Unpad Segera Optimalkan Kampus di Arjasari untuk Pendidikan Vokasi

Rektor saat memimpin rapat pembahasan (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 20/01/2016] Unpad akan mengoptimalkan kembali lahan kampus di kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Lahan seluas 200 hektar yang saat ini dikelola sebagai Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian tersebut direncanakan akan dioptimalkan menjadi kampus Unpad wilayah Arjasari, di samping Kampus Dipati Ukur dan Jatinangor.

Rektor saat memimpin rapat pembahasan (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Rektor saat memimpin Rapat Pembahasan Pengembangan Kampus Unpad Arjasari di Arjasari, Selasa (19/01). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, mengatakan, pengoptimalan kampus Arjasari dilakukan dalam rangka mewujudkan konsep “Unpad Transformative Triangle”, dalam artian pengembangan tiga kampus yang dimiliki Unpad (Dipati Ukur, Jatinangor, dan Arjasari) dalam rangka mewujudkan kemajuan pembangunan melalui pendidikan transformatif.

“Dalam rangka mendorong banyak aspek hilirisasi, sangat diperlukan banyak wahana yang memang bisa kita bangun untuk (mendorong) itu,” ujar Rektor dalam Rapat Pembahasan Pengembangan Kampus Unpad Arjasari, Selasa (19/01) di lokasi Kampus Arjasari. Rapat ini diikuti oleh pimpinan, Dekan, dan Dewan Profesor di lingkungan Unpad.

Dengan luas lahan yang representatif, kampus Arjasari direncanakan sebagai wahana integrasi pengembangan akademik, keberlanjutan lingkungan, dan penguatan budaya. Rektor mengatakan, dari segi pengembangan akademik, Unpad akan menjadikan kampus Arjasari sebagai kampus pendidikan vokasi.

Pendidikan vokasi dipilih dalam rangka mempersiapkan tenaga terampil di bidang terapan. Menurut Rektor, saat ini Indonesia kekurangan tenaga terampil untuk pengembangan teknologi terhilirkan. Untuk itu, pendidikan vokasi yang nanti dikembangkan harus terintegrasi dengan bidang ilmu yang saat ini dimiliki Unpad.

Terkait rencana pengembangan keseluruhan kampus Unpad Arjasari, Prof. Dr. Ir. Mahfud Arifin, M.S., Ketua Kajian Pengembangan Kampus Unpad Arjasari menjelaskan, pihaknya bersama tim telah merumuskan masterplan SPLPP Arjasari 2016 – 2021. Dari luas sekitar 200 hektar tersebut, Prof. Mahfud dan tim membagi lahan Arjasari menjadi empat zona pengembangan.

Zona pertama seluas 14,63 Ha akan digunakan untuk pengembangan kampus vokasi dan asrama bagi mahasiswa. Ditargetkan, kampus ini akan menampung sekitar 33.000 mahasiswa. Pengembangan kampus terdiri dari pembangunan sarana perkantoran, gedung pertemuan, gedung perkuliahan, dan laboratorium.

Zona kedua seluas 49,15 Ha akan digunakan untuk wahana Taman Sains dan Teknologi (TST). Wahana ini akan menjadi ruang hilirisasi berbagai produk keilmuan dari 16 fakultas yang ada di Unpad. Pembangunan TST ini merupakan implementasi dari target yang ditetapkan pemerintah kepada PTN di Indonesia.

Zona 3, kata Prof. Mahfud, akan menjadi lahan bumi perkemahan berbasis agrowisata seluas 5,42 Ha. Di sini, para siswa maupun umum bukan hanya sekadar berkemah, namun juga akan diajak untuk mengenal lebih dekat aktivitas pertanian. Bumi perkemahan ini akan terintegrasi dengan kawasan TST.

Sementara Zona 4 akan dikembangkan sebagai lahan kerja sama seluas 125,64 Ha. Saat ini, lahan SPLPP Arjasari digarap setidaknya oleh 480 petani dengan man land ratio sebesar 12 orang per hektarnya. Nantinya, para petani ini akan dirangkul Unpad untuk menggarap lahan pertanian di kawasan lahan kerja sama. Lahan ini juga menjadi lahan kemitraan dengan para pemangku kepentingan Unpad.

“Kita juga akan membangun Arboretum seluas 18,56 Ha, dimana di dalamnya mencakup zona pengembangan tanaman-tanaman langka,” kata Prof. Mahfud.

Lebih lanjut Rektor mengungkapkan, kunci penting dari masterplan tersebut ialah harus ada integrasi kuat di setiap sektor keilmuan yang ada di Unpad. “Berbagai hal yang kita bangun harus academic base, karena itulah kekuatan kita,” ujarnya.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: