Pamass Unpad Perkenalkan Seni Monolog Bahasa Sunda ke Pelajar SMA

Penampilan salah satu peserta monolog bahasa Sunda di Pasanggiri Monolog Basa Sunda SMA/K Sa-Jawa Barat 2014 yang diselenggarakan Pamass Unpad di Jatinangor, Kamis (2/10). (Foto oleh: Arief Maulana)

[Unpad.ac.id, 2/01/2014] Untuk memperkenalkan seni monolog Bahasa Sunda kepada siswa SMA, Paguyuban Mahasiswa Sastra Sunda (Pamass) Unpad menyelenggarakan Pasanggiri Monolog Basa Sunda SMA/K Sa-Jawa Barat 2014. Sebanyak 21 peserta mengikuti kompetisi tersebut.

Penampilan salah satu peserta monolog bahasa Sunda di Pasanggiri Monolog Basa Sunda SMA/K Sa-Jawa Barat 2014 yang diselenggarakan Pamass Unpad di Jatinangor, Kamis (2/10). (Foto oleh: Arief Maulana)
Penampilan salah satu peserta monolog bahasa Sunda di Pasanggiri Monolog Basa Sunda SMA/K Sa-Jawa Barat 2014 yang diselenggarakan Pamass Unpad di Jatinangor, Kamis (2/10). (Foto oleh: Arief Maulana)

“Kami ingin fokus ke monolog, karena jarang, sekalian memperkenalkan monolog bahasa Sunda ke anak SMA. Banyak yang belum mengenal sehingga kami ingin mengenalkan dan mengangkat kembali monolog bahasa Sunda,” ungkap Pupuhu Panata Calagara (Ketua Pelaksana Pasanggiri Monolog Basa Sunda SMA/K Sa-Jawa Barat 2014, Nova Sulaeman Rasyid Fajar saat ditemui di sela acara, Kamis (2/10).

Acara digelar sebagai bagian dari peringatan ulang tahun ke-50 Pamass Unpad, di Aula PSBJ Fakultas Ilmu Budaya Unpad, selama tiga hari hingga Sabtu (4/10) mendatang. Di hari terakhir, selain pengumuman pemenang, juga digelar malam puncak peringatan milangkala Pammas Unpad.

Peserta yang mengikuti kompetisi tersebut adalah siswa SMA dan SMK se-Jawa Barat. Sebelum kompetisi, para peserta pun diberi pembekalan terlebih dahulu terkait seni monolog bahasa Sunda. Para peserta kemudian dapat memilih satu dari sepuluh naskah yang dipersipkan panitia, untuk mereka pentaskan.

Sepuluh naskah tersebut yaitu karya dari Deni Ahmad Fajar (Sastrawan) berjudul “Ramal dan “Maklumat Iteung”, karya dari Dian Hendrayana (DosenSastra Sunda UPI) berjudul “Lalayu Sekar”, “Lagu Longkewang”, “Implengan Lewan”, “Gupay Malabar”, dan “Pileuleuyan Eretan”, karya dari Teddi Muhtadin (Dosen Sastra Sunda Unpad) berjudul “Ngeunteung” dan “Infus”, serta karya dari Asep Yusup Hudayat (Dosen Sastra Sunda Unpad) berjudul “Kuring jeung Bapa”.

Adapun kriteria penilaian diantaranya dilihat dari penguasaan panggung, estetika, mimik, kelancaran bicara, dan hapalan naskah. Bertindak sebagai juri yaitu dosen Sastra Sunda Unpad, Dian Amaliasari, mahasiswa Sastra Sunda Unpad yang sering menorehkan prestasi dan juga aktif di seni teater, Yandi Nurdiansyah, serta praktisi monolog, Yusef Muldyiana.

“Sekarang kan baru pertama kali, diharapkan kedepannnya dapat dilaksanakan secara berkala. Kegiatan ini jadi patokan. Mudah-mudahan jadi lebih banyak lagi yang tahu monolog itu apa,” ujar Nova.

Acara ini dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unpad, Drs. Yuyu Yohana Risagarniwa, M.Ed., Ph.D. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi positif digelarnya acara ini. Ia mengharapkan acara ini dapat rutin digelar setiap tahun.

Kepada peserta, Yuyu pun memberi semangat dan mengajak untuk menjunjung tinggi sportivitas. “Yang paling penting, bukan masalah menang atau kalah, karena semua sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengikuti pasanggiri ini,” tuturnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Share this: