Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si., “SDM Indonesia Harus Siap Jadi Global Employee”

[Unpad.ac.id, 26/03/2015] Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC), Indonesia perlu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad, Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si. mengatakan bahwa negara ini perlu melakukan manajemen SDM agar Indonesia mampu bersaing dalam AEC tersebut.

Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si. (Foto oleh: Dadan T.)*
Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si. (Foto oleh: Dadan T.)*

“Indonesia pada dasarnya tidak kalah saing kemampuannya. Cuma masalahnya kita tidak bisa memanfaatkannya, mengembangkannya. Jadi harus ada upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang ada dalam SDM-nya,” tutur Guru Besar yang mendalami bidang Manajemen SDM dan Organisasi ini.

Prof. Ernie menyebutkan, pemerintah perlu melakukan talent management (manajemen talenta). Melalui manajemen talenta, dilakukan pengumpulan dan pengidentifikasian SDM yang memiliki potensi tertentu, dikelompokkan sesuai dengan bidang-bidang keahliannya. Mereka kemudian diberi upaya pengembangan dan sertifikasi.

“Sertifikasi itu sebenarnya pengakuan tentang profesi. Sehingga kalau ada perusahaan-perusahaan asing nyerbu ke Indonesia, dia sudah siap, karena dia sudah punya pengakuan atas profesinya,” ujar Prof. Ernie.

Perempuan kelahiran Bandung, 18 April 1954 ini melihat bahwa Indonesia memiliki sejumlah SDM yang unggul di bidangnya masing-masing. Contohnya adalah dalam bidang industri kreatif, Indonesia memilki sejumlah desainer yang karyanya sudah diakui oleh mancanegara. Selain itu di sektor lain, Indonesia juga memiliki potensi unggulnya masing-masing.

“Potensi SDM kita di segala bidang juga ada. Cuma tidak teridentifikasi. Melalui talent management ada perlakuan khusus kepada mereka yang punya talent tersebut,” ucap Prof Ernie yang kini juga menjabat sebagai Ketua Program Doktor Ilmu Manajemen Unpad ini.

Bukan hanya mencari potensi, tetapi juga potensi tersebut harus dikembangkan. Pengembangan talenta bukan hanya dilakukan melalui pendidikan formal atau pelatihan, tetapi juga dengan diberikan fasilitas atau sarana baginya untuk melakukan upaya-upaya pengembangan.

Dalam menghadapi AEC, SDM Indonesia juga harus dapat menjadi global employee, dimana memiliki kriteria sebagai SDM Global. Diantaranya adalah memiliki job knowledge, kultur organisasi, dan daya adaptasi yang internasional

Prof Ernie memang sudah menyukai bidang Manajemen SDM ini sejak lama. Bahkan sejak masih menjadi mahasiswa, ia sering diundang oleh sejumlah organisasi untuk memberikan pelatihan atau menjadi narasumber mengenai SDM. Kala itu, ia memang sudah aktif berorganisasi, baik itu organisasi di tingkat fakultas, universitas, maupun di luar Unpad.

Passion saya disitu. Jadi kebetulan waktu melamar menjadi calon dosen dimintanya untuk membantu di Manajemen SDM, jadi ya saya suka,” ungkap lulusan S-3 Ekonomi-Manajemen, S-2 Ekonomi Perusahaan Pertanian, dan S-1 Ekonomi-Manajemen Unpad ini.

Menurutnya, sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan manajemen yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. “Manajemen itu secara sederhananya adalah proses mencapai tujuan, dengan dan melalui orang-orang,” jelas Prof. Ernie.

Jadi dalam manajemen, intinya adalah “orang”, dan memiliki unsur kerja sama. “Si Manajer adalah orang yang harus mampu bekerja sama dengan orang-orang yang ada dalam organisasinya dan dia harus mampu membuat orang-orang itu bekerja sama, karena masing-masing orang itu punya potensi yang berbeda-beda yang bisa membantu tercapainya tujuan organisasi,” tambah Prof. Ernie.

Lebih lanjut Prof. Ernie menjelaskan, manajemen SDM diperlukan untuk membangun sistem organisasi supaya SDM yang ada dalam organisasi itu bekerja mencapai performa yang superior. Dalam manajemen SDM sendiri terdapat 4 peran yang harus dipenuhi, administrative expert, strategic expert, change agent, dan human champion. “Jadi manajemen SDM itu harus menghasilkan SDM yang unggul,” tutur Prof. Ernie ketika menjelaskan peran human champion.

Secara spesifik, tentu manajemen SDM antara satu organisasi dengan organisasi yang lain akan berbeda, tergantung dari situasi yang ada di organisasi itu, lingkup kerja, dan tujuannya. Meski demikian, empat peran tersebut harus dapat dimainkan dalam manajemen SDM. Pada administrative expert misalnya, perlu dipikirkan mulai dari bagaimana perekrutan, penempatan, penugasan, pengembangan, hingga rencana karirnya.

“Tercapainya tujuan strategis tergantung dari SDM-nya. Kalau SDM enggak bener, strategi bagus, tujuan bagus, tidak akan tercapai,” ujar mantan Dekan Fakultas Ekonomi Unpad (2008-2012) ini.

Dengan demikian, seorang leader harus mempunyai visi SDM, bukan hanya visi teknis atau visi produknya saja. Di Unpad contohnya, Wakil Rektor IV memiliki peran untuk mengembangkan sistem Manajemen SDM. Pelaksana manajemen SDM sendiri adalah seluruh manajer, mulai dari Rektor, Dekan, Koordinator Program Studi, dan pimpinan-pimpinan lain di Unpad. “Tidak akan dicapai kalau visi SDM-nya tidak ada,” ujar Prof. Ernie.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: