Lulusan Perguruan Tinggi Jangan Jadi Bagian Masalah Bangsa, Namun Turut Menyelesaikannya

Pelaksanaan Wisuda gelombang I Tahun Akademik 2013/2014 Universitas Padjadjaran di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Rabu (6/10) kemarin (Foto: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 6/11/2013] Ketika negara sedang dihadapkan dengan berbagai masalah, maka para lulusan perguruan tinggi diharapkan untuk tidak menjadi bagian atau bahkan pembuat masalah baru. Para lulusan perguruan tinggi, yang notabene merupakan cendikiawan sudah seharusnya ikut serta, bahu membahu menyelesaikan masalah bangsa.

Pelaksanaan Wisuda gelombang I Tahun Akademik 2013/2014 Universitas Padjadjaran di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Rabu (6/10) kemarin (Foto: Tedi Yusup)*

Hal tersebut disampaikan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia saat menyampaikan pidato pada upacara Wisuda Unpad Gelombang I Tahun Akademik 2013/2014 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Rabu (6/11).

Rektor mengungkapkan bahwa ilmu sebagai alat, akan sangat bergantung kepada untuk apa dan bagaimana ilmu tersebut digunakan. Nilai universal dari pemanfaatan ilmu, adalah untuk kemaslahatan umat secara keseluruhan.

“Sekarang saatnyalah saudara-saudara mengamalkan ilmu tersebut di masyarakat. Buktikanlah bahwa gelar yang diperoleh, menunjukkan kompetensi yang dimiliki. Bentuknya adalah karya nyata,” tutur Rektor.

Peran perguruan tinggi adalah pemberi modal awal untuk dikembangkan lebih lanjut lagi. Modal tersebut bisa didiamkan atau dikembangkan, tergantung kepada individu masing-masing. “Agar bisa terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, janganlah berhenti belajar. Agama mengajarkan belajarlah selama hayat dikandung badan,” pesan Rektor.

Pada kesempatan tersebut, Rektor juga menekankan bahwa para lulusan adalah duta universitas. Ketika para lulusan berhasil di masyarakat, maka nama Unpad akan terbawa baik juga. Sebaliknya dari itu, apabila gagal, termasuk terlibat di dalam kasus-kasus yang merugikan negara, nama Unpad akan terbawa-bawa pula.

Rektor mengatakan bahwa tidak ada satu pun universitas yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan kaidah-kaidah kebaikan yang bersifat universal. Karena itu, nilai-nilai “Kejujuran, Kebenaran, dan Keadilan” seharusnya tertanam pada diri setiap lulusan. “Sebagai pencerminan dari keluhuran budi, ‘Kejujuran, Kebenaran, dan Keadilan’ apabila digabung dengan kemampuan ilmu pengetahuan, serta semangat pengabdian, sebagai wujud nilai kepahlawanan pada masa kekinian, Insya Allah akan menjadi amunisi yang besar untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi,” tuturnya.

Pada wisuda kali ini, Unpad melantik sebanyak 2424 orang dari berbagai program studi. Wisuda dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada Rabu-Jumat (6-8/11) di Grha Sanusi Hardjadinata.   Pelaksanaan wisuda sendiri dibagi dalam lima sesi.

Secara khusus, Rektor mengucapkan selamat kepada beberapa wisudawan yang memiliki IPK tertinggi, wisudawan yang menyelesaikan studi tercepat, serta wisudawan yang lulus dengan usia termuda dan usia tertua.

Wisudawan dengan IPK tertinggi yaitu Benny Yohanes T dari Kajian Ilmu Sastra dengan IPK 4,00 (Program Doktor), Raden Maya Febryanti dari Program Studi Farmasi dengan IPK 4,00 (Progam Magister), Agung Wibowo dari Program Studi Ilmu Konservasi Gigi dengan IPK 3,85 (Program Spesialis), Steven Tan Jun Hong dari Program Profesi Kedokteran Gigi dengan IPK 4,00 (Program Profesi), dan Nindy Metha Mayangswari dari Program Studi Ilmu Komunikasi dengan IPK 3,89.

Wisudawan dengan masa studi tercepat Program Sarjana (3 tahun 11 bulan) diraih Wanwan Kurniawan dari Program Studi Perikanan. Sementara wisudawan lulusan termuda Program Sarjana (20 tahun 11 bulan) adalah Hana Ikramina dari Program Studi Sastra Inggris dan wisudawan lulusan tertua Program Doktor (65 tahun 5 bulan) adalah H. Marbawi H. Syakban dari Kajian Ilmu Hukum. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana /  eh *

Share this: