Kampus Jangan Sekadar Jadi Research University, Tapi Juga Entrepreneurial University

Narasumber Academik Entrepreneur Dialogue. Dari kiri ke kanan: Encik Mohd. Razuan Rahid, Prof. Dr. Mohd. Fauzi Md Joni, Dr. med. Setiawan, dr., Prof. Dr. H. Yuyun Wirasasmita, M.Sc., dan Prof. Dr. Sam’un Jaja Raharja, Drs, M.Si (Foto oleh: Tedi Yusup) *

[Unpad.ac.id, 12/11/2013] Perguruan tinggi sangat potensial menghasilkan pelaku wirausaha yang dapat membantu pembangunan nasional. Untuk itu, perguruan tinggi harus mengubah visi dan misinya dari sekadar learning university atau research university menjadi entrepreneurial university, yaitu universitas yang menerapkan hasil-hasil penelitiannya untuk kepentingan dunia usaha atau masyarakat luas.

Narasumber Academik Entrepreneur Dialogue. Dari kiri ke kanan: Encik Mohd. Razuan Rahid, Prof. Dr. Mohd. Fauzi Md Joni, Dr. med. Setiawan, dr., Prof. Dr. H. Yuyun Wirasasmita, M.Sc., dan Prof. Dr. Sam’un Jaja Raharja, Drs, M.Si (Foto oleh: Tedi Yusup) *
Narasumber Academik Entrepreneur Dialogue. Dari kiri ke kanan: Encik Mohd. Razuan Rahid, Prof. Dr. Mohd. Fauzi Md Joni, Dr. med. Setiawan, dr., Prof. Dr. H. Yuyun Wirasasmita, M.Sc., dan Prof. Dr. Sam’un Jaja Raharja, Drs, M.Si (Foto oleh: Tedi Yusup) *

Demikian dikatakan Prof. Dr. H. Yuyun Wirasasmita, M.Sc, guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran saat menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Academic Entrepreneur Dialogue yang dilaksanakan pada hari pertama Simposium Kebudayaan Indonesia Malaysia (SKIM) XIII di Bale Sawala Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran Jatinangor, Selasa (12/11).

Academic Entrepreneur Dialogue dengan chairperson Dr. med. Setiawan, dr., ini juga menghadirkan narasumber Prof. Dr. Sam’un Jaja Raharja, Drs, M.Si dari Universitas Padjadjaran serta Prof. Dr. Mohd. Fauzi Md Joni dan Encik Mohd. Razuan Rahid dari Universiti Kebangsaan Malaysia.

“Universitas tersebut harus dilengkapi dengan Center for Entrepreneurship Development, yang berfungsi untuk mendorong dan mendampingi pesertanya untuk mendirikan usaha dimulai dengan tahap start-up, pengembangan, pertumbuhan dan ekspansi,” ujar Prof. Yuyun.

Untuk itu, lanjut Prof. Yuyun, perlu ada kebijakan strategis dari pihak universitas. Antara lain, mendirikan inkubator bisnis yang berbasis teknologi yang akan memfasilitasi para mahasiswa yang berminat menjadi wirausaha. Lalu, perlu didirikan pusat koordinasi penelitian yang akan menyosialisasikan hasil penelitian dasar dan terapan kepada dunia usaha dan masyarakat luas. Perguruan tinggi juga perlu memasukkan materi wirausaha ke dalam kurikulum.

Prof. Dr. Sam’un mendeskripsikan academic entrepreneur sebagai masyarakat perguruan tinggi yang berpikir dan berperilaku dengan mengembangkan hasil-hasil penelitian yang diorientasikan kepada peningkatan nilai tambah ekonomi baik bagi dirinya, perguruan tinggi, maupun masyarakat.

Pengalaman UKM
Sementara Universiti Kebangsaan Malaysia memaparkan pengalaman mereka mengelola Centre for Entrepreneurship and SMEs Development (Cesmed). Menurut Prof. Dr. Mohd. Fauzi Md Joni, entrepreneur adalah ruang bagi kalangan akademik untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk tujuan tersebut, perlu dipikirkan bagaimana para pakar di perguruan tinggi diberdayakan untuk tujuan membangun semangat wirausaha.

Encik Mohd Razuan Rahid memaparkan, seluruh mahasiswa UKM memperoleh matakuliah kewirausahaan di tahun pertama kuliah. Lalu, ada modul tambahan khusus kewirausahaan di tahun-tahun berikutnya bagi yang berminat. UKM menamakannya fase junior start-up untuk mereka yang mengambil modul di tahun kedua dan fase senior start-up untuk modul di tahun ketiga.

“Dialog ini merupakan forum berbagi pengalaman dari Unpad dan UKM terkait academic entrepreneur. Diharapkan, dari pengalaman masing-masing ini dapat mendorong kemajuan kedua institusi dalam menjalankan semangat kewirausahaan. Bagi Unpad sendiri, aspek academic entrepreneur ini sangat penting karena kami ingin menjadi Entrepreneur World Class University pada tahun 2026 mendatang,” ujar Dr. med. Setiawan, dr., yang juga Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad.

Pada Rabu 13 November 2013 di tempat yang sama, SKIM XIII akan dibuka secara resmi melalui pidato pembukaan oleh Rektor Unpad Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA dan Vice-Chancellor of UKM, Prof. Tan Sri Dato’ Wira Sharifah Hapsah Syed Hassan Shabuddin. Lalu dilanjutkan dengan pembicara kunci Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Dr. Sapta Nirwandar yang mebawakan materi “Creative Economy for Nation Welfare, Indonesia Case” dan CEO Malaysian Biotechnology Corporation, Y.Bhg. Dato’ Dr. Mohd. Nazlee Kamal dengan materi “Bioeconomy for Nation’s Prosperity”.

SKIM merupakan kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan secara bergantian oleh Unpad dan UKM sejak tahun 1985. SKIM XIII tahun ini akan menampilkan 200 makalah hasil karya peserta dari 8 negara. SKIM XIII akan berlangsung hingga 14 November 2013 di Unpad Kampus Jatinangor. *

Share this: