikti, menyoroti pentingnya peran individual para akademisi. Selain aspek internasionalisasi, peran reputasi individu dari akademisi Universitas untuk dapat meningkatkan reputasi akademik di level internasional, menjadi hal yang sangat penting untuk mendongkrak indikator academic reputation dari Universitas.

“Perlu kesadaran dari para individu-individu akademik di Universitas mengenai pentingnya memiliki posisi yang diakui pada komunitas internasional dalam bidang kepakarannya masing-masing,” jelas Badri.

Badri memberikan ilustrasi, jika seorang dosen memiliki posisi sebagai seorang ketua asosiasi keilmuan tertentu di level internasional, maka hal tersebut akan berkontribusi terhadap pengakuan reputasi akademik institusi secara keseluruhan. Selain itu, Badri juga menjelaskan pentingnya sejumlah program unggulan bertaraf internasional seperti international conference dan riset kerja sama yang melibatkan komunitas akademik internasional untuk mendorong reputasi akademik yang menjadi salah satu kriteria QS WUR.

Pelaksana Tugas Rektor Unpad Prof. Dr. Rina Indiastuti, M. SIE., mengapresiasi seluruh civitas yang telah berkontribusi pada peraihan Unpad dalam perangkingan QS WUR 2020. Walaupun peringkat Unpad disesuaikan, namun masih masuk enam universitas teratas di Indonesia. Rina juga menyampaikan bahwa jumlah publikasi internasional yang terus meningkat menjadi modal kuat untuk meningkatkan kemaslahatan dan kontribusi membangun bangsa sekaligus internasionalisasi Unpad.

“Penurunan peringkat Unpad memesankan bahwa kita harus bekerja lebih keras lagi dalam membangun reputasi dan kinerja akademik Unpad seperti yang dilakukan universitas lain yang merupakan peers Unpad,” pesan Rina.

Rina juga mengutarakan bahwa indikator faculty student Unpad yang tinggi harusnya membuahkan tekad untuk menjamin keunggulan lulusan agar mampu terserap di dunia kerja. Hal ini selanjutnya diyakini akan mengungkit kepercayaan dan meningkatkan jumlah mitra Unpad di tingkat domestik dan internasional.

“Saya bersama para wakil rektor dan dekan, sedang merencanakan untuk menguatkan mutu program studi agar berstandar internasional, berkolaborasi dengan mitra internasional. Hal ini dapat meningkatkan reputasi akademik dosen dan mahasiswa, yang secara langsung akan menjadi daya tarik bagi akademisi dan mahasiswa internasional agar mau datang ke Unpad,” pungkas Rina. *

Laporan oleh Arief Maulana dan Syauqy Lukman/mar

Share this: