Tim Riset Unpad Akan Serahkan Laporan Berkala Uji Klinis Vaksin Covid-19 ke Bio Farma

Presiden RI Joko Widodo berdiskusi dengan

Laporan oleh Arif Maulana

vaksin covid-19
Tenaga kesehatan tengah bersiap melakukan simulasi penyuntikan vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eijkman No. 38, Bandung, Kamis (6/8/2020). (Foto: Arif Maulana)*

[unpad.ac.id, 6/1/2021] Tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran akan melaporkan hasil imunisasi vaksin asal Sinovac selama tiga bulan kepada PT. Bio Farma, Jumat (8/1) mendatang. Laporan tersebut kemudian akan diteruskan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut Manajer Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Dr. Eddy Fadlyana, dr., Sp.A(K), M.Kes., mengatakan, laporan tiga bulanan itu berisi hasil dua kali vaksinasi yang dilakukan oleh tim riset. Selanjutnya, BPOM akan melakukan kajian dari laporan tersebut bersama dengan laporan serupa dari Brasil dan Turki.

Dikutip dari Tempo, Eddy menjelaskan, laporan tersebut diberikan untuk pertimbangan Emergency Use Authorization (EUA). EUA merupakan izin sementara yang dikeluarkan otoritas untuk penggunaan obat maupun vaksin secara terbatas.

Artinya, izin penggunaan obat atau vaksin yang dikeluarkan EUA hanya untuk kalangan tertentu saja.

[irp]

Usai laporan tiga bulanan tersebut, tim riset Unpad akan menyampaikan laporan akhir pada Maret mendatang. Laporan ini berisi hasil uji klinis vaksin yang sudah dilakukan selama 6 bulan di Bandung dengan melibatkan 1.620 relawan.

Ada tiga poin utama yang disorot dalam laporan hasil uji klinis tersebut, yaitu keamanan, keadaan antibodi, hingga efektivitasnya terhadap Covid-19.

Sebelumnya, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr. Sp.A(K), M.Kes., menjamin bahwa efektivitas vaksin Covid-19 asal Sinovac, Tiongkok, ini memiliki keamanan yang cukup baik. Sementara untuk efektivitas dan imunogenitasnya masih dalam proses penelitian.

Efek samping yang ditimbulkan dinilai tidak menyebabkan hal-hal yang krusial. “Memang selalu ada efek sampingnya, tetapi selalu bisa kita atasi. Manfaat vaksin jauh lebih besar dari efek sampingnya,” tegas Prof. Kusnandi.*

[irp]

Share this: