Sebanyak 28 Pustakawan dari Berbagai Daerah Ikuti Pelatihan Instruktur Literasi Informasi yang digelar Unpad dan UPH

Para narasumber di Pelatihan Instruktur Literasi Informasi yang digelar Unpad dan Universitas Pelita Harapan di Kampus Fikom Unpad Jatinangor, Selasa (9/4). (Foto: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 9/04/2013] Perkembangan komunitas literasi, khususnya di Kota Bandung dilatarbelakangi oleh munculnya stigma bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah. Hal tersebut juga didukung oleh hasil survei dari United Nation Developmnent Progamme (UNDP) yang mengungkapkan bahwa orang Indonesia rata-rata hanya membaca satu judul buku saja.

Para narasumber di Pelatihan Instruktur Literasi Informasi yang digelar Unpad dan Universitas Pelita Harapan di Kampus Fikom Unpad Jatinangor, Selasa (9/4). (Foto: Tedi Yusup)*

Hal tersebut diungkapkan oleh Dosen Fikom Unpad, Dr. Hj. Ninis Agustini D., M.Lib., dalam acara “Pelatihan Instruktur Literasi Informasi Unpad-UPH”, Selasa (09/04) di Ruang Oemi Abdurrachman Kampus Fikom Unpad Jatinangor. Menurutnya, komunitas literasi tersebut salah satunya bertujuan untuk membangun masyarakat literal atau masyarakat pembelajar sepanjang hidupnya.

Masih menurut Dr. Ninis, ada 5 komunitas literasi yang menurutnya paling eksis di kota Bandung, yakni Tobucil and Klabs, Rumah Buku Kineruku, Potluck Coffe Bar and Library, Zoe Cafe and Library, dan Optimus. Kelima komunitas tersebut memiliki ciri khas masing-masing dalam mewujudkan masyarakat literasi tersebut.

“Setiap komunitas literasi membangun literasi komunikasi sesuai dengan apa yang mereka punya, yakni dengan memiliki klab-klab yang menjadi ciri khasnya,” ujar Dr. Ninis.

Adanya klab-klab dan penggunaan aturan yang unik dari tiap-tiap komunitas literasi menurut Dr. Ninis merupakan upaya untuk tidak terikat pada norma. Bagi para komunitas literasi, manusia tidak bisa diatur norma, namun manusialah yang membuat norma.

Adapun motif untuk membentuk komunitas literasi didasarkan pada keprihatian pada kondisi keberaksaraan masyarakat. Selain itu, pembentukan komunitas literasi didasarkan untuk membangun masyarakat literat.

“Komunitas literasi adalah salah satu sarana ekspresi diri untuk mewujudkan terciptanya masyarakat literat tersebut,” ungkapnya.

Pelatihan tersebut digelar oleh Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fikom Unpad yang bekerjasama dengan The Johannes Oentoro Library Universitas Pelita Harapan (UPH). Digelar selama 3 hari, yakni 9 – 11 April 2013, sebanyak 28 pustakawan dari berbagai instansi di Jawa Barat, Yogya dan Sumatera mengikuti pelatihan tersebut. Selain Dr. Ninis, pelatihan ini menghadirkan beberapa pembicara baik dari Unpad maupun dari luar Unpad.*

Laporan oleh: Maulana / eh *

Share this: