Ronny Lesmana, MD, M.Kes., AIFO, PhD., “Kemajuan Universitas Itu Napasnya Ada di Riset”

[Unpad.ac.id, 30/03/2015] Riset harus menjadi spirit dan orientasi kerja seorang dosen agar dapat ditularkan kepada mahasiswanya. Jika semangat tersebut tidak dimiliki, maka efek dominonya cukup besar. Tanpa penelitian yang berkualitas, Indonesia akan selalu tertinggal dan sulit untuk bersaing dengan negara-negara lain.

Ronny Lesmana, MD, M.Kes., AIFO, PhD *
Ronny Lesmana, MD, M.Kes., AIFO, PhD *

Bagi Ronny Lesmana, MD, M.Kes., AIFO, PhD., Dosen Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Unpad, mimpi terbesarnya adalah Indonesia jangan menjadi negara konsumen teknologi, namun harus menjadi motor penelitian yang menghasilkan banyak penemuan baru bagi dunia.

Dalam penelitian yang digelutinya, Ronny memilih untuk fokus pada berbagai penelitian terkait tiroid hormon. Ia menuturkan, secara umum penelitian yang dilakukannya adalah bagaimana peranan tiroid hormon terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan otot serta adaptasinya saat latihan/olah raga.

Penelitiannya pun sudah banyak mendapatkan pengakuan dan penghargaan di tingkat internasional. Penghargaan tersebut bermula saat menempuh studi Doktor di Department of Integrative Physiology, Graduate School of Medicine, Gunma University, Jepang.

Selama di Jepang, 3 tahun berturut-turut ia mendapatkan Dean’s Award untuk kategori Excellent Research Activity. Di tahun 2011, ia juga mendapat “Young Investigator Award” atas presentasinya pada ajang Japan Thyroid Association Meeting.

Pasca lulus dari Gunma University, Ronny mendapatkan tawaran untuk mengikuti porgram Postdoc Fellowship di Program in Cardiovacular and Metabolic Disorders, Laboratory of Hormonal Regulation, Duke-NUS Medical School, Singapura. Pada program kali ini, ia melanjutkan penelitian terkait kinerja spesifik tiroid hormon dalam mengatur susunan fiber dalam otot. Tiroid hormon dipercaya melibatkan proses autophagy dalam proses pengaturan ulang susunan serat otot dari tipe yang bersifat oksidatif (lambat) ke tipe glikolitik (cepat).

“Kita melihat bagaimana hormon ini mengubah demand otot dari tadinya butuh lemak untuk dibakar untuk exercise jangka panjang digantikan dengan glukosa yang bisa dibakar dengan cepat yang melibatkan thyroid hormone. Ini penting untuk ke depan aplikasi jangka panjang, baik optimisasi pemulihan otot, untuk optimisasi performa atlet juga bisa,” kata Ronny.

Selama di Singapura pula, Ronny mendapat kepercayaan membantu proyek riset seorang siswa di NUS High School. Proyek ini merupakan program Advanced Research Project (ARP) sebagai syarat kelulusan bagi para siswa. Setiap tahunnya, setiap siswa mencari mitra perguruan tinggi untuk dapat bekerja sama menghasilkan proyek riset ilmiah.

Proyek yang dikerjakan oleh Ronny bersama muridnya adalah mengenai regulasi autophagy di otot yang berkaitan dengan hormon. “Karena tidak ada standar baku dalam mengajar anak college di Singapura, saya mencoba mempraktikkan sistem tutorial dalam setiap bimbingan hasil, seperti yang diterapkan di FK Unpad. Responsnya pun cukup positif,” imbuhnya.

Melalui kerja sama tersebut, murid bimbingannya mendapat penghargaan terbaik dari sekolahnya. Sebagai bonusnya, Ronny pun direkomendasikan untuk mendapatkan award dalam acara NUS Research Congress 2014 yang diikuti oleh ratusan sekolah internasional, termasuk dari Australia, Selandia Baru, Malaysia, Brunei dan beberapa sekolah dari Jepang.

Di luar dugaan, ia terpilih menerima penghargaan sebagai “Inspiring Mentor Research Award 2014” yang termuda bersama 9 mentor dari Perguruan Tinggi lainnya yang semuanya sudah bergelar Profesor dan Associate Professor.

“Yang paling menyenangkan hati saya adalah pengalaman mendidik anak SMU, mengajarkan segala sesuatu kepada anak SMU yang belum mature secara kepribadian jauh lebih sulit dibanding mengajarkan mahasiswa S1 dan S2,” ujar Ronny.

Baru-baru ini Ronny berkesempatan mempresentasikan penelitiannya dalam pertemuan tahunan Endocrine Society di San Diego, USA, 2015. Ajang ini merupakan pertemuan ahli endocrinologist sedunia yang yang sudah berusia 100 tahun, setiap tahunnya dihadiri lebih dari 9000 peserta.

Dalam pertemuan ini, Ronny mendapatkan 3 penghargaan sekaligus, yaitu Outstanding Abstract Award (Travel award), Best Presenter (Presidential Award) dan Podium Presentation.

“Hal yang paling menyenangkan hati saya adalah saat orang bertanya dari mana anda berasal, saya berkata saya berasal dari Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,” kenangnya.

Bagi Ronny, peraihan penghargaan tersebut tidak lepas dari peran serta guru, mentor, maupun seniornya di FK Unpad. ia pun semakin termotivasi untuk meneliti lebih baik lagi.

“Saya senang melihat perkembangan penelitian di Unpad saat ini, harapannya saya ingin penelitian di Unpad berjalan lebih baik lagi. Kemajuan universitas itu napasnya ada dalam riset, oleh karena itu mari kita sama sama membudayakan riset yang berkualitas. Memang tidak mudah dan mungkin ada banyak kendala di lapangan, namun saya yakin jika kita mau bersama-sama bergandengan tangan, kita pasti bisa menjadi leading di ASEAN bahkan dunia. ” tandasnya.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: