Kolaborasi, Dosen Anestesiologi FK Unpad Berikan Rekomendasi Ilmiah untuk Alat Ventilator Portabel

Dr. Reza Widianto Sudjud, dr., Sp.An-KIC, M.Kes., (kedua dari kanan) salah satu dosen dari Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Unpad sedang memberikan inform consent mengenai ventilator portabel "Vent-I" kepada keluarga pasien saat alat ini akan digunakan untuk membantu pernapasan pasien..*

Laporan oleh Arif Maulana

Dr. Reza Widianto Sudjud, dr., Sp.An-KIC, M.Kes., (kedua dari kanan) salah satu dosen dari Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Unpad sedang memberikan inform consent mengenai ventilator portabel “Vent-I” kepada keluarga pasien saat alat ini akan digunakan untuk membantu pernapasan pasien..*

[unpad.ac.id, 22/4/2020] Sejumlah dosen Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran menjadi konsultan dalam pengembangan alat ventilator portabel “Vent-I”.

Tim dosen yang terdiri dari Dr. Ike Sri Rejeki, dr., Sp.An-KIC, M.Kes., Rully Sitanggang, dr., Sp.An-KIC, dan Dr. Reza Widianto Sudjud, dr., Sp.An-KIC, M.Kes., berkolaborasi dengan tim perancang “Vent-I” yang diinisiasi oleh Dr. Syarif Hidayat. Kolaborasi ini bertujuan agar ventilator yang dikembangkan dapat efektif digunakan untuk alat bantu pernapasan pasien Coronavirus (COVID-19).

Saat diwawancarai Kantor Komunikasi Publik Unpad, Dr. Reza menjelaskan, ada sejumlah peran yang dilakukan akademisi Unpad dalam pengembangan Vent-I, antara lain, melakukan penjelasan terhadap pemanfaatan alat ventilator secara medis, pendampingan di dalam pembuatan, monitoring saat uji ventilator, memberikan umpan balik selama uji pakai, hingga publikasi bersama dengan pihak ITB dan Salman.

“Kita juga memberikan saran dan masukan kepakaran untuk perbaikan dan pengembangan alat ventilator tersebut,” ujar Dr. Reza.

Hampir sebulan tim melakukan pendampingan dari proses pengembangan ventilator ini. Dr. Reza menjelaskan, tim memberikan sejumlah rekomendasi ilmiah kepada para perancang. Hal utama adalah menentukan jenis ventilator yang dikembangkan. Tim merekomendasikan untuk mengembangkan jenis non-invasive ventilator (NIV) dengan mode continous positive airway pressure (CPAP).

Pengembangan ventilator ke jenis NIV dengan mode CPAP ini didasarkan pada penggunaan ventilator yang nantinya digunakan untuk pasien COVID-19. Pasien COVID-19 memiliki tingkat kegawatan menengah, yaitu sudah terjadi sesak dan penurunan kadar oksigen dalam darah. Karena itu, ventilator jenis NIV berfungsi agar pasien tidak jatuh ke dalam kondisi yang parah.

Hal berikutnya adalah tim intens berdiskusi dengan perancang mengenai apa saja yang harus ada di dalam sebuah ventilator, seperti aliran oksigen, kandungan oksigen, serta tekanan yang dapat diberikan.

“Alhamdulillah, semua baik dan berhasil,” imbuhnya.

Dari hasil uji coba, Vent-I terbukti efektif membantu pasien dapat bernapas lebih enak, sehingga mampu mampu mengurangi rasa sesak.

Alat Vent-I sendiri sudah dinyatakan lolos uji oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, per tanggal 21 April 2020. Rencananya, alat ini akan diproduksi massal dan dibagikan gratis kepada rumah sakit yang membutuhkan.*

Share this: