Murah dan Efektif, NanoMag PrintG Unpad Solusi Magnetik Beads untuk Uji PCR Covid-19

Laporan oleh Arif Maulana

NanoMag PrintG
Prof. Dr. I Made Joni, M.Sc., sedang memegang produk “NanoMag PrintG”. (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id, 30/6/2020] Universitas Padjadjaran mengembangkan inovasi nano magnet yang efektif digunakan untuk meningkatkan sensitivitas proses ekstraksi RNA pada pengujian PCR Covid-19. Inovasi bernama “NanoMag PrintG” ini bisa menjadi alternatif pengganti magnetik beads komersial, sehingga tidak perlu impor dan harganya bisa jauh lebih murah.

Inovasi ini dikembangkan oleh peneliti dari Pusat Riset Nanoteknologi dan Graphene (PrintG) Unpad bekerja sama dengan Pusat Studi Infeksi Klinik Fakultas Kedokteran Unpad, serta Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Biologi Molekuler Unpad.

(baca juga: Lima Inovasi Unpad Bantu Aktivitas Laboratorium Pengujian Covid-19)

Peneliti PrintG Unpad Prof. Dr. Camellia Panatarani, M.Si., menjelaskan, NanoMag PrintG memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding magnetik beads komersial yang rata-rata memiliki ukuran lebih besar. Namun, dari segi efektivitas, NanoMag memiliki kemampuan mengikat asam nukleat yang baik.

“Nano lebih efektif, dengan ukuran kecil dia bisa mengikat RNA,” ujar Prof. Camellia.

NanoMag PrintG dikembangkan dari bahan magnetik yang dapat ditemukan di Indonesia. Karena itu, inovasi ini murni menggunakan produk asli Indonesia. Hal inilah yang menjadikan harga NanoMag bisa setengah lebih murah dari produk beads komersial di pasaran yang notabene diperoleh secara impor.

Perbedaan dengan produk magentik beads komersial adalah pada modifikasi permukaannya. Guru Besar FMIPA Unpad ini  menjelaskan, sebagai produk magnetik, NanoMag PrintG akan menarik berbagai benda saat proses ekstraksi RNA dilakukan.

Melalui modifikasi permukaannya, NanoMag akan lebih sensitif untuk mengikat asam nukleat RNA, sehingga RNA tidak akan ikut terbawa bersama benda lainnya saat proses pencucian mekanis yang dilakukan oleh bahan magnetiknya.

“Modifikasi permukaannya kita canggihkan,” kata Prof. Camellia.

Produk NanoMag PrintG ini telah diujikan di Laboratorium BSL-2 di Rumah Sakit Pendidikan Unpad. Hasilnya, NanoMag dengan kadar konsentrasi yang rendah memiliki efektivitas setara dengan magnetik komersial dengan konsentrasi yang banyak.

Peneliti PrintG Unpad lainnya yang juga Guru Besar FMIPA Unpad, Prof. Dr. I Made Joni, M.Sc., menjelaskan, penggunaan NanoMag yang sedikit memiliki efektivitas yang sama dengan penggunaan magnetik komersial. Sebagai contoh, 20 mikroliter NanoMag bisa menarik RNA yang sama dengan 300 mikroliter komersial beads.

(baca juga: Peneliti Unpad Kembangkan Inovasi VTM yang Tahan Suhu Ruang)

“Apalagi jika kadarnya disamakan menjadi 300 mikroliter, tentu akan jauh lebih banyak yang ditarik,” jelasnya.

Ide awal pengembangan inovasi ini berawal dari terhambatnya proses ekstraksi PCR Covid-19 karena keterbatasan magnetik beads. Apalagi saat ini permintaan magnetik beads cukup tinggi mengingat pandemi Covid-19 menyerang hampir seluruh negara di dunia.

Sebagai institusi yang ikut melakukan uji ekstraksi Covid-19, sejumlah laboratorium uji di Unpad juga mengalami kesulitan untuk pemenuhan magnetik beads ini. Karena itu, PrintG Unpad mencoba menghasilkan produk beads yang dibuat dari bahan lokal.

“Ada kebutuhan, kita pelajari kebutuhannya, dan karena kita ahlinya di bidang itu, kita buatkan. Tetapi kita membuat sesuatu yang baru, yaitu ukurannya dikecilkan dan modifikasi permukaannya kita bedakan,” ujar Prof. Made.

(baca juga: Peneliti Unpad Kembangkan Dua Inovasi Alternatif Alat Tes Covid-19)

NanoMag PrintG tidak hanya digunakan untuk proses ekstraksi RNA Covid-19 saja. Produk ini bisa digunakan untuk proses ekstraksi RNA lainnya. Bahkan, produk ini juga bisa digunakan untuk proses ekstraksi di bidang keilmuan lainnya.

“Kuncinya adalah modifikasi permukaannya,” kata Prof. Made.

Saat ini, produk NanoMag PrintG sudah siap diproduksi massal. Namun, prosesnya harus mendapat izin produksi terlebih dahulu dari Kementerian Kesehatan.*

Share this: