Selain Diakui UNESCO, Kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Juga Didorong Jadi Destinasi Wisata Dunia

[unpad.ac.id, 5/05/2017] Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu sudah diakui UNESCO sebagai kawasan Global Geopark pada Desember 2017 mendatang. Kawasan ini juga didorong Pemprov untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia.

Guru Besar FMIPA Unpad Prof. Dr. Erri Noviar Megantara, M.S., (kiri) saat menyerahkan secara simbolis buku Biodiversity Ciletuh: Sekilas Diversitas Hayati & Sebaran REEPS (Rare Endangered Endemic & Protected Species) kepada Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, dan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar bersama Guru Besar FMIPA Unpad dalam Lokakarya dan Pelatihan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (5/05) ( Foto: Tedi Yusup)*

“Ini (Geopark Ciletuh) harus bisa jadi destinasi wisata dunia. Jabar sangat banyak objek wisata, tapi belum ditentukan sebagai destinasi oleh Pemerintah Pusat,” ujar Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dalam Lokakarya dan Pelatihan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (5/05).

Deddy mengatakan, kawasan Ciletuh-Palabuhanratu telah ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional sejak 2016, dan tengah diupayakan untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai Global Geopark. Pemprov pun melakukan kerja sama dengan berbagai sektor, termasuk diantaranya Universitas Padjadjaran, sebagai representatif kerja sama dengan akademisi.

Lewat perkenalan dengan Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Unpad Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., PhD, yang hampir 13 tahun meneliti di wilayah Ciletuh, Deddy mengaku takjub dengan keanekaragaman hayati, geologi, hingga budaya yang ada.

“Terima kasih kepada Rektor Unpad yang telah memberikan ruang penelitian bagi para guru besarnya, terutama di wilayah Jabar,” kata Deddy.

Saat ini, pihak Pemprov telah menggelontorkan dana hingga Rp211 milyar guna memperbaiki infrastruktur di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Kawasan seluas 126.100 hektar ini mencakup 8 kecamatan dan 74 desa, dan telah mempersiapkan 14 kawasan situs geologi unggulan dari 50 situs geologi yang ada di Ciletuh.

Orientasi pengusulan kawasan Ciletuh-Palabuhanratu sebagai Global Geopark adalah untuk pengembangan kawasan berkelanjutan. Kawasan ini nantinya mencakup tiga aktivitas inti, yaitu kawasan konservasi, edukasi, dan pengembangan kawasan berkelanjutan.

Lebih lanjut ia menilai, ada keunggulan kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu dibanding usulan Global Geopark lainnya di Indonesia. Selain adanya kontribusi dari peran perguruan tinggi, kawasan Ciletuh-Palabuhanratu terletak di satu wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Sukabumi. Dengan demikian, rencana pengembangan akan jauh lebih terfokus.

Untuk itu Deddy meminta Unpad untuk terus melaksanakan aktivitas akademik di kawasan Ciletuh-Palabuhanratu, khususnya dari segi penelitian, publikasi, dan edukasi kepada masyarakat. Masyarakat Ciletuh-Palabuhanratu menurutnya harus fasil berbicara tentang potensi wilayahnya.

“Kendala pengembangan geopark hendaknya menjadi inspirasi riset bagi Unpad,” kata Deddy.

Lokakarya yang dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, ini juga menghadirkan tiga pembicara, yaitu Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jabar Sustyo Iriono, Direktur Utama PT. Biofarma Iskandar, dan Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unpad Prof. Dr. Erri Noviar Megantara, M.S., dengan moderator Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., PhD.

Luncurkan Buku tentang Biodiversitas Ciletuh

Dalam kesempatan tersebut, diluncurkan buku “Biodiversity Ciletuh: Sekilas Diversitas Hayati & Sebaran REEPS (Rare Endangered Endemic & Protected Species)” karya Prof. Erri Noviar. Prof. Erri mengatakan, buku ini dilatarbelakangi oleh penelitiannya terkait biodiversitas di wilayah Ciletuh. Riset itu merupakan riset unggulan Academic Leadership Grant (ALG) yang digulirkan Unpad.

Secara singkat, buku ini mencakup identifikasi berbagai keragaman hayati di wilayah Ciletuh, diantaranya 19 vegetasi dan identifikasi 43 satwa dilindungi di Ciletuh. “Ini adalah paparan sebagian kecil dari keanekaragaman hayati di pusat geo area Ciletuh,” kata Prof. Erri.*

Laporan oleh Arief Maulana

Share this: