Indonesia Kembangkan Potensi Kelautan dan Perikanan dengan Pendekatan Blue Economy

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif C. Sutardjo, saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional dalam rangka Munas Himitekindo X di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Senin (3/03). (Foto: Dadan T)

[Unpad.ac.id, 3/03/2014] Potensi perikanan dan kelautan bangsa Indonesia diharapkan menjadi primadona baru pembangunan di masa datang. Potensi tersebut bila dikembangkan dengan baik, akan menghasilkan pendapatan negara yang luar biasa. Kesadaran untuk mengembangkan potensi tersebut juga harus dibarengi dengan kesadaran menjaga lingkungan agar dapat terus memberi manfaat untuk generasi mendatang.

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif C. Sutardjo, saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional dalam rangka Munas Himitekindo X di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Senin (3/03). (Foto: Dadan T)
Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif C. Sutardjo, saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional dalam rangka Munas Himitekindo X di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Senin (3/03). (Foto: Dadan T)

Hal inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep Blue Economy untuk melengkapi konsep Green Economy yang telah dipopulerkan sebelumnya. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C. Sutardjo, konsep ini cocok untuk dikembangkan oleh Indonesia mengingat kondisi geografi Indonesia yang memiliki lautan lebih luas dibandingkan dengan daratan dengan segenap potensinya yang berlimpah.

“Indonesia memiliki potensi yang besar dari kelautan dan perikanan. Blue Economy ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produksi kelautan dan perikanan Indonesia sekaligus tetap menjaga lingkungan agar dapat menciptakan pembangunan yang berkelanjutan,” ujarnya saat menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional dalam rangka Musyawarah Nasional Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia (Himitekindo) X di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (3/03) ini.

Pada seminar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad ini, menteri mengatakan bahwa ada lima prinsip pembangunan kelautan dan perikanan dengan konsep Blue Economy yaitu terintegrasi, berbasis kawasan, investigasi kreatif dan inovatif, sistem produksi bersih dan berkelanjutan.

Menteri menambahkan, untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut, perlu adanya sinergi dari berbagai pihak yaitu dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta dan masyarakat. Sinergi ini perlu diterapkan dalam kebijakan-kebijakan yang berkaitan dalam pengembangan kawasan minapolitan, industrialisasi kelautan dan perikanan sehingga mengarah pada pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.

“Kita sinergikan dari hulur hingga hilir untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing kelautan dan perikanan Indonesia. Untuk mengembangkan ini diperlukan inovasi dan kreativitas agar dapat lebih berkembang,” lanjutnya.

Menteri berharap agar para mahasiswa terus mengkampanyekan mengenai potensi kelautan dan perikanan Indonesia sekaligus program Blue Economy ini. “Kelautan dan perikanan adalah modal kita kedepan khususnya bagi masyarakat di daerah pesisir. Kita harus bisa menyadarkan masyarakat bahwa kelautan kita adalah front yard, selama ini dianggap back yard padahal potensinya lebih besar, asal dikelola dengan baik dan didorong lebih maju,” tuturnya.

Seminar yang diikuti oleh perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam Himitekindo dari sekira 20 perguruan tinggi se-Indonesia ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana, dan Tata Kelola Prof. Dr. Ir. H. Roni Kastaman, MSIE, Dekan FPIK Unpad Dr. Ir. Iskandar, M.Si., beserta para dosen FPIK Unpad dan juga jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.*

Laporan oleh: Marlia

 

 

 

Share this: