Prof. Anas Subarnas, “Kurang Menarik, Penelitian Tanpa Potensi Pasar”

Prof. Dr. Anas Subarnas, MSc., Apt., saat menyampaikan materi pada Seminar Inovasi dan Komersialisasi di Unpad Training Center Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung, Kamis (28/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 28/04/2016] Penelitian di perguruan tinggi sedianya harus memenuhi tiga tuntutan, yaitu tuntutan saintifik, sosial, dan komersial. Selain melahirkan publikasi ilmiah, tiga tuntutan ini pada akhirnya akan melahirkan hilirisasi penelitian yang bisa memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat.

Prof. Dr. Anas Subarnas, MSc., Apt., saat menyampaikan materi pada Seminar Inovasi dan Komersialisasi di Unpad Training Center Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung, Kamis (28/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Prof. Dr. Anas Subarnas, MSc., Apt., saat menyampaikan materi pada Seminar Inovasi dan Komersialisasi di Unpad Training Center Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung, Kamis (28/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Penelitian tanpa memiliki potensi pasar, itu akan menjadi kurang menarik,” kata Guru Besar Fakultas Farmasi Unpad Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc., Apt., saat menjadi pembicara pada Seminar Inovasi dan Komersialisasi di Unpad Training Center Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung, Kamis (28/04).

Penelitian yang bersifat hilirisasi, kata Prof. Anas, memiliki proses yang panjang, keterlibatan multidisiplin ilmu dan lintas institusi, hingga tingginya biaya. Selain itu, penelitian ini juga merupakan gabungan antara penelitian dasar dengan terapan.

Guru Besar yang telah meneliti mengenai obat herbal ini mengatakan, hasil dari penelitian dasar akan melahirkan publikasi ilmiah serta teknologi baru guna mengembangkan keilmuan. Sementara penelitian terapan selain menghasilkan dua hal tersebut juga melahirkan paten dan produk komersial.

Prof. Anas menyampaikan, ada perubahan pola pikir untuk menghasilkan penelitian yang marketable.  Peneliti harus melihat peluang kebutuhan pasar melalui observasi langsung atau berdasarkan rekomendasi industri sehingga penelitian yang dilakukan akan langsung menghasilkan produk yang diterima pasar.

“Hilirisasi penelitian itu bukan dari hulu ke hilir (konsumen), tetapi justru polanya hilir-hulu-hilir lagi,” ujarnya.

Dr. Max Briggs dari Queensland University of Technology Australia *
Dr. Max Briggs dari Queensland University of Technology Australia *

Sementara itu, pakar marketing Queensland University of Technology Australia Dr. Max Briggs mengatakan, penelitian akademik harus didasarkan pada berbagai masalah yang terjadi di masyarakat, ekonomi, dan lingkungan. Dengan demikian, penelitian mampu memberikan solusi melalui produk maupun teknologi.

“Pertanyaan yang harus diajukan oleh peneliti terkait komersialisasi produknya ialah apa relevansi penelitian dan bagaimana keuntungannya,” ujar Max.

Terkait sektor komersialisasi, peneliti harus mengetahui dengan baik bagaimana proses inovasi dan marketing terhadap produk hasil penelitian. Max mengatakan, produk penelitian haruslah mencakup tiga aspek, yaitu fitur yang baik, memiliki fungsi, dan menghasilkan benefit. “Intinya, fitur memungkinkan menghasilkan fungsi yang bisa memberikan manfaat,” imbuhnya.

Fitur produk, lanjut Max, di dalamnya mencakup, dimensi produk, struktur, estetika, proses industri, performa, paten, hingga harga yang kompetitif. Sementara fungsi mencakup bagaimana produk itu bekerja, serta benefit diantaranya mencakup bagaimana produk tersebut dapat bermafaat bagi pengguna.

“Ketika produk digunakan, ia harus bisa memberikan efisiensi waktu, tenaga, memberikan kenyamanan, ekonomis, dan keuntungan sosial,” papar Max.

Selain Prof. Anas dan Max, seminar ini juga menghadirkan dua pembicara lain, yaitu Dirjen Penguatan Inovasi Kemristek Dikti RI Dr. Ir. Jumain Appe, dan Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen Badan Pengawas Obat dan Makanan Drs. Hary Wahyu, Apt. Seminar yang diikuti oleh Dekan, Wakil Dekan I, dan peneliti di lingkungan Unpad ini dibuka oleh Wakil Rektor bidang Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, Inovasi, dan Usaha Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: