Mahasiswa Unpad Olah Limbah Kulit Jeruk Jadi Pembasmi Jentik Nyamuk

Mahasiswa Universitas Padjadjaran

[unpad.ac.id, 2/7/2019] Sebagai upaya menanggulangi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia, Lima mahasiswa Universitas Padjadjaran mengembangkan produk pembasmi jentik nyamuk dengan menggunakan limbah kulit jeruk nipis.

Mahasiswa Universitas Padjadjaran mengembangkan produk pembasmi jentik nyamuk dengan menggunakan limbah kulit jeruk nipis bernama “Jentik Nyamuk Mati” atau “Jemukti”.*

Produk bernama “Jentik Nyamuk Mati” atau “Jemukti” ini dikembangkan oleh Muhamad Imam Muhajir (FMIPA), Ajar Faflul Abror (FMIPA), Regi Admar Yusup (FMIPA), Sandi Sudjatmiko (FISIP), dan Diani Citra Ayu (Fikom) dengan dosen pembimbing Dr. Euis Julaeha, M.Si.

Sesuai dengan namanya, Jemukti merupakan obat yang fokus untuk membasmi anak nyamuk atau jentik. Obat ini bukan berbentuk serbuk, melainkan menggunakan teknologi effervescent.

Lewat teknologi ini, konsumen tidak perlu repot membubuhkan obat ke berbagai genangan air. Dengan mencelupkan tablet effervescent, secara otomatis obat akan melarut dalam air.

Dalam rilis yang diterima Kantor Komunikasi Publik Unpad, Jemukti menggunakan bahan alami berupa kulit jeruk nipis. Bahan ini diklaim lebih aman dari produk sejenis yang cenderung menggunakan produk sintetis.

Dengan demikian, Jemukti memberikan jaminan bahwa produk ini hanya mengakibatkan dampak yang minor apabila air yang sudah tercampur produk tertelan oleh manusia.

Imam dan tim pun melakukan kampanye penggunaan “Jemukti” untuk memberikan manfaat positif kepada lingkungan keluarga Indonesia. Diharapkan, selain mampu menekan angka penyakit DBD, produk yang memiliki slogan “Pembasmi Jentik Sebelum Jadi Nyamuk” ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi limbah kulit jeruk.

Pengembangan produk Jemukti diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Unpad untuk kategori Kewirausahaan. Saat ini, tim PKM-K “Jemukti” berhasil mendapat pendanaan dari Kemenristekdikti.*

Rilis/am

Share this: