Kiri ke kanan:

Rilis

FPIK Unpad
Kiri ke kanan: Fittrie Meyllianawaty Pratiwy, Ph.D. dan Ibnu Faizal, M.T.*

[unpad.ac.id, 6/8/2020] Dua dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran  Fittrie Meyllianawaty Pratiwy, Ph.D. dan Ibnu Faizal, M.T mendapatkan apresiasi sebagai penyaji terbaik (The Best Presenter) pada “The 1st International Conference Fisheries and Marine” yang diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun pada 13 -15 Juli 2020.

Seminar Internasional ini diikuti sebanyak 85 peserta yang berasal dari beberapa negara, seperti: Amerika Serikat, Portugal, Brunei Darusalam, serta Malaysia. Seminar ini dibagi ke dalam lima ruangan keilmuan: oseanografi, akuakultur, perikanan tangkap, bioteknologi, dan manajemen pesisir.

(baca juga: Mahasiswa FPIK Unpad Raih Juara di Untirta)

Pada kesempatan tersebut, Fittrie mempresentasikan riset di ruang akuakultur dengan judul Circadian Rhythms of Feeding Activity in Nile Tilapia (Oreochromis niloticus)”. Riset ini membahas tentang ritme perilaku makan ikan di siang dan malam hari. Eksperimen dilakukan untuk melihat apakah aktivitas nmakan ikan nila diatur oleh osilator sirkadian internal atau tidak. Aktivitas makan ikan kemudian diamati pada intensitas cahaya dan suhu terkontrol.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila memiliki kapasitas dualistik untuk permintaan makan baik dalam fase terang maupun gelap. Selain itu, di bawah eksperimen ritme sirkadian dengan kondisi lingkungan yang konstan, satu individu menunjukkan fenomena bebas dalam aktivitas makannya. Hasilnya menunjukkan bahwa perilaku makan nila tilapia di bawah kendali jam biologis,” kata Fittrie.

(baca juga: FPIK Unpad Sebar Benih Ikan Patin di Perairan Cekdam Kampus Jatinangor)

Menariknya, individu tersebut menunjukkan ritme sirkadian yang lebih lama dari 24 jam (τ = 24,4) ketika dihadapkan pada kegelapan konstan di satu sisi. Hal tersebut menunjukkan ritme yang lebih pendek dari 24 jam (τ = 23,6) ketika ia terkena cahaya konstan di sisi lain.

“Dengan demikian, ikan nila tampaknya memiliki sistem jam biologis ganda dan sistem sirkadian ini dapat mempengaruhi perubahan musiman aktivitas makan makanan yang disinkronkan dengan perubahan fotoperiode alami” lanjutnya.

Sementara itu, Ibnu mempresentasikan riset di ruang oseanografi dengan judul Vulnerability of Java Sea Marine Protected Areas Affected by Marine Debris. Riset membahas tentang ancaman yang dihadapi oleh Kawasan Konservasi (KK) sebagai area konservasi perlindungan ekosistem terkait polusi, yaitu sampah laut.

Sampah Laut yang sudah menjadi isu global mengancam ekosistem yang berada pada KK seperti ekosistem terumbu karang, lamun, serta mangrove. Riset ini berfokus pada menilai kerentanan KK berdasarkan lintasan sampah laut yang dipengaruhi oleh kondisi oseanografi. Riset ini merupakan riset kolaborasi dengan dosen FPIK Unpad Noir Primadona Purba, S.Pi., M.Si.

(baca juga: Tata Ruang Laut Jadi Salah Satu Strategi Pembangunan Perikanan dan Kelautan Indonesia)

“Tiga kawasan konservasi dipilih di wilayah laut Jawa termasuk Taman Nasional Kepulauan Seribu, Kawasan Konservasi Pulau Biawak, dan Taman Nasional Kepulauan Karimunjawa. Kami mensimulasikan kondisi laut dalam dua musim,” kata Ibnu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampah laut yang mengambang di sekitar KK memiliki potensi mencapai pantai di area KK dan memiliki pola yang berbeda antar musim. Sampah laut berhasil mendarat di zona yang paling penting, zona inti dan zona penyangga.

Pemodelan sampah laut, seperti yang digunakan dalam penelitian ini, dapat digunakan untuk memberi informasi kepada pihak berwenang mengenai titik pendaratan puing-puing mengambang. Dengan demikian, hal tersebut dapat membantu dalam pembuatan keputusan manajemen yang lebih baik dalam memerangi masalah puing laut global. (art)*

Share this: