Unpad Gelar Pelatihan Audit Mutu Internal untuk Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Auditor

Suasana Pelatihan Audit Mutu Internal yang digelar oleh SPM Unpad, Kamis hingga Jumat (29-30/11) di Kampus Unpad Dipati Ukur, Bandung. (Foto: Tedi Yusup)

[Unpad.ac.id, 29/11/2012] Saat ini, Unpad masih belum memiliki jumlah auditor yang memadai untuk melakukan proses audit internal. Jumlah auditor yang dimiliki oleh Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad baru sekitar 58 orang. Padahal, tugas auditor tersebut tidak hanya mengaudit fakultas, tetapi juga mengaudit program studi yang ada di lingkungan Unpad.

Suasana Pelatihan Audit Mutu Internal yang digelar oleh SPM Unpad, Kamis hingga Jumat (29-30/11) di Kampus Unpad Dipati Ukur, Bandung. (Foto: Tedi Yusup)

“Paling tidak, jumlah auditor tersebut sekitar 10% dari jumlah keseluruhan dosen yang ada di Unpad,” ujar Ketua SPM Unpad, dr. Hj. Bethy Suryawathy, Sp., PA (k)., Ph.D. Menurutnya,  jumlah tersebut dapat mengaudit sekitar 140 program studi dan 16 fakultas yang ada di Unpad. Oleh karena itu, pihaknya terus kontinu mengadakan Pelatihan Audit Mutu Internal seperti yang digelar kali ini, Kamis hingga Jumat (29-30/11) di Kampus Unpad Dipati Ukur, Bandung. Sebanyak 27 peserta dari berbagai fakultas mengikuti pelatihan tersebut

Ditemui di sela-sela kegiatan pelatihan, dr. Bethy mengungkapkan pelatihan ini penting digelar untuk mengubah paradigma yang selama ini melekat tentang proses audit. Selama ini, selalu ada ketakutan ketika suatu fakultas atau program studi akan dilakukan audit oleh auditor. Anggapan tersebut tentunya salah, sebab inti dari proses audit adalah untuk mengecek apakah tiap-tiap program studi tersebut mematuhi standar yang telah dibuat.

“Melalui pelatihan ini diharapkan dapat mengubah paradigma bahwa proses audit adalah sesuatu yang ditakutkan,” jelasnya.

Dampak dari pelatihan tersebut pun mulai dirasakan olehnya. Saat ini, hampir semua program studi telah memiliki keinginan sendiri untuk melakukan audit. Pasalnya, mereka akhirnya mengetahui bahwa dengan dilakukan proses audit, kekurangan-kekurangan dalam proses akademik bisa diantisipasi dan diperbaiki. Sebab, proses audit yang dilakukan pada program studi berupa proses audit terhadap dokumen-dokumen yang bersifat pendidikan, misalnya kurikulum atau standar-standar yang telah  ditetapkan oleh Unpad.

“Bahkan ada beberapa program studi yang meminta sendiri ingin diaudit agar mereka tahu kekurangan apa yang masih ada,” ujar Bethy.

Pelatihan yang digelar selama dua hari ini meliputi dua aspek, yakni pemberian teori dan simulasi dari tim Institut Pertanian Bogor (IPB), yakni Dr. Ir. Ahmad Darobin Lubis, M.Sc., QIA., dan Dr. Wonny Ahmad Ridwan, S.E., M.M. Pemaparan teori meliputi pengetahuan dasar mengenai audit, perencanaan dan prosedur, program kerja audit, standar-standar pengauditan, hingga etika/cara kerja seorang auditor.

Simulasi sendiri akan digelar pada hari Jumat. Peserta akan turun langsung mengaudit beberapa prodi yang telah disediakan oleh pihak SPM Unpad. Dengan dibagi menjadi beberapa kelompok, peserta akan mendatangi program studi untuk melihat dan memeriksa kelengkapan dokumen yang dimiliki oleh program studi tersebut. Nantinya, hasil dari proses audit tersebut berupa temuan-temuan yang akan dibuatkan laporannya. Temuan itu sendiri ialah sesuatu yang dianggap tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan.

“Setelah menemukan temuan, tugas auditor sendiri ialah mengingatkan kepada program studi untuk segera memperbaiki kekurangan yang ada sehingga sifatnya terus berkala,” katanya.

Melalui pelatihan ini, Bethy berharap dapat menghasilkan auditor yang berkualitas, dan betul-betul memahami semua kegiatan audit akademik seluruh program studi di Unpad. “Dengan adanya auditor yang memahami audit, dapat mendorong program studi untuk lebih giat melakukan audit tanpa harus diperintah berkali-kali,” pungkasnya.*

Laporan oleh Arief Maulana/mar

Share this: