Laporan oleh Arif Maulana

[unpad.ac.id, 31/1/2021] Tanpa kita sadari, seluruh benda dan fenomena yang ada di sekitar sangat dipengaruhi oleh peran struktur nano. Hal ini yang membuat kajian nano dalam bidang ilmu fisika menjadi sangat menarik untuk digeluti.
Menurut Guru Besar Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Camellia Panatarani, M.Si., peran nano material sangat penting dalam kehidupan. Keragaman warna, kekayaan rasa, hingga beragam fenomena unik di alam bisa tercipta karena peran dari struktur nano.
“Dengan nano kita bisa mengikuti apa yang ada di dalam dan kita bisa buat untuk kepentingan ilmu teknologi,” ungkap Prof. Camellia dalam diskusi “Satu Jam Berbincang Ilmu: Nanoteknologi untuk Semua” yang digelar secara virtual, Sabtu (30/1) sore.
Seberapa besar nano itu? Prof. Camellia menjelaskan, skala nano adalah sepermiliar dari sesuatu. Jika ditulis dengan angka, besar nano yaitu 10-9 atau 0,000000001.
Jika dibayangkan, lanjut Prof. Camellia, perbandingan skala nano dengan bendanya adalah serupa dengan membandingkan planet bumi dengan bola sepak. Besaran diameter bumi adalah 107 meter, sedangkan bola sepak memiliki besar 10-1 m. Ini berarti ada selisih 108 antara besaran planet bumi dan bola sepak.
Karena itu, struktur nano tidak bisa dilihat secara langsung oleh mata telanjang.
Walau berukuran sangat kecil, nano menjadi salah satu teknologi yang berperan penting di abad ini. Nanoteknologi akan meningkatkan efektivitas dari suatu material.
Prof. Camellia mencontohkan salah satu produk inovasi nanoteknologi yang dikembangkannya bersama peneliti di Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi Nanopowder Fungsional atau Finder U-CoE Unpad.
Inovasi nanomagnetik bernama “NanoMag” merupakan magnetik beads berukuran nano yang memiliki kemampuan mengikat asam nukleat atau RNA yang lebih baik dibanding produk magnetik beads di pasaran yang rata-rata memiliki ukuran lebih besar dari nano.*