Tiga Mahasiswa FTIP Unpad Olah Tandan Kelapa Sawit Jadi Kain Woven dan Tenun

Mahasiswa Fakultas Teknologi

[unpad.ac.id, 15/7/2019] Tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad berhasil menyulap tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi kain yang mempunyai nilai manfaat ekonomi. Mereka adalah Muhammad Mas’ud, Sita Halimatus Sa’diyah, dan Bonie Pamungkas, yang dibimbing oleh Ahmad Thoriq, S.TP., M.Si.

Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran meraih juara III Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit di PB International Convention Centre, Bogor, pada 12 – 13 Juli 2019 lalu.*

Penelitian tersebut berhasil membawa mereka menjadi juara III Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Final lomba tersebut dilaksanakan di IPB International Convention Centre, Bogor, pada 12 – 13 Juli 2019 lalu.

Dalam rilis yang diterima Kantor Komunikasi Publik Unpad, disebutkan bahwa kain yang dihasilkan  pada penelitian tersebut terdiri atas 2 jenis yaitu kain non woven dan kain tenun. Kain non woven dapat dimanfaatkan sebagai insulator dan peredam suara, sedangkan kain tenun TKKS dapat diolah lebih lanjut menjadi tas, sepatu, topi, taplak meja, gorden, dan beberapa produk kerajinan lainnya.

Selama ini, tandan kosong kelapa sawit biasanya hanya dibuang ke lahan sawit atau diolah lanjut menjadi kompos. Jika dibuang ke lahan, dibutuhkan waktu lama untuk proses penguaraiannya. Seringkali sampah TKKS menjadi sarang tikus yang juga dapat berimplikasi pada menurunnya produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit.

Sementara jika jika diolah menjadi kompos, maka perlu investasi yang besar, lahan luas serta jauh dari pemukiman. Padahal, potensi limbah serat sawit tiap tahun dapat mencapai 5,85 juta ton.

Dalam Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa, para mahasiswa berupaya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut.

Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa diawali dengan seleksi proposal. Dari 350 proposal yang masuk, terpilih 30 proposal untuk didanai. Berdasarkan hasil evaluasi kemajuan penelitian, tim FTIP Unpad lolos 10 besar terbaik, yang kemudian berikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitian pada tahap final.

Juri pada pelaksanaan lomba tersebut berasal dari 3 unsur yaitu akademisi, peneliti dan praktisi.*

Rilis/art

Share this: