Tepis Kabar Menyesatkan, Prof. Kusnandi Rusmil Pastikan Keamanan Vaksin Sinovac Cukup Baik

Guru Besar

Laporan oleh Arif Maulana

kusnandi rusmil
Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad yang juga Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr. Sp.A(K), M.Kes., dalam peluncuran acara “International Conference Tackling the Covid-19: Health, Economic, Diplomacy, and Social Perspectives”” di Halaman Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (4/1). (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id, 4/1/2020] Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr. Sp.A(K), M.Kes., menepis kabar menyesatkan seputar efek samping dari proses uji klinis fase III vaksin Covid-19 yang sudah berlangsung selama 6 bulan.

“Isu yang beredar vaksin begini, vaksin begitu, rasanya enggak. Indonesia dari dulu sudah biasa melakukan imunisasi (uji klinis vaksin), baik di puskesmas, di daerah, dan sebagainya,” kata Prof. Kusnandi dalam peluncuran acara “International Conference on Covid-19 Pandemic” di Halaman Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (4/1).

Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad ini menjelaskan, selama 6 bulan uji klinis dilakukan, efek samping yang dirasakan sejumlah relawan hanya panas ringan dan sedikit demam. Efek ini juga sembuh dengan sendirinya dalam 2 hari.

Karena itu, Prof. Kusnandi Rusmil menjamin bahwa efektivitas vaksin Covid-19 asal Sinovac, Tiongkok, ini memiliki keamanan yang cukup baik. Sementara untuk efektivitas dan imunogenitasnya masih dalam proses penelitian.

[irp]

“Penelitiannya belum selesai, nanti sebentar lagi pada bulan Januari saya akan melakukan report ke Bu Rektor untuk dilaporkan kepada Bio Farma,” ujarnya.

Efek samping yang ditimbulkan dinilai tidak menyebabkan hal-hal yang krusial. “Memang selalu ada efek sampingnya, tetapi selalu bisa kita atasi. Manfaat vaksin jauh lebih besar dari efek sampingnya,” tegas Prof. Kusnandi Rusmil.

Tim riset uji klinis Covid-19 Unpad sendiri sudah melakukan penyuntikan terhadap 1.620 subyek penelitian yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Total peserta yang melakukan pendaftaran uji klinis ini berjumlah 1.814 orang.

Dari total pendaftar, pihaknya melakukan seleksi dengan cara menggelar tes rapid dan tes swab. Hasilnya terjaring 1.732 orang yang memenuhi persyaratan tahap pertama. Selanjutnya, tim melakukan seleksi lagi sehingga menghasilkan 1.620 orang.

Proses penyuntikan pertama sudah dilakukan terhadap 1.620 orang. Namun, jumlah relawan berkurang menjadi 1.603 saat proses penyuntikan kedua dilakukan.

“Yang 17 tidak datang dengan alasan ada yang pindah kantor, ada yang sakit, dan sebagainya,” kata Prof. Kusnandi Rusmil.

Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti mengatakan, proses uji klinis fase III vaksin Covid-19 dinilai tepat dilakukan oleh Unpad. Ini didasarkan, Unpad sudah beberapa kali melakukan uji klinis sejumlah vaksin yang beredar di Indonesia.

“Kita juga berbangga bisa bekerja sama dengan Bio Farma yang sudah lama dilakukan, salah satunya tentang vaksin,” kata Rektor.

[irp]

Gelar Konferensi

Dalam acara tersebut, Ketua Ikatan Alumni Unpad Irawati Hermawan juga menyampaikan mengenai konferensi  internasional “Tackling the Covid-19: Health, Economic, Diplomacy, and Social Perspectives” yang akan digelar atas kerja sama Ika Unpad dengan Unpad, 23 -25 Februari mendatang.

“Konferensi internasional ini diharapkan akan menghadirkan solusi yang komprehensif untuk menangani pandemi Covid-19,” kata Ira.

Melalui acara ini, Ika Unpad akan mengundang sejumlah tokoh publik, di antaranya Menko Perekonomian, Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Menteri BUMN, Gubernur Jawa Barat, hingga Ketua tim Gugus Tugas Covid-19.

“Kami juga akan melibatkan pembicara dari para akademisi, organisasi, serta sektor swasta,” kata Ira.*

Share this: