[Unpad.ac.id, 20/06/2014] Produk hasil perikanan memiliki peranan penting dalam ketahanan pangan serta pemenuhan nutrisi, pengentasan kemiskinan, dan kesejahteraan umum. Hal ini terutama terjadi pada sektor perikanan akuakultur, dimana produksinya terus mengalami perkembangan.

“Jika akuakultur dikembangkan dan dipraktikkan secara bertanggung jawab, maka akan menghasilkan keuntungan yang terus menerus terhadap ketahanan pangan global dan pertumbuhan ekonomi,” tutur Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr. Slamet Soebjakto saat menjadi Keynote Speaker pada acara International Conference of Aquaculture Indonesia di Bale Sawala, kampus Unpad Jatinangor, Jumat (20/06).
Dr. Slamet menuturkan bahwa produksi ikan secara global saat ini telah berkembang pesat, dan akuakultur menjadi salah satu sektor yang tumbuh dengan cepat dalam menghasilkan pangan. Pada tahun 2012 misalnya, produksi ikan global telah melebihi dari separuh kebutuhan dunia akan ikan, dan diproyeksikan ini akan meningkat hingga 62% pada tahun 2030.
Menurutnya, sektor perikanan dan akuakultur tidak hanya berkontribusi bagi kesehatan tetapi juga kesejahteraan. Dr. Slamet mengatakan bahwa sektor ini telah menyediakan lapangan pekerjaan dan mata pencaharian bagi bagi ratusan juta jiwa. “Perikanan dan akuakultur di Indonesia berkontribusi besar terhadap kegiatan ekonomi sebagai mata pencaharian, sumber pendapatan, penciptaan lapangan kerja, dan ketahanan pangan,” ujarnya
Dr. Slamet juga mengatakan bahwa pada tahun 2013, sektor perikanan di Indonesia telah memperoleh keberhasilan dimana produksi perikanan tangkap mencapai 5,6 juta ton, akuakultur 13,7 juta ton, GDB dari sektor perikanan 6,45 %, dan nilai ekspor US$ 4.16 serta tingkat konsumsi ikan mencapai 35,62 Kg perkapita per tahun. “Dengan demikian akuakultur memiliki peran yang sangat penting dalam penyediaan sumber protein pangan sejak produksi penangkapan ikan cenderung konsisten,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Dr. Slamet mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia juga akan mempromosikan subsektor akuakultur sebagai bagian dari usaha untuk menyediakan makanan bernutrisi bagi masyarakat. “Industri aquaculture corporated harus dibangun. Pembangunan akukultur yang lebih baik dan berkelanjutan merupakan hal yang absolut dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan,” ujar Dr. Slamet.
Seminar internasional ini terselenggara atas kerja sama Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad dengan Indonesian Aquaculture Society. Acara diselengggarakan mulai hari ini hingga Minggu (22/06) mendatang. Acara diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari 17 negara, diantaranya Amerika Serikat, Belgia, Malaysia, Prancis, Malaysia, dan Arab Saudi.
“Acara ini digelar bertujuan untuk sharing informasi, sharing teknologi dari semua kalangan baik dari peneliti, pemerintah, juga para pelaku bisnis. Itu penting karena dengan demikian kita bisa lebih memajukan lagi dunia budidaya perikanan ini,” tutur Ketua Pelaksana acara Dr. Rita Rostika saat ditemui di sela-sela acara. *
Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *