Stres Hadapi Coronavirus Picu Turunnya Imunitas Tubuh

Prof,

Tulisan oleh Prof. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D.

Prof. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D. (Foto: Tedi Yusup)*

[unpad.ac.id, 6/4/2020] Wabah Coronavirus (COVID-19) telah berdampak secara luas ke seluruh penjuru dunia. Data terakhir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan lebih dari 200 negara sudah terdampak Coronavirus. Dampaknya luar biasa pada seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari dampak fisik, psikologis , sosial ekonomi, hingga spiritual. Hal ini disebabkan, penularan masif terjadi pada siapa saja, dan di mana saja.

Ketakutan akan wabah Coronavirus ini menimbulkan stres dan kecemasan pada banyak individu. Mereka melakukan hal – hal yang berlebihan seperti menumpuk makanan, memborong desinfekstan, masker dan lain – lain seperti banyak diberitakan di media masa. Bahkan ada yang menghubungi saya meminta advice karena keluarganya ada yang sudah menunjukkan gejala kecemasan yang cukup berat .

Padahal stres atau cemas bisa menurunkan imunitas. Saat stres dan cemas terjadi, antibodi lambat berproduksi sehingga tubuh kita lemah dan gampang terkena infeksi, termasuk infeksi Coronavirus.

Tidak hanya informasi mengenai Coronavirus, stres/cemas juga bisa muncul akibat adanya aturan karantina wilayah yang diberlakukan pemerintah. Di sisi lain, kecemasan juga muncul akibat banyaknya informasi simpang siur terkait wabah ini di media sosial.

Selama proses penaggulangan masalah wabah pandemi ini, pemberitaan tentang angka kasus positif yang terus meningkat tentu akan meningkatkan stress bagi individu. Kecemasan yang dihadapi tidak hanya dipicu oleh data orang yang positif Coronavirus yang terus meningkat, juga karena banyaknya berita yang meningkatkan kcemasan seperti ada yang mati mendadak dan sebagainya.

Kecemasan dan stres yang dialami oleh individu tersebut jika dibiarkan bisa mengakibatkan dampak yang cukup serius, seperti perasaan curiga yang berlebihan pada orang lain karena takut tertular, hingga kurangnya empati pada pemerintah yang mungkin dianggap kurang serius menangani masalah wabah ini, sehingga bisa menimbulkan kemarahan dan lebih parahnya mengamuk.

Efek stres pada individu akan berbeda tergantung di lingkungan mana mereka berada. Bagi Individu yang berada di zona siaga COVID, tentu akan lebh stres daripada yang berada di zona lainnya. Lalu bagaimana caranya agar kita sebagai individu tidak terlalu cemas menghadapi wabah ini?

Untuk mengatasi kecemasan dan stress akibat wabah ini, berdasarkan pengalaman dari beberapa pastisipan dan berbagai sumber ada bebrapa hal yang bisa dilakukan oleh individu, antara lain:

1. Jangan habiskan waktu hanya untuk mencari informasi tentang Coronavirus. Hal tersebut hanya akan menambah kecemasan dan stress. Informasi yang menggembirakan membuat kita senang tapi kalau informsinya kurang menyenangkan akan membuat kita cemas. Ibarat koputer, Kebanyakan informasi juga bisa menyebabkan orak kita jadi melambat. Apalagi kalau informasi yang diperolah merupakan informasi yang tidak benar atau hoaks, tentu akan menjadi virus bagi komputerr otak;

2. Lebih selektif dalam menerima informasi, terutama informasi yang berasal dari sosial media, di mana berita – berita di dalamnya belum tentu benar;

3. Jangan fokus pada banyaknya kasus yang meninggal karena akan meningkatkan kecemasan dan menimbulkan hopeless. Fokuslah pada banyaknya orang yang sembuh dari Coronavirus dan percaya bahwa penyakit ini bisa sembuh;

4. Ikuti imbauan pemerintah dan jajarannya untuk tinggal di rumah, melakukan pembatasan sosial dan fisik, cuci tangan secara regular, serta jaga kebersihan diri dan lingkungan;

5. Komunikasi aktif dengan keluarga;

6. Lakukan relaksasi, mendengarkan musik yang disukai;

7. Bergembira dan belajar bersama anak;

8. Serahkan semuanya kepada Sang Pencipta. Mohon perlindungan kepadanya karena apapun tidak akan menimpa kita tanpa seizinnya.(art)*

 

 

Share this: